1.
Jelaskan
potensi fitrah yang dapat berkembang dinamis ?
Jawab: Fitrah
artinya Suci dan bersih. Menurut John Locke yang mengemukakan teori tabularasa
bahwa manusia yang baru dilahirkan itu dapat diumpamakan
sebagai kertas putih yang belum ditulisi (a sheet ot white paper avoid of all
characters)”.
Jadi, sejak lahir manusia itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa.
Seperti halnya selembar kertas putih bersih yang belum
terkotori oleh setitik noda itu sama halnya dengan anak di mana pada masa
tersebut anak masih belum mengerti dan memahami apa yang di lihat serta di
dengarnya, sehingga tugas dari orang tua adalah memberi pengertian dan
mengarahkan kepada perilaku atau kepribadian yang baik.
2.
Mengapa peserta didik bukanlah
miniatur orang dewasa ?
Jawab: Peserta didik bukan merupakan miniatur orang
dewasa karena peserta didik itu mempunyai dunianya sendiri. Hal ini harus
dipahami agar perlakuan terhadap mereka berbeda, tidak bisa disamakan dengan
dunia orang dewasa. Pendidik harus menyesuaikan cara pandang materi dengan
peserta didiknya
3.
Bagaimana cara pendidik mengimplementasikan peserta didik sebagai
objek dan subjek ?
Jawab: Pendidik dapat mengimplementasikanpeserta didik sebagai obyek
sekaligus subyek dengan cara mereka bersama-sama saling mengisi kegiatan,
belajar aktif dan kreatif. Disini dibutuhkan partisipasi aktif di kelas,
bekerja keras dan mampu menghargainya, suasana demokratis, saling menghargai
dengan kedudukan yang sama antar teman, serta kemandirian akademis.
Beberapa
petunjuk penerapan Pembelajaran Aktif:
a.
Mulailah pelajaran dengan menanyakan
ringkasan atau apa yang penting dari pelajaran yang lalu. Mintalah peserta
didik untuk membagikan apa yang mereka tulis atau ketahui kepada teman sekelas.
b.
Mintalah peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan apa yang belum mereka pahami atau minta keterangan lebih
lanjut mengenai pelajaran yang lalu atau pelajaran yang akan diberikan.
c.
Mintalah peserta didik untuk menerka
materi apa yang akan diberikan pada hari ini.
d.
Meminta peserta didik untuk
menuliskan komentar/mengomentari secara lisan topik atau tema yang akan
dibahas.
e.
Gunakanlah teknik permainan “jigsaw”
untuk sarana permainan dalam kelompok kecil. Masing-masing kelompok memiliki
tugas yang sama, tetapi sedikit informasi, sehingga mereka harus bekerjasama.
f.
Mempersiapkan diskusi dengan
menanyakan sesuatu, menyebutkan angka satu untuk yagn setuju atau menunjukkan
kertas warna hijau, angka dua atau warna merah untuk yang tidak setuju, dan
angka tiga atau warna kuning untuk yang ragu-ragu. Kemudian berdasarkan jawaban
itu peserta didik diminta untuk mengajukan alasan atau argumentasinya.
g.
Kerja kelompok, dimana setiap
kelompok melakukan aktivitas tertentu sesuai dengan topik atau tema yang sedang
dibahas/disampaikan.
h.
Pada akhir proses pembelajaran,
peserta didik diminta untuk menuliskan ringkasan menurut bahasanya sendiri.
i.
Peserta didik diminta untuk
merumuskan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan pokok atau tema bahasan, setelah
ditukarkan dengan teman yang lain (misalnya sebangku), kemudian diminta untuk
mengerjakannya sebagai pekerjaan rumah.
j.
Peserta didik diminta untuk
memberikan contoh dari pengalamannya yang berkaitan dengan pokok/tema yang baru
saja dibahas.
4.
Jelaskan kedudukan
peserta didik dalam proses pembelajaran ?
Jawab :
Dalam pembelajaran, kedudukan peserta didik dibagi
menjadi tiga,yaitu peserta didik dapat dipandang sebagai objek didik, subjek
didik, dan sebagai subjek dan objek didik sekaligus.
Dalam pandangan konvensional, peserta didik dipandang
sebagai objek didik, ialah sebagai wadah yang harus diisi dengan pengetahuan,
dan ketrampilan. Peserta didik diperlakukan pasif dan dipandang tidak mempunyai
potensi apapun, ia harus menerima semua yang diberikan guru.
Dalam pandangan modern, peserta didik dipandang sebagai
subjek yang memiliki potensi tersendiri, ia aktif mengembangkan potensinya, ia
merespon, bertanya dan menanggapi keterangan guru pada saat berlangsungnya
pembelajaran.
Kedudukan peserta didik sebagai subjek sekaligus objek
ialah guru dan peserta didik harus bisa
menyesuaikan pola pengajaran yang demokratis di ruang kelas agar bisa memenuhi
kebutuhan peserta didik.
5.
Jelaskan tentang teori Tabularasa ?
Jawab :
Teori
Tabularasa adalah teori yang menyatakan bahwa setiap individu dilahirkan dengan
jiwa yang putih bersih dan suci (yang akan menjadikan anak itu baik atau buruk
adalah lingkungannya). Tabula rasa (dari bahasa Latin kertas kosong) merujuk
pada pandangan epistemologi bahwa seorang manusia lahir tanpa isi mental
bawaan, dengan kata lain "kosong", dan seluruh sumber pengetahuan
diperoleh sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi alat inderanya
terhadap dunia di luar dirinya. Umumnya para pendukung pandangan tabula rasa
akan melihat bahwa pengalamanlah yang berpengaruh terhadap kepribadian,
perilaku sosial dan emosional, serta kecerdasan. Gagasan mengenai teori ini
banyak dipengaruhi oleh pendapat John Locke di abad 17. Dalam filosofi Locke,
tabula rasa adalah teori bahwa pikiran (manusia) ketika lahir berupa
"kertas kosong" tanpa aturan untuk memroses data, dan data yang
ditambahkan serta aturan untuk memrosesnya dibentuk hanya oleh pengalaman alat
inderanya. Pendapat ini merupakan inti dari empirisme Lockean. Anggapan Locke,
tabula rasa berarti bahwa pikiran individu "kosong" saat lahir, dan
juga ditekankan tentang kebebasan individu untuk mengisi jiwanya sendiri.
Setiap individu bebas mendefinisikan isi dari karakternya - namun identitas
dasarnya sebagai umat manusia tidak bisa ditukar. Dari asumsi tentang jiwa yang
bebas dan ditentukan sendiri serta dikombinasikan dengan kodrat manusia inilah
lahir doktrin Lockean tentang apa yang disebut alami.
6.
Sebutkan 4 ciri khas peserta didik ?
Jawab :
a)
Sebagai individu yang memiliki
potensi fisik dan psikis.
b)
Sebagai individu yang sedang
berkembang baik potensi fisik maupun psikis.
c)
Dalam pengembangan potensi tersebut
peserta didik membutuhkan bantuan orang lain.
d)
Memiliki kemampuan untuk mandiri.
7.
Apa pengaruh konsep tabula rasa
dalam dunia pendidikan ?
Jawab :
Jiwa seseorang
dianggap sebagai kertas kosong, itulah apa yang digambarkan di dalam konsep
tabula rasa. Kertas itu nantinya aka diisi dengan segala hal dan menjadikannya
berwarna. Tabula rasa ini juga telah mempunyai pengaruh di dalam dunia
pendidikan. Terkadang dalam suatu pembelajaran, siswa diibaratkan dengan kertas
putih dengan pemahaman yang masih kosong, dan kemudian guru bertugas untuk
mengisinya dengan materi-materi yang akan membuat lembaran kosong itu terisi
dengan materi-materi yang diberikan guru. Pengetahuan yang dimiliki siswa
tergantung dari apa yang diberikan guru. Hal yang diberikan guru akan
menjadi pengalaman yang berguna bagi siswa dan akan digunakan kembali dalam
membentuk pengetahuan yang akan datang.
Konsep Tabula
rasa ini juga membawa pengaruh yang
cukup besar dalam sistem pembelajaran konvensional. Dalam praktiknya di dalam
pembelajaran konvensional, guru terlalu terlihat aktif di dalam pembelajaran.
Dalam hal ini, siswa memang tidak pasif secara mutlak, tetapi aktivitas siswa
yang timbul sangat sedikit sekali, yaitu hanya terbatas pada mendengarkan,
mencatat, dan menjawab pertanyaan dari guru. Kegiatan para siswa hanya terbatas
terhadap apa yang diperintahkan guru dan cara yang ditetapkan guru.
8.
Sebutkan kategori peserta didik
dan implikasinya terhadap pendidikan !
Jawab :
Menurut
Samsul Nizar (2002) beberapa kategori peserta didik dan implikasinya terhadap
pendidikan, yaitu :
a.
Peserta didik bukan merupakan miniatur orang dewasa, akan tetapi memiliki dunia
sendiri.
b.
Peserta didik adalah manusia yang memiliki diferensiasi periodisasi
perkembangan dan pertumbuhan.
c.
Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik yang menyangkut
kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi.
d.
Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual.
e.
Peserta didik terdiri dari 2 unsur utama, yaitu jasmani dan rohani. f. Peserta
didik adalah manusia yang memiliki potensi (fitrah) yang dapat dikembangkan dan
berkembang secara dinamis.
9.
Jelaskan bagaimana kedudukan
peserta didik dipandang dari peserta didik sebagai objek didik, subjek didik,
dan objek sekaligus subjek didik!
Jawab :
Dalam
pembelajaran, peserta didik dapat dipandang sebagai objek didik, subjek didik,
dan sebagai subjek dan objek didik sekaligus. Dalam pandangan konvensional,
peserta didik dipandang sebagai objek didik, ialah sebagai wadah yang harus
diisi dengan pengetahuan, dan ketrampilan. Peserta didik diperlakukan pasif dan
dipandang tidak mempunyai potensi apapun, ia harus menerima semua yang
diberikan guru. Dalam pandangan modern, peserta didik dipandang sebagai subjek
yang memiliki potensi tersendiri, ia aktif mengembangkan potensinya, ia
merespon, bertanya dan menanggapi keterangan guru pada saat berlangsungnya
pembelajaran. Guru berfungsi sebagai fasilitator, menciptakan kondisi
sedemikian rupa sehingga peserta didik terjadi proses belajar. Kedudukan
peserta didik sebagai subjek sekaligus objek ialah guru dan peserta didik harus
bisa menyesuaikan pola pengajaran yang demokratis di ruang kelas agar bisa
memenuhi kebutuhan peserta didik.
10. Bagaimana
cara agar peserta didik aktif dalam proses pembelajaran ?
Jawab :
Setiap guru harus dapat
menerapkan kedudukan peserta didik sebagai subjek dan objek didik sekaligus
agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Guru harus bisa menyesuaikan pola
pengajaran demokratis di ruang kelas. Guru dan peserta didik harus bisa
bersikap aktif yang diharapkan agar bisa memenuhi kebutuhan peserta didik.
Selain itu, setiap guru harus dapat memunculkan terobosan-terobosan dan variasi
dalam pembelajaran semenarik dan sekreatif mungkin agar siswa tidak mudah
bosan.
No comments:
Post a Comment