BAB VII
REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN BAKTERI
Bakteri, seperti
makhluk hidup lainnya, melakukan reproduksi untuk mempertahankan spesiesnya.
Sel bakteri dapat bereproduksi dengan baik, jika didukung oleh keberadaan
nutrisi dan faktor-faktor lain yang dibutuhkan.
Perbanyakan sel
bakteri, melalui proses reproduksinya, menentukan pertumbuhan sel bakteri.
Bakteri adalah makhluk uniseluler. Oleh karena itu, pertambahan jumlah sel
bakteri, berarti juga terjadi pertambahan jumlah individu pada spesies bakteri tersebut.
Cara-cara
reproduksi pada mikroorganisme umumnya secara aseksual, yaitu dengan pembelahan
sel. Hasil dari proses pembelahan sel adalah terbentuknya dua sel anak. Oleh
karena itu, jika semua faktor pertumbuhan terpenuhi untuk terjadinya proses pembelahan
sel, maka dalam waktu tertentu, akan dihasilkan sejumlah besar sel anak baru.
Reproduksi Sel Bakteri
Bila sel bakteri
diinokulasikan ke dalam satu medium pertumbuhan yang optimum, maka dalam waktu
singkat, akan terjadi kenaikan jumlah sel yang cukup tinggi. Dalam rentang
waktu yang sama, tidak semua bakteri mengalami kenaikan jumlah sel yang sama
dalam kondisi medium yang sama.
Cara-cara
reproduksi sel bakteri yaitu.
a. Pembelahan
biner melintang
Proses ini
paling umum dijumpai pada kebanyakan bakteri. Pembelahan biner melintang adalah
suatu proses reproduksi aseksual, setelah pembentukan dinding sel melintang,
maka sebuah sel tunggal membelah menjadi dua sel. Masing-masing sel baru
tersebut disebut sel anak. Gambar 7.1 menunjukan pembelahan biner melintang
pada sel bakteri.
Pada proses
pembelahan selnya, mengakibatkan terbentuknya dua organisme baru. Pada tumbuhan
dan hewan tingkat tinggi (multiseluler), pembagian sel hanya akan mengakibatkan
pertumbuhan individunya.

Gambar 7.1
Pembelahan biner melintang pada sel bakteri (Fardiaz, 1992)
b. Proses lain
Ada beberapa
spesies bakteri yang dapat bereproduksi dengan cara lain yaitu: produksi spora
vegetatif, fragmentasi pertumbuhan berfilamen dengan masing-masing fragmen
menghasilkan pertumbuhan dan penguncupan.
Proses
pembelahan sel telah menampakkan perubahan struktur sebagai berikut.
1. Terdapat kenaikan jumlah bahan inti, yang
terpisah menjadi dua unit. Masing-masing sel anak mendapat satu unit.
2. Dinding sel
dan membran sel tumbuh meluas ke dalam sitoplasma pada suatu titik di
tengah-tengah sumbuh panjang sel. Pada perbatasan tersebut, dua lapisan bahan
diding sel.
3. Pembentukan
mesosom menjadi lebih jelas. Mesosom mempunyai kaitan dengan pembentukan septum
dan juga memungkinkan perpautan dengan daerah inti. Meskipun kuman-kuman tidak
mempunyai kumparan mitotik, selaput melintang yang terbentuk dapat memisahkan
dua kromosom seasal yang terbentuk, karena replikasi kromosomal. Hal ini
terjadi karena melekatnya kromosom pada selaput sel.
Waktu Generasi (Generation time)
Waktu generasi
adalah banyaknya waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri untuk
populasi menjadi dua kali lipat. Semua spesies tidak mempunyai waktu generasi
yang sama. Escherichia coli mempunyai
waktu generasi 15-20 menit.
Waktu generasi
tergantung pada: cukup tidaknya nutrisi, pH, intensitas cahaya, oksigen, air,
genetiknya, dan faktor pertumbuhan sel lainnya. Oleh karena itu jika nutrisi,
dan faktor pertumbuhan lain berada dalam kondisi yang optimum bagi suatu sel
bakteri untuk membelah selnya, maka dalam waktu tertentu akan dipeoleh populasi
bakteri yang cukup banyak.
Pertumbuhan Sel Bakteri
Pengertian Pertumbuhan Sel Bakteri
Pertumbuhan sel
dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di dalam
sel hidup. Pada organisme multiseluler, yang dimaksud dengan pertumbuhan adalah
peningkatan jumlah sel per organisme, di mana ukuran sel juga menjadi lebih
besar. Pada organisme multiseluler, pertambahan jumlah sel, tidak diikuti dengan
pertambahan jumlah organismenya. Sedangkan pada organisme uniseluler seperti
bakteri, pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel yang berarti juga terjadi pertambahan
jumlah organisme/individu.
Kurva Pertumbuhan
Jika suatu sel
bakteri mempunyai waktu generasi 20 menit, berarti sel bakteri tersebut akan
memperbanyak diri menjadi dua sel anak dalam waktu 20 menit. Jika sel tersebut
diinokulasi pada suatu media pada kondisi yang optimum untuk pertumbuhannya,
maka dalam waktu 48 jam, sel tersebut akan mengalami pembelahan sebanyak
48(60)/20 kali, atau sebanyak 144 generasi. Jumlah sel diperoleh dengan rumus:
2n (2n adalah jumlah akhir sel, n adalah banyaknya
generasi atau berapa kali pembelahan terjadi).
Proses
pertambahan jumlah sel bakteri dalam suatu medium pertumbuhan dalam berbagai
interval waktu dapat digambarkan dalam suatu kurva pertumbuhan untuk suatu sel
bakteri. Gambar 7.2 menunjukkan kurva pertumbuhan sel bakteri

Gambar 7.2 Kurva
pertumbuhan sel bakteri (Fardiaz, 1992)
Pada gambar 7.2
terdapat beberapa fase pertumbuhan, yaitu.
a. Fase adaptasi
(A)
Pada fase ini
sel bakteri mulai mengadakan adaptasi. Sel belum mengadakan pembelahan. Hal ini
disebabkan beberapa enzim mungkin belum disintesis. Jumlah sel tetap, atau
berkurang.
Lamanya fase ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor.
1. Medium dan
lingkungan pertumbuhan
Jika medium dan
lingkungan pertumbuhan sel tersebut seperti sebelumnya, maka tidak perlu adaptasi.
Tetapi jika kondisi nutrien dan lingkungan baru sangat berbeda dengan
sebelumnya, maka diperlukan waktu penyesuaian untuk mensintesis enzim-enzim
yang dibutuhkan untuk metabolisme.
2. Jumlah
inokulum
Jumlah awal sel
yang semakin tinggi, akan mempercepat fase adapatasi. Fase adaptasi mungkin
berjalan lambat, karena: (1) kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke
medium yang kandungan nutriennya terbatas, (2) mutan yang baru terbentuk, (3)
kultur yang dipindahkan dari fase statis ke medium baru dengan komposisi sama
seperti sebelumnya.
b. Fase
pertumbuhan awal (B)
Setelah melalui
fase adaptasi, sel mulai mengadakan pembelahan dengan kecepatan yang masih
rendah. Hal ini disebabkan sel baru
selesai melakukan penyesuaian atau adaptasi.
c. Fase
eksponensial (C)
Fase ini disebut
juga fase log (logaritmik). Pada fase ini, terjadi pembelahan sel dengan cepat
dan konstan (stabil). Pertambahan jumlahnya mengikuti kurva logaritmik. Sel
membutuhkan energi lebih banyak jika dibandingkan dengan fase-fase lain.
Kecepatan pertumbuhan sel sangat dipengaruhi oleh: pH, nutrien, kelembaban udara.
d. Fase
pertumbuhan diperlambat (D)
Pada fase ini,
terjadi pertambahan populasi sel bakteri diperlambat. Hal ini terjadi karena.
1. Nutrien sudah
berkurang (termasuk ketersediaan oksigen)
2. Adanya hasil
metabolisme yang mungkin bersifat racun bagi pertumbuhan sel
Pada fase ini,
terjadi pertumbuhan sel yang tidak stabil, serta sel yang tumbuh jumlahnya
lebih besar dari sel yang mati (grafik masih naik).
e. Fase
pertumbuhan stasioner maksimum (E)
Pada fase ini
jumlah sel tetap (jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati).
Ukuran sel lebih kecil, karena sel tetap membelah meskipun nutrisi berkurang.
Zat makanan mulai berkurang dan akan habis.
Sel menjadi
lebih tahan terhadap keadaan ekstrim (misalnya panas, dingin, radiasi, dan
bahan kimia). Pada fase ini juga terjadi penumpukan metabolit beracun. Keadaan ini
mengakibatkan pertumbuhan sel terhenti sama sekali.
f. Fase menuju
kematian (F)
Pada fase ini
sel bakteri mulai mengalami kematian. Hal ini disebabkan.
1. Nutrien sudah
habis
2. Energi cadangan
di dalam sel habis
3. Zat-zat
toksik semakin banyak
g. Fase kematian
(G)
Pada fase ini, sel-sel
akan mengalami kematian dipercepat. Hal ini disebabkan: nutrien sudah habis,
energi cadangan di dalam sel sudah habis, peningkatan zat-zat toksik yang akan
meracuni sel-sel bakteri.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap
Pertumbuhan Sel Bakteri
Beberapa faktor
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sel bakteri, yaitu.
1. Nutrisi
Semua organisme,
termasuk sel bakteri, membutuhkan nutrisi. Beberapa hal yang mendasari bakteri
untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, yaitu.
a. Semua
organisme membutuhkan energi
b. Semua
organisme memutuhkan karbon
c. Semua
organisme membutuhkan nitrogen
d. Semua
organisme membutuhkan belerang (sulfur)
e. Semua
organisme membutuhkan beberapa unsur logam (Na, Ca, Mg, Zn, Pb, dan Co).
f. Semua
organisme membutuhkan vitamin
g. Semua
organisme membutuhkan air
Nutrien-nutrien
ini dapat masuk ke dalam sel bakteri melalui beberapa cara, yaitu.
a. Difusi pasif
Nutrisi dapat
masuk dari konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Pada
proses ini, tidak ada interaksi antara molekul dengan bahan apapun pada membran
sel. Pergerakan molekul yang terjadi adalah secara acak. Gambar 7.3 menunjukkan
mekanisme-mekanisme angkutan nutrisi ke dalam sel.
b. Difusi
dipercepat
Nutrien dapat
masuk dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, yang mana kecepatan
pergerakan molekul lebih tinggi dibandingkan dengan proses difusi pasif. Kecepatan
pergerakan molekul ini disebabkan proses pergerakannya dibantu oleh protein
pada membran sel yang disebut permease. Sifat enzim permease yaitu: bekerja
secara spesifik, bersifat terinduksi, dan kecepatannya maksimum pada
konsentrasi substrat tertentu. Molekul solut bergabung secara reversibel dengan
molekul penghantar (porter).
c. Transport
aktif
Nutrien bergerak
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Dalam proses ini, dibutuhkan
enzim permease dan energi untuk membantu kerja enzim tersebut. Sebagai contoh
adalah masuknya laktosa ke dalam sel, sehingga afinitas permease terhadap
laktosa di luar sel lebih tinggi daripada di dalam sel. Pada proses ini,
terdapat tiga langkah yaitu.
§ Pengikatan
solut di situs penerima pada protein pengantar (enzim permease) yang terikat
pada membran.
§ Translokasi
kompleks solut-penghantar melintasi membran.
§ Penggandengan
translokasi pada suatu reaksi penghasil energi untuk mengurangi afinitas penghantar
protein terhadap solut pada permukaan dalam membran. Dengan demikian, protein penghantar
akan melepaskan solut tersebut ke dalam sel. Proses ini membutuhkan energi.
d.
Translokasi
Proses
translokasi membutuhkan energi. Langkah-langkah dalam proses ini adalah.
§ Mula-mula
suatu protein tahan panas (Heat protein/Hpr)
di dalam sel diaktivasi dengan jalan memindahkan sebuah gugus fosfat dari
senyawa berenergi tinggi fosfoenolpiruvat (PEP) pada Hpr. Proses pemindahan gugus ini diaktivasi oleh enzim-1.
§ Pada
saat yang bersamaan, gula bergabung dengan enzim-2 pada permukaan luar membran,
dan diangkut ke permukaan dalam membran.
§ Gula
kemudian bergabung dengan gugus fosfat yang dibawa oleh Hpr teraktivasi. Selanjutnya, kompleks gula-fosfat dilepaskan oleh
enzim-2, dan kompleks gula-fosfat memasuki sel.

Gambar
7.3 Mekanisme-mekanisme pengankutan nutrisi ke dalam sel (Pelczar, et al., 1986)
.
(A) difusi pasif, (B) difusi dipercepat, (C) translokasi, (D) angkutan aktif.
2. Air
Air
dibutuhkan untuk perkembangbiakan sel. Kegunaan air untuk sel bakteri adalah
untuk: (a) mengisi sitoplasma sel, yang merupakan komponen terbesar di dalam
sel, (b) sebagai bahan reaktan dalam berbagai reaksi biokimiawi sel bakteri.
3.
Kondisi keasaman (pH)
Kondisi
keasaman (pH) pertumbuhan untuk kelompok bakteri berkisar antara 6,5 – 7,5.
Beberapa spesies bakteri dapat tumbuh pada suasana sangat asam dan sangat basa
(alkalin).
Bahan
penyangga untuk menjaga atau mempertahankan kondisi pH di dalam suatu media
adalah larutan penyangga (contoh: KH2PO4). Selain itu, bahan-bahan
seperti pepton yang ada di dalam bahan nutrisi tersebut dapat berfungsi sebagai
larutan penyangga.
4.
Suhu
Pertumbuhan
sel bakteri, dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu berpengaruh nyata terhadap kerja
enzim dan ketahanan struktur sel bakteri.
Berdasarkan
suhu pertumbuhannya, bakteri dapat dikelompokkan sebagai berikut.
§
Bakteri psikrofilik, suhu
pertumbuhannya: -5 – 30oC; suhu optimum: 10 – 20oC.
§
Bakteri mesofilik, suhu pertumbuhannya:
10 – 45oC; suhu optimum: 20 – 40oC.
§
Bakteri termofilik, suhu pertumbuhannya:
25 – 80oC; suhu optimum: 50 – 60oC
Sel
bakteri yang berspora, dapat tahan terhadap perlakuan suhu tinggi.
5.
Tersedianya oksigen (O2)
Berdasarkan
kebutuhan akan oksigen, maka bakteri dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok,
yaitu.
§
Anaerob obligat, hanya tumbuh di bawah
kondisi tanpa oksigen. Oksigen bersifat toksik bagi sel bakteri kelompok ini.
§
Anaerob aerotoleran, bakeri yang tidak
dapat terbunuh dengan oksigen. Bakteri ini dapat hidup secara optimum pada
kondisi tanpa oksigen.
§
Anaerob fakultatif, bakteri yang mampu
tumbuh baik pada kondisi ada oksigen maupun tanpa okseigen.
§
Aerob obligat, bakteri yang selalu
membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
§
Organisme mikroaerofilik, tumbuh baik di
bawah tekanan oksigen yang rendah; pada suasana yang bertekanan oksigen tinggi
akan menghambat pertumbuhannya.
6.
Komponen Antimikroba
Medium
pembiakan sel bakteri yang mengandung antimikroba, dapat menghambat pertumbuhan
sel bakteri. Komponen antimikroba yang terdapat dalam suatu makanan (medium),
dapat melalui salah satu dari cara-cara berikut: (a) terdapat secara alami di
dalam suatu bahan makanan, (b) terbentuk selama pengolahan, atau oleh jazad
renik tumbuh selama fermentasi makanan.
7.
Kondisi Lain
Beberapa
bakteri membutuhkan konsetrasi garam yang cukup tinggi di dalam suatu medium
pertumbuhannya. Bakteri jenis ini, disebut dengan halofilik. Halofilik obligat,
adalah kelompok bakteri yang mensyaratkan adanya konsentrasi garam NaCl yang
tinggi untuk pertumbuhannya. Halofilik
fakultatif, adalah kelompok bakteri yang dapat tumbuh dalam larutan garam
NaCl, tetapi tidak mensyaratkannya.
Kelompok
bakteri tertentu, membutuhkan cahaya untuk untuk pertumbuhannya (khusus bakteri
fotosintetik seperti bakteri sulfur hijau, bakteri sulfur ungu, dan bakteri
nonsulfur ungu). Bakteri-bakteri tersebut memiliki klorofil yang mampu
mengabsorpsi energi matahari untuk proses fermentasinya.
Ringkasan
Bakteri
bereproduksi secara seksual, yaitu dengan cara pembelahan sel biner melintang,
dan cara lain. Hasil dari pembelahan sel secara melintang, yaitu dua sel anak
baru. Bakteri dapat bereproduksi dengan cara lain, yaitu dengan membentuk spora
vegetatif, dan fragmentasi pertumbuhan berfilamen.
Waktu
generasi adalah waktu yang diperlukan oleh suatu sel bakteri untuk membelah
diri dan menghasilkan dua sel anak baru. Setiap bakteri tidak memiliki waktu
generasi yang sama. Waktu generasi sangat ditentukan oleh kondisi pertumbuhan
sel bakteri, yaitu mencakup nutrisi, genetik, dan faktor-faktor pertumbuhan
yang lainnya, seperti pH, keberadaan oksigen, air, kadar garam, dan intensitas
cahaya.
Pertumbuhan
sel bakteri didefinisikan sebagai pertambahan jumlah sel bakteri. Oleh karena
bakteri adalah oreganisme uniseluler, maka pertambahan jumlah sel, berarti juga
pertambahan individu bakteri.
Dalam
suatu kurva pertumbuhan bakteri, terdapat beberapa fase pertumbuhan. Fase-fase
pertumbuhan dalam suatu kurva pertumbuhan bakteri yaitu fase: adaptasi,
pertumbuhan awal, logaritmik, pertumbuhan diperlambat, stasioner, menuju
kematian, dan kematian. Setiap fase pertumbuhan, dipengaruhi oleh keberadaan
dan jumlah: nutrisi, cadangan makanan di dalam sel bakteri, bahan toksik di
dalam media pertumbuhan, oksigen.
Proses
pertumbuhan sel bakteri dipengaruhi oleh
berbagai faktor pertumbuhan. Faktor-faktor pertumbuhan sel bakteri adalah:
nutrisi, air, kadar keasaman (pH), oksigen, suhu, kadar asam, intesitas cahaya.
Faktor-faktor pertumbuhan ini mempengaruhi setiap spesies bakteri dalam
pertumbuhannya, dan akan bersifat spesifik terhadap spesies bakteri tertentu.
Pertanyaan-pertanyaan
1. Jelaskan
cara-cara reproduksi sel bakteri!
2. Jelaskan apa
yang dimaksud dengan waktu generasi dalam pertumbuhan sel bakteri!
3. Jelaskan
fase-fase dalam suatu kurva pertumbuhan sel bakteri!
4. Jelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sel bakteri!
5. Jelaskan
cara-cara nutrisi masuk ke dalam sel bakteri!
No comments:
Post a Comment