No
|
Sub Materi
|
Point- Point Penting
|
Kedalaman Materi
|
Kesulitan Belajar
|
|
1.
|
Pendahuluan
|
a. Pengertian Ikatan Kimia
|
Ikatan kimia merupakan sebuah
proses fisika yang bertanggung jawab dalam gaya interaksi tarik-menarik
antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomic atau
poliatomik menjadi stabil. Ikatan kimia pada prinsipnya berasal dari interaksi antar electron-elektron yang
ada pada orbit luar, atau orbit yang terisi sebagian atau orbit bebas dalam
atom lainnya.
|
Siswa mengalami kesulitan dalam mengingat
kembali materi yang berkaitan dengan ikatan kimia di kelas X.
|
|
|
|
b. Ikatan Ion
|
Ikatan ion terbentuk karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis
antara ion positif dan ion negatif. Ikatan ion pada umumnya terjadi antara
atom-atom yang mempunyai energy ionisasi rendah dengan atom-atom yang yang
mempunyai afinitas elektron yang besar.
Contoh : ilustrasi:
Senyawa NaCl
11Na
: 2, 8, 1
17Cl
: 2, 8, 7
Atom Na akan melepas sebuah elektron
Na →
Na+ + e-
(2, 8, 1) (2, 8)
Atom Cl akan mengikat sebuah elektron yang dilepaskan oleh atom Na
tersebut sehingga menjadi
Cl + e- → Cl-
(2, 8, 7) (2, 8, 8)
Antara ion positif (Na+) dan ion negatif (Cl-)
akan terjadi gaya tarik menarik membentuk senyawa NaCl.
Na+ + Cl- →
NaCl
|
|
|
|
|
|
|
c. Ikatan Kovalen
|
Ikatan kovalen adalah ikatan yang melibatkan
pemakaian elektron secara bersama-sama di antara atom-atom yang
membentuk ikatan.
Contoh :
1. 1H : 1 (elektron valensi 1) dilambangkan dengan
: H
2. 7N : 2, 5 (elektron valensi
5) dilambangkan dengan : N
8O
: 2, 6 (elektron valensi 6) dilambangkan dengan : O
Ilustrasi:
|
|
|
|
|
|
|
d. Ikatan Kovalen Koordinasi
|
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen dengan pasangan
elekrton milik bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Lambing
ikatan kovalen koordinasi adalah tanda panah (→)
Contoh pembentukan ion NH4+ dari NH3
. . H*
H : N : H + *H →
H : N : H
. . . .
H H
Ikatan kovalen koordinasi
Ilustrasi
|
|
|
|
|
e. Ikatan Logam
f. Sifat fisik dan sifat kimia
|
·
Logam mempunyai beberapa sifat yang unik, antara lain mengkilat,
dapat menghantarkan arus listrik dan kalor dengan baik, mudah ditempa, ulet,
dan dapat diulur menjadi kawat.
·
Logam tersusun secara teratur dalam suatu kisi kristal yang terdiri
dari ion-ion positif logam di dalam larutan elektron.
·
Gaya tarik ion positif atom-atom logam dengan larutan elektron
mengakibatkan terjadinya ikatan logam.
ilustrasi
Sifat Fisis Senyawa Ion
Beberapa sifat senyawa ion, antara
lain:
- Memiliki Titik Didih dan Titik Leleh yang Tinggi
Ion positif dan negatif dalam
kristal senyawa ion tidak bebas bergerak karena terikat oleh gaya
elektrostatik yang kuat. Diperlukan suhu yang tinggi agar ion-ion memperoleh
energi kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya elektrostatik.
Bersifat keras karena ion-ion
positif dan negatif terkait kuat ke segala arah oleh gaya elektrostatik.
Bersifat rapuh dikarenakan lapisan-lapisan dapat bergeser jika dikenakan gaya
luar. Ion sejenis dapat berada satu di atas yang lainnya, sehingga timbul
tolak-menolak yang sangat kuat yang menyebabkan terjadinya pemisahan.
- Berupa Padatan pada Suhu Ruang
- Larut Dalam Pelarut Air, Tetapi Umumnya Tidak Larut
Dalam Pelarut Organik
- Tidak Menghantarkan Listrik Dalam Fasa Padat, Tetapi
Menghantarkan Listrik Pada Fasa Cair
Pada
table 1.1 dapat dilihat daya hantar berbagai senyawa klorida dalam
keadaan cair (meleleh) pada suhu titik lelehnya.
Zat dikatakan dapat menghantarkan
listrik apabila terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas membawa muatan
listrik.
·
Struktur atau
susunan kristal
Dalam keadaan padat, senyawa ionis
terdapat dalam bentuk kristal dengan susunan tertentu. Penafsiran terhadap
hasil difraksi sinar-X pada senyawa ion dapat memberi petunjuk mengenai
susunan internal dari kristal ion tersebut. Misalnya pada kristal NaCl dapat
diketahui bahwa setiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl-, dan setiap ion Cl- juga
dikelilingi oleh 6 ion Na+.
Senyawa-senyawa ion yang mempunyai susunan
yang mirip satu sama lain seperti NaCl dan KNO3 mempunyai bentuk kristal yang
sama yang disebut isomorf. Di samping itu terdapat pula senyawa-senyawa yang
mempunyai muatan ion berbeda, tetapi mempunyai susunan kristal yang sama,
misalnya NaF dan MgO, CaCl2 dan K2S masing-masing mempunyai susunan kristal
yang sama. Fakta tersebut dapat dijelaskan dengan meninjau konfigurasi
elektron ion-ion penyusun kristal tersebut.
·
Kelarutan
Pada umumnya senyawa ionis larut dalam
pelarut yang mengandung gugs OH- seperti H2O dan C2H5OH yang merupakan
senyawa kovalen polar, sedangkan senyawa kovalen larut dalam pelarut
nonpolar.
SIFAT FISIS SENYAWA KOVALEN
Beberapa sifat fisis senyawa
kovalen, antara lain:
- Berupa Gas, Cairan atau Padatan Lunak Pada Suhu Ruang
Dalam senyawa kovalen,
molekul-molekulnya terikat oleh gaya antarmolekul yang lemah sehingga
molekul-molekul tersebut dapat bergerak relatif bebas.
- Bersifat Lunak Dan Tidak Rapuh
- Mempunyai Titik Leleh dan Titik Didih Yang Rendah
- Umumnya Tidak Larut Dalam Air, Tetapi larut Dalam
Pelarut Organik
- Pada Umumnya Tidak Menghantarkan Listrik
Senyawa Kovalen tidak memiliki ion
atau elektron yang dapat bergerak bebas untuk membawa muatan listrik,
sehingga pada umumnya tidak menghantarkan listrik. Kecuali beberapa senyawa
kovalen polar yang larut dalam air, karena dapat terhidrolisis membentuk
ion-ion.
SIFAT FISIS LOGAM
Beberapa sifat fisis logam, antara
lain:
- Berupa Padatan Pada Suhu Ruang
Atom-atom logam tergabung oleh
ikatan logam yang sangat kuat membentuk struktur kristal yang rapat, sehingga
tidak memiliki kebebasan untuk bergerak. Pada umumnya logam pada suhu kamar
berwujud padat, kecuali raksa (Hg) berwujud cair.
- Bersifat Keras, Tetapi Lentur / Tidak Mudah Patah
Jika Ditempa
Adanya elektron-elektron bebas
menyebabkan logam bersifat lentur. Hal ini dikarenakan elektron-elektron
bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser sewaktu
dikenakan gaya luar.
- Mempunya Titik Leleh dan Titik Didih Yang Tinggi
Diperlukan energi dalam jumlah
besar untuk memutuskan ikatan logam yang sangat kuat antar atom-atom logam.
- Penghantar Listrik yang Baik
Adanya elektron-elektron bebas
yang dapat membawa muatan listrik, menyebabkan logam menghantarkan listrik
jika diberi suatu beda potensial.
- Mempunyai Permukaan Yang Mengkilap
- Memberi Efek Foto Listrik dan Efek Termionik
Kedua efek tersebut merupakan
suatu peristiwa lepasnya elektron dari logam apabila elektron bebas pada
ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari luar. Jika energi yang datang
berasal dari berkas cahata maka disebut efek foto listrik, tetapi
jika dari pemanasan maka disebut efek termionik.
|
|
|
2.
|
Geometri Molekul
|
a. Pengertan Geometri Molekul
|
1.
Pengertian geometri molekul
Geometri (bentuk) molekul
berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Molekul diatomiik
geometrinya linear; molekul triatomik dapat linear atau bengkok; molekul
tetraatomik ada yang planar(datar sebidang) ada pula yang bergeometri
piramida. Semakin banyak atom penyusun molekul, semakin kompleks pula
geometrinya.
Geometri molekul dapat dtentukan
melalui percobaan. Namun demikian, molekul-molekul sederhana dapat diramalkan
geometrinya berdasarkan pemahaman tentang struktur elektron dalam
molekul. Salah satunya adalah cara
meramalkan geometri molekul berdasarkan teori tolak-menolak elektron-elektron
pada kulit luar atom pusatnya, yaitu teori domain elektron.
|
Siswa mengalami kesulitan dalam
meramalkan geometri molekul.
|
|
|
|
b. Cara Meramalkan Geometri Molekul
|
a.
Teori domain elektron
Teori domain elektron adalah suatu cara
meramalkan geometri molekul berdasarkan tolak-menolak elektron-elektron pada
kuit luar atom pusat. Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori VSEPR
(valence shell electron pair repulsion). Domain elektron berarti kedudukan
elektron atau daerah keberadaan elektron. Jumlah domain elektron ditentukan
sebagai berikut.
1)
Setiap elektron ikatan (apakah ikatan tunggal, rangkap, atau rangkap
tiga) merupakan satu domain.
2)
Setiap pasangan elektron bebas merupakan satu domain.
Prinsip-prinsip dasar dari teori
domain elektron adalah sebagai berikut.
1)
Antardomain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak,
sehingga domain elektron akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian
rupa sehingga tolak-menolak di antaranya menjadi minimum
2)
Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang lebih sedikit lebih
kuat daripada pasangan elektron ikatan. Hal itu terjadi karena pasangan elektron
bebas hanya terikat pada satu atom sehingga gerakannya lebih leluasa. Urutan
kekuatan tolak-menolak di antara pasangan elektron sebagai berikut.
Tolakan antarpasangan elektron
bebas > tolakan antara pasangan elektron
Bebas dengan pasangan elektron
ikatan > tolakan antarpasangan elektron.
Akibat dari perbedaan daya tolak
tersebut adalah mengecilnya sudut ikatan tkarena desakan dari pasangan
elektron bebas. Demikian halnya dengan domain yang terdiri dari dua atau tiga
pasang elektron (ikatan rangkap atau rangkap tiga) tentu mempunyai daya tolak
yang lebih besar daripada domain yang hanya terdiri dari sepasang elektron.
3)
Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektro terikat.
b.
Merumuskan tipe molekul
Tipe molekul merupakan suatu
notasi yang menyatakan jumlah domain (pasangan elektron) di sekitar atom
pusat dari suatu molekul, baik domain bebas maupun domain ikatan. Tipe
molekul ditentukan dengan cara sebagai berikut.
·
Atom pusat dinyatakan dengan lambing A,
·
Setiap domain elektron ikatan dinyatakan dengan X, dan
·
Setiap domain elektron bebas dinyatakan dengan E.
Contoh :
Molekul IF3 yang
terdiri atas 3 domain elektron ikatan dan 2 domain elektron bebas dirumuskan
sebagai AX3E2.
Tipe molekul dapat ditentukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
o
Senyawa biner berikatan tunggal
Jika atom pusat hanya berikatan
tunggal, maka setiap ikatan hanya menggunakan satu elektron dari atom pusat.
Dengan demikian, jumlah pasangan elektron bebas (E) sesuai dengan rumus
berikut.
E = (EV-X)
2
Dengan, EV = jumlah elektron
valensi atom pusat
X = jumlah domain elektron
ikatan (=jumlah atom yang terikat pada atom pusat)
E = jumlah domain elektron bebas.
Dengan demikian, tipe molekul
dapat ditentukan dengan urutan sebagai berikut.
1.
Tentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV)
2.
Tentukan jumlah domain elektron ikatan (X)
3.
Tentukan jumlah domain elektron bebas (E).
Contoh :
Menentukan tipe molekul air (H2O)
Jumlah elektron valensi atom
pusat (oksigen) = 6
Jumlah domain elektron ikatan
(X)= 2
Jumlah domain elektron bebas
(E)= (6-2) = 2
2
TIPE MOLEKUL AX2E2
o
Senyawa biner berikatan rangkap atau ikatan kovalen koordinat
Jika atom pusat membentuk ikatan
rangkap atau ikatan kovalen koordinat, maka setiap ikatan akan
menggunakan 2 elektron valensi dari
atom pusatnya. Dengan demikian, jumlah passangan elektron bebas (E) akan
sesuai dengan rumus :
E
= (EV-X)
2
Perhatikan contoh ikatan yang
terbentuk oleh atom oksigen atau belerang setelah menggunakan dua elektron
atom pusat berikut.
Contoh :
Menentukan tipe molekul belerang
trioksida (SO3)
Ikatan antara atom belerang
dengan atom oksigen dalam SO3 merupakan ikatan atau ikatan kovalen
koordinat.
Jumlah elektron valensi atom
pusat = 6
Jumlah domain elektron ikatan
(X) =3, tetapi jumlah elektron yang digunakan atom pusat = 3 x 2 =6.
Jumlah domain elektron bebas
(E) = (6-6) = 0.
2
Tipe molekul AX3.
c.
Menentukan geometri molekul
Setelah mengetahui cara
menentukan tipe molekul, maka geometri molekul dapat ditentukan mengikuti
langkah-langkah berikut ini.
o
Menentukan tipe molekul.
o
Menentukan geometri domain-domain elektron di sekitar atom pusat yang
memberi tolakan minimum.
o
Menetapkan domain elektron terikat dengan menuliskan lambing atom
yang bersangkutan.
o
Menentukan geometri molekul setelah mempertimbangkan pengaruh
pasangan elektron bebas.
Untuk lebih jelasnya
perhatikanlah 2 contoh berikut.
Contoh 1 :
Menentukan geometri molekul air
(H2O)
Langkah 1 : tipe molekul AX2E2
(4 domain).
Langkah 2 : Jumlah domain
elektron pada kulit luar atom pusat (atom oksigen) ada 4, yang terdiri atas 2
domain elektron bebas dan 2 domain elektron ikatan. Susunan ruang
domain-domain elektron yang memberi tolakan minimum adalah tetrahedron.
Langkah 3 : tentukan domain
elektron terikat dengan menuliskan lambing atom yang terikat (yaitu atom
hydrogen).
Langkah 4 : molekul berbentuk V
(bentuk bengkok).
Hasil percobaan menunjukkan
bahwa sudut ikatan H-O-H dalam air sebesar 104,50, sedikit lebih
kecil daripada sudut tetrahedron 104,50. Hal ini terjadi karena
desakan pasangan elektron bebas.
|
|
|
3.
|
Molekul Polar dan Nonpolar
|
a.
Molekul Polar
|
o
Molekul polar memiliki
distribusi rapatan elektronnya tidak merata, sehingga ada sisi molekul yang
distribusi rapatan elektronnya lebih besar, sementara sisi lainnya lebih
rendah.
o
Molekul polar mempunyai dwikutub karena pusat muatan atau pol positif
terpisah dari pusat muatan atau pol negative.
Suatu molekul akan bersifat polar jika memenuhi syarat berikut.
a.
Ikatan dalam molekul bersifat polar. Secara umum, ikatan antaratom
yang berbeda dapat dianggap polar.
b.
Bentuk molekul tidak simetris, sehingga pusat muatan positif tidak
berimpit dengan pusat muatan negative.
c.
Memiliki beda
kelektronegatifan tinggi
d.
Memiliki pasangan elektron
bebas
e.
momen dipol tidak sama
dengan nol.
ilustrasi
|
Siswa mengalami kesulitan dalam membedakan
molekul polar dan nonpolar.
|
|
|
|
b. Molekul Nonpolar
|
o
Molekul nonpolar memiliki distribusi rapatan elektron dalam
molekulnya tesebar secara merata.
Suatu molekul akan bersifat polar jika memenuhi syarat berikut.
a.
Tidak ada\ kecil beda
keelektronegatifannya
b.
momen dipol sama dengan nol
c.
Tidak memiliki Pasangan
elektron bebas
d.
Memiliki bentuk simetris
ilustrasi
|
|
|
4.
|
Gaya Antarmolekul
|
a.
Gaya tarik menarik dipole
sesaat-dipol terimbas
|
1.
Gaya tarik-menarik dipol
sesaat-dipol terimbas
(gaya London = gaya dispersi)
A.
Pengertian gaya tarik menarik dipol
sesaat-dipol terimbas
(Gaya London = gaya dispersi)
Gaya dispersi adalah gaya tarik-menarik
antara molekul-molekul dalam zat yang non-polar. Dipol sesaat pada suatu
molekul dapat mengimbas molekul di sekitarnya sehingga membentuk suatu dipol
terimbas. Hasilnya adalah suatu gaya tarik menarik antarmolekul yang lemah.
Penjelasan teoritis mengenai gaya-gaya ini dikemukakan oleh ahli fisika
Jerman, Fritz London pada tahun 1928, oleh karena itu disebut sebagai gaya
London (disebut juga gaya dispersi).
B.
Contoh gaya tarik menarik dipol sesaat-dipol terimbas
Gaya tarik menarik dipol sesaat-dipol
terimbas yang terjadi antara molekul polar dengan molekul nonpolar. Misalnya
antara hidrogen klorida (HF) dengan tetraklorometana (CCl4). Dalam
hal ini, dipol dari molekul polar akan mengimbas molekul nonpolar di
sekitarnya, sehingga mengalami dipol sesaat. Hasilnya adalah suatu gaya tarik
elektrostatik antara dipol dan dipol sesaat.
C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya tarik menarik dipol
sesaat-dipol terimbas
·
Jumlah elektron
Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol
sesaat atau untuk mengimbas suatu dipol disebut polarisabilitas.
Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan
bentuk molekul. Pada umumnya, semakin banyak jumlah elektron dalam molekul
semakin mudah mengalami polarisasi.
·
Ukuran molekul
Faktor lain yang mempengaruhi kekuatan gaya
London adalah ukuran molekul. Apabila kita memeriksa molekul-molekul dengan
rumus umum yang sama, misalnya halogen (F2, Cl2, Br2
), ternyata molekul-molekul yang lebih besar, gaya tarik menarik sesamanya
akan lebih kuat daripada molekul-molekul yang kecil.
·
Area kontak antarmolekul
Gaya tarik antarmolekul juga dipengaruhi
oleh area kontak antarmolekul. Molekul
yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan molekul
yang kecil, membulat, kompak, dan
simetris. Misalnya, normal-pentana mempunyai titik cair dan titik didih yang
lebih tinggi dibandingkan neopentana walaupun kedua zat itu mempunyai massa
molekul relatif yang sama besar.
ilutrasi
|
Siswa mengalami kesulitan dalam memahami perbandingan kekuatan gaya
antarmolekul.
|
|
|
|
b. Gaya tarik dipol-dipol
|
A.
Pengertian gaya tarik dipol-dipol
Gaya tarik dipol-dipol adalah gaya
antarmolekul dalam zat yang polar. Molekul yang distribusi rapatan
elektronnya tidak simetris bersifat polar dan mempunyai dua ujung yang
berbeda muatan (dipol). Dalam zat polar, molekul-molekulnya cenderung
menyusun diri dengan ujung (pol) positif berdekatan dengan ujung (pol) negatif
dari molekul di dekatnya. Susunan molekul seperti itu menghasilkan suatu gaya
tarik-menarik, yang disebut gaya tarik dipol-dipol.
B.
Contoh gaya tarik dipol-dipol
Pada molekul HCl, atom klorin akan mencapai
konfigurasi elektron gas mulia yang stabil, apabila satu elektron dari atom hidrogen
berpasangan dengan satu elektron dari klorin. Akibatnya, muatan positif
mengarah pada atom klor. Pergeseran kedudukan muatan positif dan negatif ke
arah yang berlawanan disebut polarisasi. Pada kutub-kutub tersebut terdapat
gaya elektrosatis dipol-dipol.
ilutrasi
|
|
|
|
c. Ikatan Hidrogen
|
A.
Pengertian ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik menarik
antara atom hidrogen yang terikat pada suatu atom berkeelektronegatifan besar
dari molekul lain di sekitarnya. Ikatan hidrogen terdapat dalam
senyawa-senyawa yang mengandung ikatan F-H, O-H, dan ikatan N-H. Kutub
positif pada arah kedudukan atom H berikatan dengan kutub negatif pada arah
kedudukan atom yang memiliki keelektronegatifan besar, seperti fluorin, oksigen, dan nitrogen dalam
molekul HF, H2O, dan NH3.
B.
Contoh ikatan hidrogen
Pada molekul HF, ujung molekul H lebih
bermuatan positif dan ujung molekul F lebih bermuatan negatif sehingga atom
fluorin menarik kuat pasangan elektron ikatan sehingga molekul HF menjadi
sangat polar. Akibatnya, atom hidrogen dari satu molekul membentuk gaya
tarik-menarik yang relatif kuat dengan atom fluorin dari molekul lain di
sekitarnya.
C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan ikatan hidrogen
·
Elektronegativitas, adalah suatu ukuran kecenderungan atom
untuk menarik pasangan elektron ikatan.
Jika atom-atom memiliki elektronegatifitas yang setara, keduanya memiliki
kecenderungan yang sama untuk menarik pasangan elektron ikatan, dan karena itu
akan ditemukan setengah rata-rata antar akedua atom, sebagaicontoh,
pada molekul H2 atau Cl2.
“semakin besar perbedaan keelektronegatifan
atom dalam suatu molekul atau antarmolekul, maka semakin kuat ikatan hidrogen”
·
Polaritas, adalah kepolaran suatu unsur yang berikatan dengan
unsur lain dan masih terdapat pasangan elektron bebas pada pusat molekulnya..
“Semakin banyak pasangan elektron
bebas (pasangan elektron tak berikatan), maka semakin mudah membentuk ikatan
hidrogen”
·
Kepolaran ikatan serta jumlah ikatan hidrogen yang dapat
dibentuk oleh suatu molekul. Tiga contoh molekul yang dapat membentuk ikatan
hidrogen yaitu molekul-molekul NH3, H2O, dan HF.
Kepolaran NH3 <H2O < HF. Ikatan hidrogen maksimal
yang dapat terbentuk dari setiap molekul NH3 dan HF adalah sebanyak dua ikatan hidrogen.
Sedangkan, pada setiap molekul H2O, ikatan hidrogen yang dapat
terbentuk adalah empat buah yaitu dua ikatan hidrogen terbentuk melalui dua
atom H dan dua ikatan hidrogen terbentuk melalui dua pasangan elektron bebas
yang terdapat pada atom O. Sehingga urutan kekuatan ikatan hidrogen pada
molekul-molekul tersebut adalah NH3 <HF < H2O.
Bandingkan elektronegativitas
unsur-unsur dalam satu golongan, seperti yang tertulis pada Tabel di atas.
Tabel ini menunjukkan bahwa dalam satu golongan, yakni golongan VIIA,
kemampuan menarik dari atom H lebih efektif pada unsur dengan Mr yang lebih
kecil, karena perbedaan elektronegativitasnya yang tinggi. Padahal secara
teoritis, semakin besar Mr semakin besar pula elektronegativitasnya. Mengapa
bisa demikian?
Kasus penyimpangan tersebut
disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen. Gaya yang dihasilkan oleh ikatan
hidrogen lebih kuat dibandingkan Gayan Van der Walls. Pada unsur-unsur
golongan VII dalam Tabel perbedaan keelektronegativan diatas, terbentuk
ikatan hidrogen yang kuat dan menyebabkan penyimpangan sifat fisis pada
molekul sehingga molekul dengan ikatan hidrogen mempunyai titik didih yang
relatif tinggi.
|
|
|
|
d. Perbandingan Kekuatan Gaya Antarmolekul
|
Kekuatan gaya antarmolekul pada molekul-molekul polar
dan molekul-molekul nonpolar dapat diprediksikan pada kondisi:
1. Membandingkan antarmolekul nonpolar
Jika yang dibandingkan sama-sama molekul nonpolar maka
gaya London yang berperan. Sebagaimana yang telah dijelaskan, molekul
nonpolar yang memiliki massa molekul lebih besar (jumlah elektron lebih
banyak) dan bentuk awan elektron yang kurang simetris (menyimpang dari bentuk
bola) akan memiliki gaya London lebih kuat.
2. Membandingkan
molekul polar dan nonpolar
Jika molekul polar dan molekul nonpolar tersebut memiliki massa molekul yang sama atau
hampir sama maka gaya London yang terdapat pada molekul-molekul tersebut
adalah sama. Perbedaannya adalah bahwa pada molekul polar, selain terdapat
gaya London juga terdapat gaya dipol-dipol sehingga titik lebur dan titik
didih pada molekul polar lebih tinggi daripada molekul nonpolar. Sebagai
contoh adalah n-butana dan aseton.
Jika molekul polar dan molekul nonpolar tersebut
memiliki massa molekul yang berbeda jauh maka peranan gaya London lebih
dominan dibandingkan gaya dipol-dipol, yaitu molekul dengan massa molekul
lebih besar memiliki gaya antarmolekul yang lebih kuat. Misalkan pada HCl dan
HI. Kepolaran HI (momen dipol =0,38) lebih rendah dibandingkan HCl (momen
dipol = 1,08) sehingga gaya dipol-dipol yang terjadi pada HI lebih lemah
dibandingkan pada HCl. Namun, Mr HI (128) lebih besar daripada HCl (36,5)
sehingga gaya London pada HCl lebih kuat daripada HI. Gaya London yang
terdapat pada HI mampu mengimbangi kontribusi gaya dipol-dipol pada HCl.
Fakta menunjukkan bahwa titik didih HI
(-35,20C) lebih tinggi dibandingkan titik didih HCl (84,90C).
3. Membandingkan
antarmolekul polar
Molekul polar tidak membentuk ikatan hidrogen dan
memiliki massa yang sama/hampir sama, maka molekul polar dengan kepolaran
yang lebih tinggi akan memiliki gaya antarmolekul yang lebih kuat
Molekul polar membentuk ikatan hidrogen, maka molekul
polar yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan memiliki gaya antarmolekul
lebih kuat. Demikian pula dengan molekul polar yang dapat membentuk ikatan
hidrogen yang lebih banyak akan memiliki gaya antarmolekul yang lebih kuat.
|
|
5.
|
Gaya Van der Waals
|
a. Pengertian Gaya Van der Waals
|
1.
Pengertian gaya van der waals
Gaya-gaya antarmolekul, yaitu
gaya dispersi (gaya London) dan gaya dipol-dipol, secara kolektif disebut
gaya van der waals. Namun demikian ada kebiasaan untuk melakukan pembedaan
yang tujuannya untuk memperjelas gaya antarmolekul dalam suatu zat sebagai
berikut.
A.
Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya
antarmolekul itulah satu-satunya, yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya
untuk gas mulia, hidrogen, dan nitrogen.
B.
Istilah gaya van der waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-dipol
di samping gaya dispersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton.
|
Siswa mengalami kesulitan dalam
memahami perbedaan konsep antara gaya van der waals dengan gaya antarmolekul.
|
|
|
b. Contoh Gaya Van der Waals
|
- Gas mulia : Gaya van der
waals yang bekerja antara atom-atom pada golongan gas mulia sangat
lemah, hal ini ternyata dari rendahnya titik lebur dan titik didihnya.
Makin tinggi nomor atom, makin tinggi pula titik lebur dan titik
didihnya, berarti gaya van der waalsnya semakin besar.
- Halogen : Jarak I-I: 2,68A,
dalam gas jarak ini besarnya 2,66A. makin besar nomor atom dari halogen,
gaya van der Waals makin besar, hingga titik lebur dan titik didih makin
tinggi
- Grafit : Tersusun dari
kristal molekuler atom, karbon yang berbentuk heksagonal, terikat dengan
ikatan kovalen. Lapisan heksagonal ini terikat denga lapisan lain dengan
ikatan van der Waals. Karena lemahnya ikatan ini, lapisan satu mudah
bergerak terhadap lapisan lain, hingga grafit bersifat lunak dan dapat
dipakai sebagai pelumas padat.
|
|
6.
|
Hibridisasi
|
a.
Sejarah Perkembangan Teori Hibridisasi
|
·
Teori hibridisasi di
promosikan oleh Linus Pauling dalam menjelaskan struktur molekul metana (CH4).
·
Orbital-orbital yang
terhibridisasi sebagai gabungan dari orbital-orbital atom yang bertumpang
tindih satu dengan yang lainnya.
·
Orbital-orbital yang
digunakan sebagai dasar skema hibridisasi karena ia adalah salah satu dari
sedikit orbital yang persamaan Schrodingernya memiliki penyelesaian analitis
yang diketahui.
|
Siswa mengalami kesulitan dalam
memahami langkah-langkah menentukan hibridisasi.
|
|
|
b. Pengertian Teori Hibridisasi
|
·
Teori domain elektron yang
kurang tepat akan lebih dijelaskan oleh hibridisasi .
·
Hibridisasi merupakan
proses perhitungan matematik menggabungkan orbital-orbital atom membentuk
orbital atom baru yang disebut orbital
hibrida.
·
Orbital
hibrida menggambarkan distribusi elektron
yang lebih mendekati kenyataan pada atom-atom yang berikatan secara kimia.
·
Jadi hibridisasi adalah
pelebura-peleburan orbital-orbital dari tingkt energi yang berbeda menjadi
orbital-orbital yang energinya setingkat.
·
Molekul-molekul yang
terdiri dari karbon (C), oksigen (O) dan nitrogen (N) akan lebih mudah
dijelaskan menggunakan teori hibridisasi.
·
Hibridisasi merupakan
penjelasan teori mengenai geometri molekul.
·
Jika suatu molekul
diketahui geometrinya maka dapat dijelaskan hibridisasi yang terjadi
·
Geometri molekul/ion adalah
geometri suatu molekul/ion yang terbentuk oleh atom-atom yang tidak termasuk
pasangan elektron bebas.
|
|
|
|
c. Hibridisasi sp3
|
·
Digunakan bila karbon
membentuk empat ikatan tunggal.
·
Atom karbon lebih membentuk
senyawa dengan orbital hibrida daripada orbital atom yang tak berhibridisasi
karena hibridisasi memberikan ikatan yang lebih kuat karena tumpang tindihnya
lebih besar, dan karena itu menghasilkan molekul berenergi lebih rendah yang
lebih stabil.
·
Dalam metana (CH4),
atom karbon mempunyai empat ikatan kovalen terhadap hidrogen.
Masing-masing ikatan karbon
hidrogen mempunyai jarak yang sama yaitu 1,1 A dan sudut antara setiap pasang
elektron adalah 109,5°.
Menurut teori domain elektron
(VSEPR) struktur metana adalah tetrahedral dengan PEB = 0 dan PEI = 4.
Karbon (C) nomor atom = 6 dengan
konfogurasi : 1s2,2s2,2p2.
Ø Pada
keadaan dasar terdapat dua orbital p yang masing-masing mengandung 1 elektron
yaitu 2Px1 dan 2Py1. Oleh karena
itu, kedua orbital p tersebut diharapkan dapat bergabung dengan dua atom
hidrogen membentuk senyawa CH2. Akan tetapi kenyataannya satu atom
karbon dapat mengikat 4 atom hidrogen. Hal ini dapat terjadi jika sebuah
elektron 2s dipindahkan ke orbital yang energinya lebih tinggi yaitu orbital
2Pz yang masih kosong (keadaan tereksitasi). Peningkatan ini
memerlukan energi kira-kira 96 kkal/mol, tetapi energi ini lebih daripada
yang didapat kembali pada pembentukan ikatan kimia secara serentak. Dengan
demikian tersedia empat orbital yang masing-masing mengandung sebuah elektron
tunggal. Kemudian keempat elektron tunggal tersebut dapat membentuk pasangan
elektron dengan empat elektron tunggal dari 4 atom H membentuk molekul CH4
(terhibridisasi). Masing-masing orbital sp3 mengandung 1
elektron untuk ikatan, setelah berikatan masing-masing dengan atom hidrogen
masing-masing orbital p memiliki sepasang elektron.
Ø Kotak-kotak
tersebut diatas disebut diagram orbital.
Ø Elektron
dinyatakan oleh panah dan arah dari spin elektron dinyatakan oleh arah dari
panah.
Ø Orbital
yang dihasilkan dari penampuran 2s dan 2p berbentuk seperti bola bowling,
yaitu ada cuping besar dan cuping kecil dengan simpul pada inti.
Ø Ditinjau
dari tingkat energinya, tingkat energi orbital 2s lebih rendah dari pada
energi orbital 2p. Jika ditinjau bentuk orbitalnya (bentuk bola) berbeda
dengan orbital 2p (bentuk bola tepilin). Adanya perbedaan tingkat energi dan
bentuk orbital 2s dan 2p, secara teori tentunya kedudukan ikatan C-H yang
berasal dari orbital 2s tidak sama dengan kedudukan ikatan C-H dari 2p.
Ø Suatu
atom karbon sp3 sering disebut sebagai atom karbon tetrahedral
karena geometri dari ikatannya. Keadaan tetrahedral yang simetris dapat
tercapai jika ketiga orbital 2p sebelum mengadakan tumpang tindih (ikatan)
dengan empta orbital s dari keempat atom H terlebih dahulu mengalami
perubahan. Satu orbital s dan ketiga orbital p mengalami
hibridisasi/pembauran sehingga menghasilkanj empat orbital sp3
yang berbentuk tetrahedral.
|
|
|
|
d. Hibridisasi sp2
|
·
Bila atom karbon terikat ke
atom lain oleh ikatan rangkap 2, atom karbon dalam keadaan hibridisasi sp2.
·
Untuk membentuk orbital
ikatan sp2, karbon menghibridisasi orbital 2s nya hanya dengan 2
orbital 2p nya. Satu orbital p pada atom karbon tetap tak terhibridisasi.
Karena tiga orbital atom digunakan untuk membentuk orbital sp2,
maka dihasilkan tiga orbital hibrida sp2.masing-masing orbital sp2
mempunyai bentuk yang sama seperti orbital sp3 dan mengandung 1
elektron yang dapat digunakan untuk ikatan.
·
Tiga orbital sp2
sekeliling inti karbon terletak sejauh mungkin yang satu dengan yang lain
yaitu, orbital sp2 terletak dalam bidang sudut 120°. Suatu atom
karbon terhibridisasi karbon trigonal. Pada hibridisasi sp2 3
orbital sp2 mengalami hibridisasi datu orbital tak terhibridisasi.
·
Dalam etilena dua karbon sp2
dapat digabung oleh ikatan sigma yang terbentuk karena tumpang tindih satu
orbital sp2 dari masing-masing atom karbon. Ikatan sigma ini
merupakan salah satu ikatan dari rangkap 2. Setiap atom karbon masih
mempunyai 2 orbital sp2 tersisa ikatan dengan hidrogen.
·
Bila karbon bergabung
dengan hidrogen pada senyawa etilena membentuk hibridisasi sp2-s.
|
|
|
|
e. Hibridisasi sp
|
·
Bila atom karbon yang
dihubungkan hanya terhadap dua atom lainnya seperti dalam asetilena kedaan
hibridisasinya adalah sp. Satu orbital 2s bercampur dengan hanya 1 orbital 2p
untuk membentuk 2 orbital hibrida sp. Dalam hal ini, dua orbital 2p yang tak
terhibridisasi, masing-masing dengan satu elektron.
·
Kedua orbital sp terletak
sejauh mungkin, dalam garis lurus dengan sudut 180° diantaranya.
·
Ikatan terjadi pada ikatan
rangkap.
·
Dalam asetilena kedua atom
karbon dihubungkan oelh ikatan sigma sp-sp. Masing-masing karbon juga terikat
terhadap atom hidrohen oleh ikatan sigma sp-s.
|
|
7.
|
Ikatan Ion
|
Pengertian Ikatan Ion
|
·
Merupakan gaya tarik
menarik listrik antar ion yang berbeda muatan.
·
Ikatan yang bekerja
kesegala arah dalam struktur kristal zat.
·
Rumus kimia senyawa ion
merupakan rumus empirisnya.
·
Terjadi akibat serah terima
elektron (ada yang melepas elektron dan ada yang menerima elektron supaya
stabil).
·
Antara ion positif (melepas
elektron) dan ion negatif (menerima elektron).
·
Antara unsur golngan logam
dan nonlogam.
·
Atraksi dari kation dan
anionnya.
Contohnya ikatan ion yang terbentuk
antara atom logam Na dan atom non-logam Cl pada senyawa NaCl (natrium
Klorida). Atom Natrium berubah menjadi ion positif, sedangkan aton Klorida
berubah menjadi ion negatif.
Atom
Na dan Cl
Na ( 2 8 1 ) Na+ ( 2 8 ) + e-
Cl ( 2 8 7 ) + e Cl- ( 2 8 8 )
|
Siswa mengalami kesulitan dalam
mengingat kembali materi ikatan ion yang telah dipelajari di kelas X.
|
8.
|
Jaringan Ikatan Kovalen
|
a. Pengertian Ikatan Kovalen
|
Ikatan kovalen adalah ikatan
yang terjadi jika ada pemakaian pasangan elektron secara bersama- sama oleh
atom-atom yang berikatan, dikarenakan ketidak mampuan salah satu atom yang
akan berikatan untuk melepaskan elektron ( terjadi pada atom – atom non
logam).
Sifat – sifat atom yang
membentuk ikatan kovalen sebagai berikut:
Terbentuk diantara dua atom
yang sama-sama ingin menangkap electron.Sesudah berikatan tiap atom harus dikelilingi 2
atau 8 elektron
Atom-atom yang memiliki
afinitas elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan
ikatan ion.
Satu jenis ikatan antarpartikel
yang sangat kuat adalah jaringan ikatan kovalen yang dapat membentuk struktur
kovalen raksasa. Zat dengan ikatan seperti itu mempunyai titik leleh dan
titik didih yang sangat tinggi. Contohnya grafit, intan, dan pasir.
1. Intan dan grafit
Dalam intan, setiap atom terikat
secara kovalen pada 4 atom karbon lainnya dalam suatu struktur tetrahedron.
Dalam grafit, setiap atom terikat secara kovalen pada 3 atom karbon lainnya
dalam suatu struktur berbentuk heksagonal yang berlapis-lapis. Intan
mempunyai titik leleh 3.550 0C dan titik didih 4.827 0C.
grafit mempunyai titik leleh 3.652-3.697 0C (menyublim) dan titik
didih 4.200 0C
2. Silika (SiO2)
Struktur silika menyerupai intan,
di mana setiap atom silika terikat secara kovalen pada 4 atom oksigen, dan
setiap atom oksigen terikat kepada 2 atom silikon. Silika juga mempunyai
titik leleh dan titik didih yang luar biasa tinggi (berturut-turut 1.410 0C
dan 2.355 0C)
|
Siswa mengalami kesulitan dalam membedakan
berbagai macam ikatan kovalen.
|
|
|
b. Macam-macam Ikatan Kovalen
|
Ikatan kovalen terbagi atas
dua macam berdasarkan kepolarannya antara lain :
a) Ikatan Kovalen Polar
Ikatan kovalen polar terjadi
jika pasangan elektronnya yang dipakai bersama-sama, tertarik lebih kuat ke
salah satu atom yang berikatan (berdasarkan atas keelektronegatifan unsurnya
berbeda).
Elektron akan tertarik lebih
kuat ke atom yang elektronegatif lebih besar (cenderung menangkap elektron)
Contoh :
Gambar
Ikatan Kovalen Polar
b) Ikatan Kovalen Non Polar
Ikatan kovalen non polar
terjadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, sama kuat ke semua atom
yang berikatan. Ikatan ini terjadi dengan syarat dua atom yang berikatan
mempunyai keelektronegativitas yang sama.
Pada molekul yang
simetris seperti CaCl2, BaCl2 , AlCl3 dan
CCl4 polaritas masing – masing ikatan akan saling meniadakan
sehingga molekul tersebut bersifat non polar.
Contoh :
Gambar
Ikatan Kovalen nonpolar
3. Ikatan Kovalen
Koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi
adalah ikatan kovalen dengan pasangan elektron yang digunakan secara bersama
hanya berasal / disumbangkan oleh salah satu atom
Gambar
Ikatan Kovalen Koordinasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Terimakasih atas informasinya, saya mengerti ikatan kimia.
ReplyDeletejangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id
Tolong isi kuisionernya, semakin banyak yang ngisi semakin banyak juga balasannya. Terimakasih sudah membantu 🙏🏽
https://bit.ly/38P1KV