BAB II
ISI
A. Pendapat Dalton
Pendapat tentang atom
sebagai partikel pembangun semua benda, dikemukakakn oleh Dalton pada awal abad
ke-19. Ia adalah orang yang pertama yang mengembangkan teori tentang atom
sedemikian sehingga dapat dipakai untuk menerangkan perisitiwa hubungan dengan
reaksi kimia dan ilmu filsafat.
John Dalton adalah
seorang ahli kimia dan fisika bangsa Inggris yang lahir pada tanggal 6
September 1766 di Kota Eagfield Inggris. Orang tuanya adalah penenun yang
tergolong miskin, namun bersekolah hingga usia 11 tahun ada sebagian besar
waktunya ia gunakan untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam. Pada usia 12 tahun
ia mulai mengajar sambil mempelajari bahasa latin, Prancis, matematika, dan
filsafat pengetahuan alam. Pada tahun 1785 ia diangkat menjadi kepala sekolah
di kenal hingga 1793 saat ia pindah ke Manchester dan menjadi guru besar dalam
bidang matematika dan filsafat pengetahuan alam pada New Ollege. Dalton mulai
melakukan observasi 1787 dan pada tahun 1793 ia menerbitkan hasil karyananya dalam
buku yang berjudul “Meteorological Observations and Essays” dalam waktu
luangnya ia selalu mempelajari ilmu pengetahuan lain, misalnya tentang buta
warna. Dikisahkan pada suatu hari minggu ketika ia menghadiri pertemuan The
Manchester Literaty and Philosophical Society, teman-temannya mengamati bahwa
Dalton menggunakan jas yang dipakainya berwana cokelat. Sejak saat itulah ia
mengetahui bahwa ia buta warna merah dan hijau. Pada tahun 1978 ia menulis
tentang masalah buta warna pada majalah Memoris dan buta warna untuk merah dan
hijau disebut sebagai Daltonisme.
Selain itu ia juga
melakukan eksperimen dalam bidang meteorology dengan jalan mengadakan
pengamatan terhadap cuaca dan keadaan udara pada sebagai ketinggian. Ia juga
mempelajari sifat fisika gas-gas dan menyimpulkan bahwa gas bertambah dengan
volume yang sama apabila mengalami kenaikan suhu tertentu. Sejak tahun 1787
hingga beberapa saat sebelum ia meninggal dunia, ia telah mengadakan pengamatan
tidak kurang dari 20.000 kali.
Pendapat Dalton tentang
atom yang kemudian disebut sebagai teori atom Dalton, dapat dikemukakakn secara
ringkas sebagai berikut:
1.
Unsur-unsur
terdiri atas partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi yang
disebut atom
2.
Dalam segala
perubahan kimia atom-atom itu tetap memiliki sifatnya sendiri
3.
Semua atom unsur
yang sama memiliki bobot atom yang sama. Unsur-unsur yang berlaianan,
atom-atomnya mempunyai bobot yang berbeda pula. Tiap unsur berbeda bobot
atomnya.
4.
Reaksi kimia
adalah penggabungan atom-atom masing-masing unsur dalam perbandingan
sederhana.(sebagai contoh 1 atom A dengan 1 atom B; 1 atom A dengan 2 atom B; 2
atom A dengan 1 atom B; 2 atom A dengan 3 atom B dan seterusnya)
Teori
ini dikemukakan dalam bukunya yang berjudul “New System of Chemical Philosophy”
pada tahun 1808. Mengenai senyawa kimia ia berpendapat sebagai berikut.
1.
Apabila hanya
ada satu senyawa yang dikenal, maka senyawa tersebut adalah biner, yaitu
terdiri atas 1 atom A dan 1 atom B.
2.
Bila ada dua
orang yang terdiri atas dua macam unsur maka dianggap satu senyawa biner (A+B)
dan satu lagi terner (A+2B atau 2A+B)
3.
Bila ada tiga
senyawa dikenal, maka senyawa-senyawa itu adalah satu senyawa biner dan ada
senyawa terner.
4.
Bila ada empat
senyawa yang dikenal, maka senyawa itu terdiri atas satu senyawa biner, dua
senyawa terner dan satu senyawa kuarterner (A+3B atau 3A+B)
Oleh
karena Dalton berpendapat bahwa atom-atom unsur yang sama akan tolak-menolak,
maka ia berkesimpulan bahwa senyawa yang paling stabil ialah senyawa biner.
Itulah sebabnya ia menganggap bahwa air adalah senyawa yang terdiri atas 1 atom
Hidrogen dan 1 atom Oksigen. Sedangkan amina terdiri dari 1 atom Hidrogen dan 1
atom Nitrogen. Selain, itu berdasarkan teori atom tersebut Dalton mengemukakan
“Law of Multiple Proportions” (Hukum perbandingan berganda) atau yang lazim
disebut “hukum dalton”. Hukum ini menyatakan bahwa”bila dua senyawa, maka bobot
atom unsur yang satu unsur yang lain, pada kedua senyawa tersebut berbanding
sebagai bilangan bulat sederhana.”
Di samping mengemukakan pendapatnya
tentang atom, Dalton juga mencoba membuat simbol atau tanda-tanda atom
unsur-unsur tertentu. Tanda-tanda untuk menggambarkan benda-benda sudah dikenal
sejak zaman purb, baik di Mesir maupun di Yunani.
Demikian pula para ahli alkimia telah mencoba menggambarkan tanda untuk zat-zat
atau logam-logam tertentu. Dari gambar-gambar tersebut kita mengetahui bahwa
simbol atom yang digunakan oleh Dalton tidaklah lebih baik dari simbol-simbol
yang digunakan oleh para ahli alkimia, oleh karena tidak ada patokan untuk mengingat-ingatnya.
Walaupun demikian disini telah ada satu tingkat kemajuan yaitu tiap simbol
menggambarkan satu atom, lagi pula rumus suatu senyawa dapat digambarkan oleh
simbol unsur-unsur yang membentuknya dan jumlah atom yang membentuk senyawa
tersebut. Demikian dari simbol atom yang lebih baik diusulkan oleh Benzelius.
Pada tahun 1803 Dalton telah membuat daftar bobot
atom beberapa unsur tertentu dengan unsur hidrogen yang diberi bobot atom satu.
Selanjutnya penentuan bobot atom unsur lain, didasarkan pada berat unsur
tersebut dalam suatu senyawa murni. Sebagai contoh senyawa amonia mengandung
unsur nitrogen yang beratnya 4,5 kali berat unsur hidrogen. Oleh karena ia
menganggap amonia itu senyawa biner antara hidrogen dan nitrogen, ia menetapkan
bobot atom nitrogen sebesar 4,5 dengan cara yang sama ia menentukan bobot atom
oksigen. Oleh karena air terdiri atas unsur hidrogen dan oksigen. Oleh karena
air terdiri atas unsur hidrogen dan oksigen dengan perbandingan 1:8, maka
Dalton memberi bobot atom yang sekarang berlaku karena rumus kimia air ialah H2O
dan bukan HO, sedangkan rumus amonia adalah NH3 dan bukan NH. Dalam
menentukan bobot ia menjumpai kesulitan karena belum sempurnanya data
perlengkapan laboratorium pada waktu itu.
Dalam
tahun 1810 Dalton memberi ceramah didepan anggota Royal Instution tentang teori
atom guna menjelaskan peristiwa difusi gas-gas. Dalton terpilih menjadi anggota
The Royal Society pada tahun 1822 dan pada tahun 1830 ia menjadi anggota
Akademik Ilmu Pengetahuan Prancis. Sejak tahun 1937 ia menderita stroke hingga
beberapa kali dan meninggal dunia di Manchester pada 27 Juli 1944.
Pendapat
Dalton tentang atom serta usahanya untuk menetukan bobot atom terutama pada
gas-gas telah menarik minat beberapa orang ahli kimia, diantara lain
Gay-Lussac, Avogadro, Benzelius, Prout dan Stas untuk mengembangkan lebih
lanjut.
B.
Pendapat Joseph Lous Gay-Lussac
Joseph Lous Gay-Lussac adalah seorang ahli kimia dan
fisika bangsa Prancis, yang banyak melakukan eksperimen tentang gas-gas. Ia
dilahirkan di St. Leonard pada 6 Desember 1778. Ecole Polytechnique adalah
tempat ia mempelajari kimia dan fisika dibawah bimbingan Borthollet. Pada tahun
1809, setelah beberapa kali menduduki labatan penting termasuk menjadi Ketua
Departemen fisika, ia menggantikan Berthollet sebagai guru besar ilmu kimia di
Ecole Polytechnique di Sorbone dan Jardin des Plantes. Gay-Lussac meninggal
dunia pada 9 Mei 1850 di kota Paris.
Pada tahun 1802 ia menemukan hukum tentang pemuiaan
gas oleh panas. Hukum ini sebenarnya pernah dikembangkan oleh Jacques Alexandre
Cesar Charles (1746-1823), seorang guru besar fisika bangsa Prancis, tetapi
tidak dipublikasikan.
Karya Gay-Lussac yang lain diantaranya adalah
pembuatan kalium amida dari gas amonia dengan kalium (1808); pembuatan barium
peroksida (1810); pembuatan asam iodida dan kalim iodat (1813); penemuan
senyawa-senyawa sianogen (1815) atau garam-garam sianida. Gay-Lussac juga
memperkenalkan cara titrasi volumetri asida-alkalimetri dan titraasi garam
perak.
Hipotesis Avogadro, dapat Gay-Lussac tentang
gas-gas. Khususnya mengenai atom-atom gas telah ditentang oleh Dalton. Dalton
menolak pendapat Gay-Lussac yaitu bahwa gas dalam volume yang sam mempunyai
jumlah atom yang sam.
C.
Pendapat Amedeo Avogadro
Amedeo Avogadro adalah seorang ahli fisika Italia
yang pada tahun 1811 mengemukakan hipotesisnya bahwa pada volume yang sama dan
kondisi mengandung jumlah molekul yang sama yang kemudian dikenal dengan hukum
Avogadro. Avogadro dilahirkan dikota Turin, Italia pada Agustus 1776. Pada tahun
1809 ia diangkat sebagai guru besar fisika pada suatu collage di kota Vercelli.
Pada tahun 1820 ia menjadi guru besar dalam fisika matematika pada Universitas
Turin selama di Turin selama di Turun ia melakukan penelitian tentang pemuaian
beberapa zat oleh panas. Dan penentuan kalor jenis (Specific heat). Ia
meninggal di Turin pada 9 Juli 1856.
Pada tahun 1811 ia menulis sebuah naskah tentang
hipotesisnya yang terkenal dalam Journal de Physique “Molecules Integrates” yang sekarang disebut dengan
molekul. Dan “molecules elementaris” yang kita sebut dengan atom.
Pada tahun 1826
Benzelius telah membuat daftar bobot atom apabila diubah dalam patokan O=16,
maka boleh dikatakan sama dengan harga-harga bobot atom yang dipakai sekarang.
D.
Pendapat William Prout
William Prout adalah
seorang dokter bahasa inggris yang sangat tertarik pada kimia fisiologi. Ia
dilahirkan pada tanggal 15 januari 1785 di Horton dan meninggal dunia pada 9
April 1850 di London. Pada tahun 1815 ia menerbitkan tulisan yang mengemukakan
bahwa bobot atom unsur-unsur selalu merupakan biliangan bulat, sebab setiap
atom suatu unsu adalah kelipatan dari atom hidrogen. Hipotesis ini mendapat
problema setelah ternyata bahwa bobot atom klor ialah 35,5.
Usaha untuk menentukan
bobot atom suatu unsur makin berkembang dengan adanya suatu pendekatan yang
unik yaitu enentuan kerapatan uap suatu unsur yang diperkenalkan oleh dumas
pada tahun 1826. Selanjutnya penentuan kerapatan uap ini dikembangkan oleh
Hofman pada tahun 1868 dan oleh Viktor Mayer pada tahun 1878. Setelah
Williamson (1824-1904) seorang guru besar kimia menentukan rumus kimia air
yaitu H2O, maka penentuan bobot atom menjadi lebih pasti, karena
tidak ada keraguran lagi bahwa bobot atom oksigen ialah 16 dan bukan 8.
E.
Pengelompokan Unsur Menurut Johann Wolfgang
Dobereiner
Kegiatan lain yang
berkaitan dengan penentuan bobot atom ialah pengelompokan unsur-unsur yang
sifat kimia dan fisiknya mirip atau hampir sama. Dobeiner adalah orang pertama
yang melakukan pengelompokan tiga unsur yang mempunyai sifat yang serupa.
Johann Wolfgang Dobeiner seorang alhi kimia bangsa Jerman, dilahirkan dikota
Hof.Bavaria, pada tanggal 13 Desember 1780.
Antara tahun 1817-1829
ia melakukan ekspermen untuk membuktikan bahwa unsur-unsur yang mempunyai sifat
serupa dapat diantara dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas tiga unsur atau
disebut “Triad”. Ia menemukan adanya hubungan antara bobot atom unsur-unsur
dalam triad/tersebut. Pengamatannya terhadap tiga unsur yang serupa sifatnya
misalnya litium, natrium dan kalium, membuktikan bahwa bobot atom natrium
merupakan bilangan bulat rata-rata dari bobot atom litium dan kalium.
Dalam sejarah
perkembangan hukum periodik tercatat lagi dua orang ahli kimia yang membuat
tabel susunan unsur-unsur dalam waktu yang bersamaan, yaitu Lother Mayer di
Jerman dan Medelejeff di Rusia.
F.
Pengelompokan Unsur Menurut Julius Lothar Mayer
Julius Lothar Mayer
seorang ahli kimia bangsa Jerman dilahirkan di Varel, Oldenburg, Jeman pada 9
Agustus 1830. Dlam bukunya yang berjudul “Die Modernen Theorien der Chemie” ia
mengemukakan tentang hubungan antara bobot atom dengan sifat unsur-unsur.
Kemudian pada tahun 1869 ia berhasil mengemukakan hubungan tersebut dalam
bentuk tabel periodik unsur-unsur yang disusun menurut urutan bobot atomnya.
Dari tabel itu terlihat adanya keperiodikan sifat unsur-unsur yang kemudian
disebut Hukum Periodik.
G.
Pengelompokan Unsur Menurut Dmitri Ivanovatch
Medelejeff
Dmitri Ivanivatch
Medelejeff lahir di Tobolsk, Siberia pada 7 Februari 1834 sebagai anak ke-14
(bungsu) dan seorang guru. Hukum Periodik unsur-unsur yang diakui oleh orang
sebagi karya besarnya, dipresentasikan pada bulan Maret 1869 dan dipublikasikan
dalam bahsa Rusia pada bulan April 1869. Karya Medelejeff yang lain ialah
mengenai enelitian tentang pemuaian zat cair oleh panas (1861) dan tentang
penempatan gas-gas (1870-1885) Medelejeff meninggal dunia pada 2 Februari 1907
di kota St. Petersburg.
Pada tahun 1882 The
Royal Society memberika “ Medali Davy” kepada Lothar Mayer dan Medelejeff
sebagai pengakuan dan penghargaan atas karya mereka dalam penemuan hukum
periodik.
No comments:
Post a Comment