JANGAN IKUT KAJIAN SALAFI , HATI HATI!!!! Nanti ketagihan - Articel Iftah Al-Muttaqin

Tuesday, December 22, 2015

JANGAN IKUT KAJIAN SALAFI , HATI HATI!!!! Nanti ketagihan

JANGAN IKUT KAJIAN SALAFI , HATI HATI!!!! Nanti ketagihan
Jika Anda sedang jalan-jalan pagi di akhir pekan, dan
kebetulan melintas masjid, mungkin akan bertemu beberapa
masjid yang Sabtu-Minggu penuh dengan kegiatan. Di
antaranya kajian atau pengajian. Memang tidak banyak
masjid yang menyelenggarakan acara serupa.
Kajian akhir pekan? Ya, di Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok,
Tangerang, misalnya, ada beberapa masjid yang secara rutin
menyelenggarakan pengajian secara rutin. Jika tidak rutin,
maka itu sifatnya sesekali atau sebulan sekali. Misalnya,
Anda bisa hadir di Masjid Nurul Iman di Lantai paling atas
Blok M Square, Masjid Al Fatah di Jatinegara. Di situ acap
kali ada pengajian akbar yang mendatangkan ustadz-ustadz
dari luar kota.
Masjid yang mampu menampung hampir dua ribu jamaah itu,
bisa penuh sesak di hari Ahad. Tergantung ustadz yang
mengisi. Tapi, jangan berharap ada ustadz-ustadz yang hilir
mudik di televisi akan mengisi di sana. Karena ini justru
pengajian di luar mainstream. Di luar kebanyakan kaum
muslim.
Ekslusif? Tidak juga. Pengajian seperti ini terbuka untuk
umum, siapa saja boleh ikut dan tidak akan dikenakan biaya.
Juga tidak perlu mendaftar. Ini juga bukan pengajian “dalam
rangka”… Ya bisa dalam memperingati ini dan itu. Pokoknya,
mereka datang untuk berburu ilmu. Berburu pahala dengan
mendatangi halaqah ilmu.
Pengajiannya pun serius. Jarang ada gelak tawa, paling
senyum-senyum. Para ustadz juga bukan seperti para orator
atau juru kampanye yang berdiri dengan gaya menggerakan
badan, tangan dan mimik aneka rupa. Semua sederhana.
Pakaian ustadznya, tampangnya juga, sangat sederhana.
Mereka hanya duduk. Tidak berdiri. Duduk di kursi meja, dan
memegang kitab atau Laptop.
Yang hadir pun begitu. Mayoritas sederhana. Mereka rata-
rata memakai pakaian koko atau gamis, berpeci, dan celana
agak di atas mata kaki. Yang perempuan, jarang terlihat yang
modis dengan jilbab gaul. Mereka justru memakai jilbab
panjang hingga di pantatnya. Ada juga yang memakai cadar.
Yang membuka muka, hampir tidak ada yang memakai gincu
atau bedak yang menor.
Tapi, lihatlah ketika ustadz sudah mulai berbicara. Mayoritas
mengambil alat tulis layaknya anak SD yang tekun mencatat
setiap omongan guru. Tidak ada lagu-lagu, tidak
ada gimmick untuk memancing perhatian. Ustadz-ustadz
juga tidak ada yang membaca Al Quran dengan nada
melengking layaknya penyanyi.
Meski terkesan tidak menarik itu pengajian, tetapi jarang
sekali orang yang beranjak dari acara. Sepanjang pengajian,
hampir tidak ada ustadz memberi cerita-cerita yang konyol
dan lucu. Malah mirip kuliah di kampus. Semua merujuk
kitab, merujuk ayat Al Quran dan hadist-hadist yang shahih.
Oh ya, rata-rata pengajian itu selama dua jam, plus tanya
jawab 30 menit. Dan, semua pertanyaan selalu ditulis.
Karena itu, ada pertanyaan yang mungkin terlihat sepele,
tak perlu membuat malu penanya.
Inilah pengajian dari mereka kalangan Salafi. Apa itu Salafi?
Ini bukan nama ormas, bukan pula komunitas. Ini adalah
kumpulan orang-orang yang beragama dengan mengikuti
cara beragama para Sahabat Nabi, Salaf artinya terdahulu,
maka mereka ini berupaya untuk memahami dan
mempraktekan agama Islam sesuai dengan yang dijalankan
para Sahabat Nabi.
Mengapa harus bersusah payah mengikuti Sahabat Nabi?
Ya karena merekalah yang paling tahu bagaimana Nabi
memberikan pelajaran, melihat langsung dan mempraktekan
bersama Nabi Muhammad. Tak ada yang lebih tahu tentang
Islam, (setelah Nabi) selain para Sahabat Beliau. Maka, tidak
heran bila pengajian salafi ini hanya berasal dari kitab-kitab
yang sesuai sunnah saja yang dipelajari.
Jika Anda hadir, maka akan Anda rasakan dari awal sampai
akhir, tidak ada kalimat-kalimat yang meluncur dari para
ustadz ini yang melebar ke mana-mana. Yang mendahulukan
logika dari pada ayat atau hadist, sulit dijumpai. Tidak ada
pemahaman orang-orang Liberal atau Barat yang dipakai
sandaran, terkecuali pendapatnya juga sesuai dengan
pemahaman para Sababat. Mengapa pengajian tanpa artis,
tanpa orang terkenal, tanpa ada nyanyian dan segala macam,
bisa ramai dikunjungi para jamaah?
Kuncinya bukan pada ustadz.
Tetapi justru para jamaah itu sendiri yang memang haus ilmu.
Bagi mereka, mencari ilmu lewat pengajian ini adalah
kewajiban setiap muslim. Jika terkesan mereka itu seram atau
aneh, itu hanyalah pandangan sekilas. Setelah Anda duduk
dan ngobrol, mereka akan menyapa dengan hangat.Anda pun
boleh datang kapan dan di mana pun acara pengajian
dilaksanakan. Untuk jadwal pengajian dan ustadz yang
mengisi, bisa Anda dengarkan di Radio Rodja 756 AM atau
klik di http://www.radiorodja.com/ dan untuk buku-buku
yang dibahas di pengajian mereka, Anda bisa
mengklik https://www.facebook.com/insanimuslim?_rdr
Cuma saya khawatir, jika Anda mencoba hadir… Saya
khawatir Anda akan ketagihan

No comments:

Post a Comment