BAB IV
PERKIRAAN
DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN
Melalui
pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur social
kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejarah bangsa tersebut.
Melalui pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi
tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntutan karena
pengaruh dari luar masyarakat yang bersangkutan. Dan melalui pendidikan pula
akan ditetapkan langkah-langkah yang dipilih masa kini sebagai upaya mewujudkan
aspirasi dan harapan di masa depan.
Dalam
UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan nasional Pasal 1 telah
ditetapkan antara lain bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran, dan/atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.” Setelah mempelajari bab ini diharapkan
dapat:
1.
Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan,
serta peranan factor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), arus komunikasi yang semakin padat dan cepat, serta
kebutuhan yang meningkat dalam layanan professional terhadap masyarakat di masa
depan tersebut.
2.
Memahami berbagai upaya pendidikan untuk mengantisipasi masa
depan, baik yang berkenaan dengan penyiapan manusia maupun yang berkenaan
dengan perubahan sosiokultural, serta pembangunan sarana pendidikan untuk
mendukung upaya-upaya yang sedang atau akan dilaksanakan.
Bagi
mahasiswa calon tenaga kependidikan, utamanya guru, kajian tentang masyarakat
masa depan tersebut berdampak ganda, yakni untuk dirinya sendiri serta pada
gilirannya kelak untuk siswa-siswanya.
A.
Perkiraan
Masyarakat Masa Depan
Di dalam penjelasan UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dinyatakan bahwa “Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai
peranan yang amat sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan
kehidupan bangsa yang bersangkutan.” Demi pemahaman dank arena adanya saling
pengaruh antara pendidikan dan latar sosiokultural, maka perlu dikemukakan
terlebih dahulu pengertian kebudayaan. Kebudayaan itu dapat:
1) Berwujud
ideal yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya.
2) Berwujud
kelakuan yakni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3) Berwujud
fisik yakni benda-benda hasil karya manusia.
Pengertian kebudayaan yang begitu luas
tersebut seringkali dipecah lagi dalam unsur-unsurnya, dan sering dipandang
sebagai unsur-unsur universal dari kebudayaan, yakni:
Ø Sistem
religi dan upacara keagamaan
Ø Sistem dan
organisasi kemasyarakatan
Ø Sistem
pengetahuan
Ø Bahasa
Ø Kesenian
Ø Sistem mata
pencarian
Ø Sistem
teknologi dan peralatan.
Perubahan yang cepat tersebut mempunyai
beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri
masyarakat di masa depan.
1. Kecenderungan
Globalisasi
Istilah globalisasi (asal kata: global yang
berarti sevara umumnya, utuhnya, kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu
keutuhan seakan-akan tanpa tapal batas administrasi Negara, dunia menjadi amat
transparan, serta saling ketergantungan antarbangsa di dunia semakin besar,
dengan kata lain menjadikan dunia sebagai satu keutuhan, satu kesatuan. Empat
bidang kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya
dobraknya, yakni bidang-bidang iptek, ekonomi, lingkungan hidup, dan
pendidikan.
Disamping keempat bidang tersebut,
kecenderungan globalisasi juga tampak dalam bidang politik, hokum dan hak-hak
asasi manusia, paham demokrasi, dan sebagainya.Kecenderungan globalisasi
tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat dihindari.Oleh karena itu, banyak
gagasan dalam menghadapi globalisasi itu yang perlu menekankan berpikir dan
berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan
keadaan nyata disekitarnya.
2. Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
Perkembangan iptek yang makin cepat dalam era
globalisasi merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan.
Percepatan perkembangan iptek tersebut terkait dengan landasan ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. Terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan
iptek, yakni:
§ Penelitian
dasar (basic research)
§ Penelitian
terapan (applied research)
§ Pengembangan
teknologi (technological development)
§ Penerapan
teknologi.
Biasanya langkah-langkah tersebut diikuti
oleh langkah evaluasi, apakah hasil iptek tersebut diterima oleh masyarakat,
seumpama dari segi etis, politis, religius, dan sebagainya.
Ada
dua pola kebudayaan dalam masyarakat, yakni masyarakat ilmuwan dan masyarakat
terdidik/nonilmuwan (scientific and literary communities), yang akan menghambat
kemajuan baik iptek maupun masyarakat itu sendiri. Untuk mengantisipasi keadaan
tersebut, dalam masyarakat masa depan maka perlu diupayakan agar setiap anggota
masyarakat memiliki wawasan yang tepat serta mengetahui terminologi beserta
maksudnya yang lazim digunakan tanpa harus menjadi pakar iptek tersebut.
3. Perkembangan
Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah yang
berkaitan dengan informasi dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi,
komputer, dan sebagainya.Pada umumnya bentuk komunikasi langsung (verbal
ataupun nonverbal) dikenal sebagai komunikasi antarpribadi (interpersonal
communication), baik komunikasi antar dua orang maupun komunikasi kelompok
kecil dengan ciri pokok adanya dialog di antara pihak-pihak yang berkomunikasi.Sedangkan
bentuk komunikasi yang bercirikan monolog adalah komunikasi publik, yang
dibedakan atas komunikasi pembicara-pendengar dan komunikasi massa. Proses
komunikasi meliputi beberapa unsur dasar, yakni:
·
Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau perilaku yang
diinginkan oleh pengirim pesan.
·
Penyandian (encoding), yakni pengubahan/penerjemahan isi pesan
kedalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.
·
Transmisi (pengiriman) pesan.
·
Saluran.
·
Pembukasandian (decoding), yakni penerjemahan kembali apa yang
diterima kedalam isi pesan oleh penerima.
·
Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.
·
Gangguan/hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsur
dasar lainnya.
Terdapat
beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam upaya-upaya untuk merebut
teknologi, seperti:
·
Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir.
·
Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan sinyal beragam
menuju bentuk ISDN (integrated service digital network).
·
Dibidang media cetak.
·
Dibidang media elektronik.
4.
Peningkatan Layanan Profesional
Salah
satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan
profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Profesi adalah suatu
lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu, “suatu vokasi khusus yang
mempunyai ciri-ciri: Expertise (keahlian), responbility (tanggung jawab),
corporateness (kesejawatan).” Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi sehingga memperoleh status
yang melembaga sebagai professional. Didalamnya akan terkait dengan
permasalahan akreditasi, sertifikasi, dan izin praktek. Mc Cully (1969, dari T.
Raka Joni, 1981: 5-8) mengemukakan enam tahap dalam proses profesionalisasi
yakni:
a)
Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu
profesi sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.
b)
Penyepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan
prajabatan tentang standar kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh setiap
calon profesi tersebut.
c)
Akreditas
d)
Mekanisme sertifikasi dan pemberian izin praktek.
e)
Secara perseorangan maupun secara berkelompok, pemangku profesi
bertanggung jawab penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya.
f)
Kelompok professional memiliki kode etik, yang berfungsi ganda,
yakni:
v Perlindungan
terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang bermutu.
v Perlindungan
dan pedoman peningkatan kualitas anggota.
B. Upaya Pendidikan dalam
Mengantisipasi Masa Depan
Edgar Faure
dalam surat (18 Mei 1972) yang mengantar laporan komisi Internasional
Pengembangan Pendidikan yang diketuainya, yang dikirim kepada Direktur Jendral
UNESCO, mengemukakan bahwa “rumusan-rumusan tradisional dan perbaikan-perbaikan
sebagian, tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan yang belum pernah ada, yang
timbul dari tugas dan fungsi baru yang harus dipenuhi.” Pengembangan pendidikan
dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara
keseluruhan dengan pendekatan sistematis-sistematik.Pendekatan sistematis
adalah pengembangan pendidikan dilakukan secara teratur melalui perencanaan
yang bertahap. Sedang sistematik menunjuk pada pendekatan sistem dalam proses
berpikir yang mengaitkan secara fungsional semua aspek dalam pembaruan
pendidikan tersebut.
1.
Tuntutan bagi Manusia Masa Depan (Manusia
Modern)
Secara
tersirat telah pula dibicarakan tentang tantangan-tantangan yang akan dihadapi
manusia masa depan, seperti: kemampuan menyesuaikan diri dan memanfaatkan
peluang globalisasi dalam berbagai bidang, wawasan dan pengetahuan yang memadai
tentang iptek, paling tidak bisa menggunakan teknologi yang ada tanpa harus
menjadi pakar iptek, kemampuan menyaring dan memanfaatkan arus informasi yang
semakin padat dan cepat, dan kemampuan bekerja efisien sebagai cikal bakal
kemampuan profesional.
Tujuan-tujuan pendidikan dasar:
a.) Pengembangan
kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk:
Ø
Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan,
Ø
Membiasakan untuk berperilaku yang baik,
Ø
Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar,
Ø
Memelihara kesehatan jasmani dan rohani,
Ø
Memberikan kemampuan untuk belajar, dan
Ø
Membentuk kemampuan untuk belajar.
b.) Pengembangan
kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat sekurang-kurangnya mencakup
upaya untuk:
Ø
Memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat,
Ø
Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam masyarakat, dan
Ø
Memberikan pengetahuan serta keterampilan dasar yang diperlukan.
c.) Pengembangan
kehidupan peserta didik sebagai warga Negara sekurang-kurangnya mencakup upaya
untuk:
Ø
Mengembangkan perhatian dan pengetahuan tentang hak dan kewajiban
sebagai warga negara Republik Indonesia,
Ø
Menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa
dan negara, dan
Ø
Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan
untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
d.) Pengembangan
kehidupan peserta didik sebagai anggota umat manusia mencakup upaya untuk:
Ø
Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat,
Ø
Meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia,
Ø
Memberikan pengertian tentang ketertiban dunia,
Ø
Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antarbangsa.
e.) Mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah dalam menguasai kurikulum
yang disyaratkan.
Tuntutan manusia Indonesia di masa
depan, setelah memiliki kemampuan dasar terutama diarahkan kepada pembekalan
kemampuan yang sangat diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di masa
depan tersebut. Beberapa diantaranya:
(1) Ketanggapan
terhadap berbagai masalah social, politik, budaya (kultural), dan lingkungan.
(2) Kreativitas
di dalam menemukan alternatif pemecahannya.
(3) Efisiensi
dan etos kerja yang tinggi.
Pentingnya mengembangkan empat hal
pada peserta didik, yaitu:
(1) Kemampuan
mengantisipasi perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan.
(2) Kemampuan
dan sikap untuk mengerti dan mengatasi situasi.
(3) Kemampuan
mengakomodasi.
(4) Kemampuan
mereorientasi.
Akhirnya dikemukakan pendapat Mayjen
Sajidiman pada 10 November 1972 yang menekankan kemampuan yang diperlukan
manusia Indonesia berdasarkan fungsinya adalah:
(1) Pekerja yang
terampil yang menjadi bagian utama dari mekanisme produksi (dalam arti luas)
yang harus lebih efektif dan efisien.
(2) Pemimpin dan
manajer yang efektif, memiliki kemampuan berpikir, mengambil keputusan,
mengendalikan pelaksanaan dengan cakap dan berwibawa.
(3) Pemikir yang
mampu menentukan/memelihara arah perjalanan dan melihat segala kemungkinan di
hari depan.
2. Upaya
Mengantisipasi Masa Depan
Kajian tentang upaya mengantisipasi
masa depan melalui pendidikan akan diarahkan pada:
·
Aspek yang paling berperan dalam individu untuk memberi arah
antisipasi tersebut yakni nilai dan sikap.
·
Pengembangan budaya dan sarana kehidupan
·
Tentang pendidikan itu sendiri, utamanya pengembangan sarana
pendidikan. Ketiga hal tersebut merupakan titik strategi dalam mengantisipasi
masa depan.
a.) Perubahan
Nilai dan Sikap
Nilai merupakan norma, acuan yang
seharusnya, dan kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut
dapat bersumber dari berbagai hal, seperti agama, hukum, adat istiadat, dan
moral, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Salah satu pengaruh
nilai-nilai tersebut akan tampak dalam sikap (attitude) seseorang.Kalau nilai
masih bersifat umum, maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan
disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap
objek tersebut (positif atau negatif). Sebagai kemampuan internal, sikap akan
sangat berperan menentukan apabila terbuka, kemungkinan berbagai alternatif
untuk bertindak. Ada tiga aspek, yaitu;
1.
Aspek kognitif
2.
Aspek afektif
3. Aspek
konatif
Pembentukan/pengubahan
nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti pembiasaan, internalisasi nilai melalui ganjaran-hukuman, keteladanan
(modeling), teknik klarifikasi nilai, dan sebagainya.
b.) Pengembangan
Kebudayaan
Kebudayaan
mencakup unsur-unsur mulai dari sistem religi, kemasyarakatan, pengetahuan,
bahasa, kesenian, mata pencarian, sampai dengan sistem teknologi dan
peralatan.Pelestarian nilai-nilai luhur Pancasila sebagai inti ketahanan budaya
tersebut menjadi acuan pokok dalam memilih dan memilah segala pengaruh yang
datang agar tidak terjadi krisis identitas bangsa Indonesia.Peranan pendidikan
merupakan factor menentukan dalam membangun dan memperkuat ketahanan budaya tersebut.
c.)
Pengembangan Sarana Pendidikan
Pendidikan
merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, karena
pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk berperan di
masa yang akan datang. Oleh karena itu, pengembangan sarana pendidikan sebagai
salah satu prasyarat utama untuk menjemput masa depan dengan segala kesempatan
dan tantangannya. Peningkatan mutu pendidikan dasar itu yang wajib diikuti oleh
semua warga Negara akan menjadi cikal bakal ke arah:
·
Peningkatan mutu pendidikan menengah dan tinggi
·
Terbentuknya masyarakat terdidik yang mampu terus belajar mandiri
Khusus untuk
menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal
yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S.
Hamijoyo mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yakni:
1. Pendidikan
untuk pengembangan iptek,
2. Pendidikan
untuk pengembangan keterampilan manajemen,
3. Pendidikan
untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan,
4. Pendidikan
untuk pengembangan sistem nilai,
5. Pendidikan
untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan kepelatihan.
No comments:
Post a Comment