1. Dasar teori
Minyak kelapa murni tidak mengandung kolesterol, namun
kaya akan senyawa asam laurat. Asam lemak jenuh rantai sedang yang terdapat
pada minyak kelapa murni dapat menciptakan kenetralan terhadap kolesterol.
Berbeda dengan minyak goreng biasa, pengolahan secara fermentasi membuat
kandungan vitamin E, asam laurat, serta enzim lain pada buah kelapa tetap utuh
meski telah diolah menjadi minyak. Sifat dari asam lemak ini mirip dengan asam
lemak pada air susu ibu yang mampu memberikan ketahanan tubuh dan berefek membunuh
virus.
Minyak kelapa murni memiliki warna bening seperti air,
hal ini disebabkan ketika proses fermentasi/pemanasan, dilakukan juga proses
penyaringan dan penjernihan dengan menggunakan absorben zeolit. Zat ini akan
menyerap kotoran dan membuat warna minyak bening.
Menurut Dosen Teknologi Pascapanen Hortikultura, Fakultas Teknologi Pertanian Unud, Dr. Ir. Bambang Admadi Harsojuwono, warna kuning pada minyak goreng pada umumnya diakibatkan penggunaan beta karoten sebagai zat anti oksidan agar minyak goreng tahan lama. Beta karoten dapat menyebabkan warna menjadi kuning karena kaya akan vitamin K. Umumnya minyak goreng biasa mengandung asam lemak tak jenuh dan asam lemak jenuh rantai panjang, sehingga membuat minyak goreng mudah rusak. Inilah peran aktif beta karoten, yakni membuat minyak goreng lebih awet.
Menurut Dosen Teknologi Pascapanen Hortikultura, Fakultas Teknologi Pertanian Unud, Dr. Ir. Bambang Admadi Harsojuwono, warna kuning pada minyak goreng pada umumnya diakibatkan penggunaan beta karoten sebagai zat anti oksidan agar minyak goreng tahan lama. Beta karoten dapat menyebabkan warna menjadi kuning karena kaya akan vitamin K. Umumnya minyak goreng biasa mengandung asam lemak tak jenuh dan asam lemak jenuh rantai panjang, sehingga membuat minyak goreng mudah rusak. Inilah peran aktif beta karoten, yakni membuat minyak goreng lebih awet.
Asam
laurat yang merupakan asam jenuh rantai sedang yang terkandung dalam minyak
kelapa murni mudah pecah dan lebih banyak menghasilkan energi, sehingga mampu
melancarkan sistem metabolisme. Hal ini dikarenakan asam laurat dalam tubuh
manusia akan diubah menjadi monolaurin yang bersifat antivirus, antibakteri,
antiprotozoa. Manfaatnya, minyak kelapa ini bisa mengobati beragam penyakit
kelamin, seperti herpes simplex virus-2 (HSV-2) dan HIV-1, serta bakteri
neisseria gonorrhoe.
Lemak
jenuh rantai sedang yang terdapat dalam minyak kelapa murni sangat bermanfaat
dalam mengontrol berat badan terutama penderita obesitas yang merupakan
penyakit sebagai akibat pola makan yang salah. Asam lemak jenuh tidak disimpan
sebagai cadangan energi melainkan langsung dibakar untuk menghasilkan energi.
Untuk
itu minyak kelapa murni memiliki manfaat yang besar untuk melancarkan
metabolisme tubuh dan dipercaya manfaatannya untuk menyembuhkan penyakit yang
diakibatkan virus atau bakteri, antara lain mendukung sistem kekebalan,
mengurangi resiko arterosklerosis, mencegah infeksi virus, memperbaiki sistem
pencernaan dan penyerapan nutrisi serta membantu mengatasi HIV/AIDS.
a. Kelapa
(Cocos nucifera)
Kandungan kimia pada daging kelapa adalah
air, protein, dan lemak yang merupakan jenis emulsi dengan emulgatornya. Emulsi
adalah zat cair yang tidak dapat tercampur yang terdiri dari dua fase (air dan
minyak). Emulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat emulsi, dalam hal
ini emulgatornya adalah protein. Pada ikatan protein akan membungkus
butiran-butiran minyak kelapa dengan suatu lapisan tipis sehingga
butiran-butiran minyak tidak bisa tergabung, begitu juga dengan air. Emulsi
tidak akan terpecah, karena masih ada tegangan muka protein air yang lebih
kecil dari protein minyak. Untuk merusak ikatan emulsi lemak pada santan kelapa
mengunakan metode enzimatis (Setiaji, 2006).
Buah kelapa memiliki komposisi kimia
seperti air, kalori dan fosfor yang tinggi, dan mengandung sedikit protein,
lemak, karbohidrat, kalsium, besi serta vitamin. Menurut Ketaren (1986), bahwa
adapun komposisi kimia daging buah kelapa per 100 gram dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Komposisi Kimia Daging Buah Kelapa
per 100 Gram
Zat Gizi
|
Buah Muda
|
BuahSetengah Tua
|
Buah Tua
|
Kalori
|
68,0 kal
|
180,0 kkal
|
359,0 kkal
|
Protein
|
1,0 g
|
4,0 g
|
3,4 g
|
Lemak
|
0,9 g
|
13,0 g
|
34,7 g
|
Karbohidrat
|
14,0 g
|
10,0 g
|
14,0 g
|
Kalsium
|
7,0 mg
|
8,0 mg
|
21,0 mg
|
Fosfor
|
30,0 mg
|
55,0 mg
|
98,0 mg
|
Besi
|
1,0 mg
|
1,3 mg
|
2,0 mg
|
Aktivitas vitamin A
|
0,0 Iμ
|
10,0 Iμ
|
0,0 Iμ
|
Thiamin
|
0,06 mg
|
0,05 mg
|
0,1 mg
|
Asam askorbat
|
4,0 mg
|
4,0 mg
|
2,0 mg
|
Air
|
83,3 g
|
70,0 g
|
46,9 g
|
Bagian yang dapat dimakan
|
53 g
|
53 g
|
53 g
|
Sumber : Ketaren, (1986).
b. Santan
Santan adalah cairan berwarna putih yang
diperoleh dari pengepresan atau pemerasan daging kelapa segar dengan atau tanpa
penambahan air. Pengolahan santan yang tahan lama dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain jenis dan ukuran buah kelapa, cara dan tahap pemerasan dan
faktor-faktor lainnya (Sukardi, 1995; Joeswadi, 1984).
Santan kelapa diperoleh dengan memeras
campuran parutan kelapa dengan air. Banyaknya air santan yang diperoleh sangat
tergantung pada banyaknya air yang ditambahkan pada saat pembuatan santan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemerasan parutan kelapa tanpa air
diperoleh emulsi minyak dalam air yang mengandung minyak sekitar 41- 44%, air
sekitar 46%, zat padat bebas lemak sekitar 10%, dan protein sekitar 4,8%. Bahan
tersebut dinamakan sebagai krim kelapa atau “cocos cream” (M. Qazuini,
1993).
Santan adalah cairan yang berwarna putih
yang diperoleh dari pemerasan. Jika santan didiamkan akan terpisah menjadi dua
fase yaitu fase skim yang jernih bagian bawah dan fase krim yang berwarna putih
susu dibagian atas. (Winarno,2004).
c.
Nanas (Ananas comosus (L) Merr)
Nanas adalah buah tropis dengan daging buah
berwarna kuning memiliki kandungan air 90% dan kaya akan kalium, kalsium,
iodium, sulfur, dan khlor. Selain itu juga kaya asam, Biotin, Vitamin B12,
Vitamin B, Vitamin A, Vitamin C, Dekstrosa, Sukrosa (gula tebu), dan enzim
bromelin. Nanas termasuk komoditas buah yang mudah rusak, susut, dan cepat
busuk. Oleh karena itu, seusai panen memerlukan penanganan pasca panen, salah
satunya dengan pengolahan (Kurniawan, 2008).
Menurut Anonim (2009), bahwa adapun
kandungan gizi dari nanas menurut BPPHP (Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan
Produksi) dapat dilihat pada Tabel2:
Tabel2. Kandungan Gizi dari Buah Nenas
No.
|
Kandungan gizi
|
Jumlah
|
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 |
Kalori
Protein Lemak Karbohidrat Fosfor Zat Besi Vitamin A Vitamin B1 Vitamin C Air Bagian dapat dimakan |
52,00 kal
0,40 g 0,20 g 16,00 g 11,00 mg 0,30 mg 130,00 SI 0,08 mg 24,00 mg 85,30 g 53,00 |
Sumber
: Anonim (2009)
d. Enzim
Bromelin
Bromelin adalah enzim yang diekstrak dari
buah nanas (Ananas comosus). Bromelin diisolasi dari buah nanas
dengan menghancurkan daging buah untuk mendapatkan ekstrak kasar enzim
bromelin. Buah nanas yang muda maupun yang tua mengandung enzim bromelin
(Winarno, 1986).
Aktifitas enzim bromelin dipengaruhi oleh
kematangan buah nanas dan konsentrasi pemakaian. Untuk memperoleh hasil yang
maksimum digunakan buah nanas yang muda, karena buah nanas yang muda mengandung
enzim bromelin lebih banyak, sehingga dalam proses pemecahan santan kelapa
dalam emulsi lemak lebih cepat. Semakin banyak nanas yang digunakan, semakin
cepat proses pemecahan lipoprotein dalam emulsi lemak (Winarno, 1986).
Aktivitas bromelin optimum pada suhu 500C,
diatas suhu tersebut keaktifan akan menurun. pH optimum 6,5-7 dimana enzim akan
mempunyai konformasi yang mantap dan aktivitas maksimal (Winarno, 1986).
Pada bagian bonggol dan hati buah nanas
banyak terdapat enzim Bromelin (Setiaji, 2006). Penambahan enzim bromelin dapat
mempercepat proses perusakan sistem emulsi santan yang akan dihidrolisis
menjadi asam-asam amino melalui ikatan peptida. Emulsi santan yang sudah
dirusak maka akan terbentuk tiga lapisan yaitu dari lapisan atas minyak, padatan,
dan air.
Menurut Ferdiansyah (2005), Bahwa
adapun kandungan enzim bromelin pada tanaman nenas dapat di lihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kandungan bromelin di dalam
tanaman nenas (persen)
No
|
Bagian Buah
|
Persentase
|
1
|
Buah utuh masak
|
0,060 – 0,080
|
2
|
Daging buah masak
|
0,080 – 0,125
|
3
|
Kulit buah
|
0,050 – 0,075
|
4
|
Tangkai
|
0,040 – 0,060
|
5
|
Batang
|
0,100 – 0,600
|
6
|
Buah utuh mentah
|
0,040 – 0,060
|
Sumber : Ferdiansyah (2005)
Bromelin merupakan salah satu jenis enzim
protease sulfhidril yang mampu menghidrolisis ikatan peptida pada
protein atau polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil yaitu asam amino.
Bromelin ini berbentuk serbuk amori dengan warna putih bening
sampaikekuning-kuningan, berbau khas, larut sebagian dalam aseton, eter, dan
CHCl3 (Anonim, 2009).
e.
Virgin Coconut Oil (VCO)
Menurut Setiadji (2004), minyak kelapa yang
dianggap racun malah menjadi obat antivirus termasuk virus HIV. Minyak tersebut
mengandung 48% asam laurat, yaitu asam lemak jenuh dengan rantai karbon sedang
(MCFA, Medium Chain Fatty Acids) yang mudah diserap oleh tubuh, sehingga dapat
langsung masuk dalam metabolisme menghasilkan energi, dan tidak menyebabkan
timbunan jaringan lemak. Selain itu di dalam tubuh asam laurat akan diubah
menjadi monolaurat yang bersifat antimikrobia.
Pembuatan minyak kelapa secara tradisional
yang biasa dilakukan adalah dengan cara merebus santan terus menerus hingga
didapatkan minyak kelapa. Minyak yang dihasilkan bermutu kurang baik, jika di
uji mutunya akan mempunyai angka peroksida dan asam lemak bebas yang tinggi,
dan juga warna minyak kuning kecoklatan sehingga minyak akan cepat menjadi
tengik dalam dua bulan. Dengan mengubah metode pembuatan minyak kelapa, minyak
kelapa yang biasa dibuat melalui proses pemanasan diubah menjadi pembuatan minyak
kelapa tanpa melalui pemanasan.
Pembuatan minyak kelapa yang dilakukan
Setiadji (2004) adalah dengan memancing minyak dalam santan dengan minyak
kelapa. Teknologi ini memanfaatkan reaksi kimia sederhana, dimana santan adalah
campuran air dan minyak. Kedua senyawa ini bisa bersatu karena adanya molekul
protein yang mengelilingi molekul-molekul minyak. Dengan teknik pemancingan,
molekul minyak dalam santan ditarik oleh minyak umpan sampai akhirnya bersatu.
Tarikan itu membuat minyak terlepas dari air dan protein. Minyak yang
dihasilkan adalah minyak kelapa dengan kualitas tinggu yang disebut Virgin
Coconut Oil (VCO).
VCO merupakan minyak kelapa murni yang
terbuat dari daging kelapa segar yang diolah dalam suhu rendah atau tanpa
melalui pemanasan. Kandungan yang penting dalam minyak tetap dapat
dipertahankan, dan minyak mempunyai warna lebih jernih dan dapat tahan selama
dua tahun tanpa menjadi tengik (Anonimous, 2005).
Salah satu cara untuk meningkatkan rendemen
minyak yang terekstrak dari krim santan dapat dilakukan dengan menambahkan
suatu enzim yang dapat memecah protein yang berperan sebagai pengemulsi pada
santan. Pemecahan emulsi santan dapat terjadi dengan adanya enzim proteolitik.
Enzim papain merupakan salah satu enzim proteolitik. Enzim ini dapat mengkatalisis
reaksi pemecahan protein dengan menghidrolisa ikatan peptidanya menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana (Muhidin, 2001).
Dibandingkan dengan minyak nabati lainnya
misalnya seperti minyak sawit, minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga
matahari, VCO memiliki beberapa keunggulan yaitu kandungan asam laurat tinggi,
komposisi asam lemak rantai mediumnya tinggi dan berat molekulnya rendah. Asam
laurat merupakan asam lemak jenuh rantai sedang atau dalam istilah kesehatan
lebih dikenal dengan medium chain fatty acid (MCFA).
Beberapa asam lemak rantai sedang yang
terkandung didalam VCO yaitu asam kaprilat (C8) sebanyak 5.0-10.0%, asam caprat
(C10) sebanyak 4.5-8.0% dan asam laurat (C12) sebanyak 43-53%. Asam laurat
misalnya, didalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin yaitu sebuah senyawa
monogliseride yang bersifat antivirus, antibakteri, antiprotozoa (Proyugo,
2006)
Selain asam laurat, VCO juga mengandung
capric acid yang berantai sedang. Asam inipun bermanfaat bagi kesehatan manusia
yang didalam tubuh akan diubah menjadi monocaprin. Monocaprin sangat bermanfaat
mengatasi berbagai penyakit.
Daftar pustaka
Anonim, 2009. Manfaat Nenas. http://rocky16amelungi.wordpress.com/
2009/09/14/vi-manfaat-nanas/. Diakses tanggal 23 Januari 2012.
Makassar
Anonymous. 2005. Pembuatan VCO
secara fermentasi. Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/pembuatan
VCO secara fermentasi, diakses tanggal 2 Desember 2008 pukul 01.20 Wib.
Artikel, diakses pada tanggal 24
Oktober 2008 Pukul 12.16 Wib.
Agustina, Siti, dkk. 2009. Penggunaan
Teknologi Membran pada Pengelolaan Air Limbah Industri Kelapa t. http://uwityangyono.wordpress.com/2009/10/
10/117/#more-117. Diakses tanggal 7 Mei 2010.
Djajadiningrat, Surna T dan
Famiola, Melia. 2004. Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan. Bandung;
Penerbit Rekayasa Sains.
Ferdiansyah, V. 2005.Pemanfaatan
Kitosan Dari Cangkang Udang Sebagai Matriks Penyangga pada Imobilisasi Enzim
Protease. Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ketaren, S. 1986. Pengantar
Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia-Press. Jakarta.
M.Qazuini.1993. Proses
Pembentukan Bau Pada Minyak Kelapa. Yogyakarta. Liberty.
Naibaho, Ponten M., 1996. Teknologi
Pengolahan Kelapa, Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Panca Wardhanu, Adha. 2009. Cleaner Production : Mewujudkan industri
Kelapa Kalimantan Barat yang Berwawasan Lingkungan dan Berdaya Saing Tinggi di
Pasar Global. http://uwityangyono.wordpress.com/2009/10/
10/117/#more-117. Diakses tanggal 7 Mei 2010.
Setiaji, B. 2006.Membuat VCO
(Virgin Coconut Oil) Berkualitas Tinggi.Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setyamidjaja, D. 1995. Bertanam
Kelapa. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.
Soedijanto. 1991. Kelapa. CV.
Yasaguna Anggota IKAPI : Jakarta.
Sukardi dkk.1995. Pembuatan
Model Industri Kecil Santan Awet di Sentra Produksi. Lembaga Penelitian
Universitas Brawijaya. Malang.
Soetrisno,
Noer. 2008. Peranan Industri Sawit dalam Pengembangan Ekonomi Regional:
Menuju Pertumbuhan Partisipatif Berkelanjutan. Medan: Universitas Sumatera.
Tiarawaty. 1997. Pemanfaatan
Buah Kelapa Sebagai Bahan Baku AlternatifMinyak Goreng. http://faridahjuliet.multiply.com/reviews/item/1,
Warisno, 1998, Budi Daya
Kelapa Kopyor. Kanisius (Aggota IKAPI). Yogyakarta
Winarno, F.G. 2004.Kimia Pangan
dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno. 1986. Enzim Pangan. PT.
Gramedia : Jakarta.
No comments:
Post a Comment