JURNAL PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP KADAR KLORIN PADA AIR PDAM DI SAMARINDA - Articel Iftah Al-Muttaqin

Friday, October 2, 2020

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP KADAR KLORIN PADA AIR PDAM DI SAMARINDA

PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP KADAR KLORIN PADA AIR PDAM DI SAMARINDA M.MIFTAHUL MUTTAQIN Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman Jl. Gunung Kalua, Samarinda, Kalimantan Timur ABSTRAK Berbagai hasil dari limbah pertanian yang memiliki kadar selulosa tinggi dapat dimanfaatkan sebagai adsorben alternatif, salah satunya adalah adsorben dari limbah batang jagung, dimana batang jagung kering biasanya menjadi limbah dan dibakar diladang setelah panen yang tentunya mengakibatkan pencemaran lingkungan. Keadaan ini menjadi motivasi untuk memproduksi bahan yang bernilai tambah dari limbah batang jagung yaitu sebagai adsorben alternatif untuk mengurangi kadar klorin dalam air olahan, proses pembuatan adsorben alternatif ini dilakukan dengan menggunakan aktivator asam sulfat dengan konsentrasi 0,2 N dengan ukuran partikel 70 mesh dengan waktu adsorbsi 1 menit. Penambahan adsorben tongkol jagung dapat menurunkan kadar klorin dalam air PDAM di Samarinda yaitu dari 0.075 mg/L sebelum penambahan menjadi 0.035 mg/L setelah penambahan adsorben dengan persentase penurunan kadar sebesar 40% atau 0.04 mg/L. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa limbah batang jagung dapat dimanfaatkan sebagai adsorben untuk mengurangi kadar klorin dalam air olahan. Kata kunci : adsorben alternatif, tongkol jagung, aktivasi secara kimia ABSTRACK Various outcomes from agricultural waste that have high cellulose content can be utilized as alternative adsorbents, one of which is the adsorbent from corn stalk waste, where dry corn stalks usually become waste and burned in fields after harvest which of course causes environmental pollution. This situation becomes the motivation to produce value-added materials from corn stalk waste that is as alternative adsorbent to reduce chlorine level in processed water, the process of making alternative adsorbent is done by using sulfuric acid activator with concentration 0,2 N with 70 mesh particle size with time adsorption 1 minute. Addition of corncob adsorbent can decrease chlorine level in PDAM water in Samarinda from 0.075 mg / L before addition to 0.035 mg / L after addition of adsorbent with percentage decrease rate of 40% or 0.04 mg / L. From the research conducted it can be concluded that corn stem waste can be utilized as an adsorbent to reduce chlorine levels in processed water. Keywords : alternative adsorbent, corncob, chemical activation PENDAHULUAN Melihat pentingnya pemakaian karbon aktif dalam industri sebagai adsorben dan harganya cukup mahal, maka sebagai adsroben alternatif dimanfaatkanlah limbah batang jagung. Penelitian ini adalah tentang pemanfaatan limbah batang jagung sebagai adsorben alternatif pada pengurangan kadar klorin dalam air PDAM Di Samarinda. Digunakan sampel air PDAM karena air ini mudah diperoleh dan banyak masyarakat yang menggunakan air ini untuk semua kebutuhan sehari – hari. Walaupun kadar klorin pada air PDAM telah memenuhi standar batas aman klorin yang telah ditetapkan oleh pemerintah akan tetapi klorin yang masih ada sedikit (sisa klor) pada air PDAM dapat menimbulkan masalah apabila digunakan secara tidak tepat seperti digunakan sebagai air shower dalam keadaan panas, air untuk ikan hidup dan menyiram tumbuh – tumbuhan yang dapat merusak lingkungan karena klor dapat bereaksi dengan senyawa – senyawa organik. Metode pembuatan adsorben yang digunakan adalah metode aktivasi kimiawi dengan aktivator asam sulfat (H2SO4). Penelitian mengenai adsorben alternatif sebelumnya telah banyak dilakukan. . Permasalahan pokok yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah mampukah adsorben dari batang jagung mengurangi kadar klorin yang terdapat dalam air PDAM Di Samarinda TEORI Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Dalam kimia organik, klorin adalah sebuah cincin aromatik heterosiklik yang terdiri dari tiga pirola dan satu pirolina yang bergandengan melalui empat tautan metina. Tidak seperti porfirin, klorin tidak bersifat aromatik pada keseluruhan cincin walaupun memiliki komponen pirola yang aromatik. Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati. Fakta yang lebih mengejutkan adalah bahwa efek negatif kaporit terhadap tubuh manusia sebanyak 70% bukan masuk melalui air yang diminum, melainkan dari uap klor (kloroform) dalam kaporit yang terhirup saat mandi, ditambah dengan penyerapan kaporit melalui kulit. Hal ini terutama saat mandi dengan air hangat. Klorin biasanya terkandung pada air ledeng (PAM). Klorin ini akan masuk bersama air ledeng (PAM) yang digunakan pada saat penggantian air atau penataan ulang akuarium secara keseluruhan (new setup). Tingkat klorin diatas 0.02 mg/l (ppm) akan menyebabkan membran sisi insang (mucous membranes) ikan merasa terbakar dan berwarna merah. Klorin juga dapat mengganggu kerja bakteri pengurai yang menguntungkan pada saat mengurai polutan pada filter, bahkan dapat mematikan bakteri ini. Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari suatu fase fluida metode kasar yang digunakan dilapangan, yaitu memakai alat komparator dengan ortotolidin. Klor aktif akan membebaskan iodin I2 dari kalium Iodida (KI) jika pH < 8 (terbaik adalah pH < 3 atau 4), sesuai dengan reaksi berikut, OCl- + 2 KI + 2 HAs I2 + 2 KAs +Cl- + 2 H2O NH2Cl + 2 KI + 2 HAs I2 + KAs + KCl + NH4As I2 + Kanji Warna Biru I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI Sebagai indikator digunakan kanji yang merubah warna sesuatu larutan yang mengandung iodin menjadi biru. Untuk menentukan jumlah klor aktif, iodin yang telah dibebaskan oleh klor aktif tersebut dititrasikan dengan larutan standard natriumtiosulfat sesuai reaksi diatas. Titik akhir titrasi dinyatakan dengan hilangnya warna biru dari larutan. Asam asetik (HAs) CH3COOH harus digunakan untuk menurunkan pH larutan sampai 3 atau 4. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai adsorben alternatif dari batang jagung ini dilakukan dengan tahapan aktivasi, penentuan bilangan iodine dan tahap analisis. Pada tahap analisis dilakukan dengan tahapan analisa larutan blanko, penentuan kadar klorin sebelum penambahan adsorben, dan penentuan kadar klorin setelah penambahan adsorben dari batang jagung. Langkah pertama pembuatan bahan adsorben batang jagung : a. Batang jagung dikeringkan kemudian di potong kecil – kecil (± 0.5 cm), b. Dibelender batang jagung tadi kemudian di saring dengan saringan tepung untuk menghilangkan kotoran dan didapatkan serbuk tongkol jagung c. Keringkan pada suhu ruang Kemudian langkah kedua Penentuan volume Na2S2O3 pada larutan blanko : a. Pipet 10 ml aquades dan masukan kedalam labu erlenmeyer 250 ml b. Tambahkan 0.5 gram KI dan 2 ml asam sulfat pekat c. Aduk dengan magnet stirer dan diamkan di ruang gelap selama 5 menit d. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga kuning gading e. Tambahkan indikator kanji (terbentuk warna kuning, lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang menjadi tidak bewarna Langkah ketiga penentuan kadar klorin sebelum penambahan adsorben a. Pipet 10 ml larutan air PDAM dan masukan kedalam labu erlenmeyer 250 ml b. Tambahkan 0.5 gram KI dan 2 ml asam sulfat pekat c. Aduk dengan magnet stirer dan diamkan di ruang gelap selama 5 menit d. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga kuning gading e. Tambahkan indikator kanji (terbentuk warna kuning, lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang menjadi tidak bewarna f. Penentuan klor aktif sebagai mg Cl2/l : = Keterangan : A = ml titran Na2S2O3 untuk sampel B = ml titran Na2S2O3 0,01 untuk blanko (bisa positif atau negatif N = Normaliti larutan titran Na2S2O3 V = volume sampel (ml) Langkah yang terakhir Penentuan kadar klorin setelah penambahan adsorben a. Diambil 1 gram adsorben kemudian masukkan kedalam gelas kimia dan ditambahkan 20 ml air PDAM. Aduk dan diamkam beberapa saat b. Disaring campuran tadi dengan kertas saring c. Hasil saringan ditempatkan di gelas kimia yang lain d. Pipet 10 ml larutan air PDAM sudah di campur dengan adsorben dan masukan kedalam labu erlenmeyer 250 ml e. Tambahkan 0.5 gram KI dan 2 ml asam sulfat pekat f. Aduk dengan magnet stirer dan diamkan di ruang gelap selama 5 menit g. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga kuning gading h. Tambahkan indikator kanji (terbentuk warna kuning, lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang menjadi tidak bewarna i. Penentuan klor aktif sebagai mg Cl2/l : = Keterangan : A = ml titran Na2S2O3 untuk sampel B = ml titran Na2S2O3 0,01 N untuk blanko (bisa positif atau negatif N = Normaliti larutan titran Na2S2O3 V = volume sampel (ml) HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengaruh pemeberian limbah tongkol jagung sebagai adsorben terhadap kadar klorin pada air PDAM di Samarinda. Setelah dilakukan analisa dan perhitungan kadar klorin, ternyata limbah tongkol jagung dapat mengurangi atau menurunkan kadar klorin pada air PDAM di Samarinda. Perlakuan sampel Komsntrasi aktivator Volume H2SO4 (ml) Massa KI (gram) Volume sampel (ml) Volume Na2S2O3 0,2 N blanko (ml) Volume Na2S2O3 0,2 N (ml) sampel Kadar klorin (mg/L) Massa adsorben (gram) Sebelum penambahan adsorben 97% 2 ml 0.5 gram 10 ml 0.05 ml 0.05 ml 0.075 mg/L - Sesudah penambahan adsorben 97% 2 ml 0.5 Gram 10 ml 0.05 ml 0.1 ml 0.035 mg/L 1 gram Dari data diatas kita dapat mengatakan bahwa limbah tongkol jagung dapat menurunkan kadar klorin dalam air PDAM di Samarinda yaitu dari 0.075 mg/L kadar klorin sebelum penambahan menjadi 0.035 mg/L kadar klorin setelah penambahan adsorben dengan persentase penurunan kadar sebesar 40% atau 0.04 mg/L. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penambahan adsorben tongkol jagung dapat menurunkan kadar klorin dalam air PDAM di Samarinda yaitu dari 0.075 mg/L sebelum penambahan menjadi 0.035 mg/L setelah penambahan adsorben dengan persentase penurunan kadar sebesar 40% atau 0.04 mg/L. DAFTAR PUSTAKA Arip N, Yofi Kurniawan, Adi Anggoro. 2007. Pestisida Alami Dari Ricine Pada Buah Jarak. http//www. Kemahasiswaan its. Ac.id files/ pkmi % 202006% 20ITS%20 Arip. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Baco, D dan Tandiabang, J. 1988. Hama Utama Jagung dan Pengendaliaannya. Badan Penelitian dan Perkembangan Pertanian. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Dadang. 1999. Sumber Insektisida Alami. Bahan Pelatihan Pengembangan Dan Pemanfaatan Insektisida Alami. Institut Pertanian Bogor. Desi, A. 2007. Pemanfaatan Biji Bengkuang sebagai Insektisida Alami. http//www. Pkm.dikti. net/pkmi award 2006/pdf/pkmi 06 068.pdf. Diakses tanggal 27 Juni 2014. Djojosumarto, P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta. Pudjianto, Edi Wahyu. 1984.Analisa Kualitas Air, Pengendalian dan pemeriksaan sampel Air. PT.Bina Indra Karya: Surabaya Deraan, P.A. PT Ichtiar Baru Von Hoeve. Jakarta. Kardinan, A. 2005. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Mulyaman, S., Cahyaniati, dan Mustofa, T. 2000. Pengenalan Pestisida Nabati Tanaman Holtikultura. Direktorat Jenderal Produksi Holtikultura Dan Aneka Tanaman. Institut Pertanian Bogor.

No comments:

Post a Comment