GOJEK dkk jadi
pemberitaan utama hari ini. Berawal
dari PELARANGAN resmi yang
dilakukan oleh Kementerian
Perhubungan karena dinilai
melanggar UU/tidak memenuhi ketentuan sebagai angkutan umum. Pelarangan beroperasi GOJEK dkk
tersebut tertuang dalam Surat
Pemberitahuan Nomor
UM.3012/1/21/Phb/2015 yang
ditandatangani oleh Menteri
Perhubungan Ignasius Jonan dan disampaikan oleh Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Kementerian
Perhubungan Djoko Sasono dalam
konferensi pers di Jakarta, Kamis
(17/12) kemarin. Aturan pemerintah itu sontak
membuat masyarakat senewen
dengan mengucapkan komentar
pedas. Sepanjang Jumat hari ini dari
pagi ucapan pedas dan penolakan
terhadap aturan itu banyak berseliweran di media sosial. Eng ing eng… Lalu datanglah Presiden
Joko Widodo ‘melawan’ keputusan
Menteri Jonan yang dianggap
membuat aturan yang menyusahkan
rakyat. “Saya segera panggil Menhub. Ojek
dibutuhkan rakyat. Jangan karena
aturan rakyat jadi susah. Harusnya
ditata -jkw,” ucap tegas Jokowi
melalui akun @jokowi, Jumat
(18/12/2015), pukul 10.41 WIB. Lalu… akhirnya Menteri Jonan pun
mencabut larangan yang telah
dibuatnya. Gojek dan transportasi
berbasis online lain diperbolehkan
lagi. “Ojek dan transportasi umum
berbasis aplikasi dipersilakan tetap
beroperasi sebagai solusi sampai
transportasi publik dapat terpenuhi
dengan layak,” kata Jonan saat
menggelar konferensi pers di Jakarta, Jumat, 18 Desember 2015, kutip
TEMPO. Hebat! Tepuk tangan pemirsah! Namun, beberapa netizen lain,
bahkan banyak yang
mempertanyakan Balada GOJEK ini.
Mereka mempertanyakan kenapa tak
ada koordinasi antara Menteri
dengan Presiden. “Kok bisa sih…seorang menteri
mengeluarkan peraturan tanpa
konsultasi dulu dgn atasannya?”
Tanya netizen Erwin Al-Fatih. “Selalu ada ‘PAHLAWAN’ di menit-menit
akhir,” sambungnya menyentil. “Temen saya yg gojek bilang, gak
mungkin dilarang pak. Ini cuma
sandiwara pemerintah. Kok tau
sandiwara dari mana? Kata dia,
utusan kami para gojek sudah
pernah dipanggil ke istana bulan lalu. Trusss? Gak mungkin mr.Jon
menghajar gojek, masa dia gak tau
kita pernah ngobrol di istana bareng
pemerintah,” tutur netizen @bayprio di twitter. “Kayak modus cowok naksir cewek.
Di suruh temannya utk jahilin tuh
cewek. Lalu dia dtg bantu tuh cewek.
Pahlawan :))” cuit netizen @HarrisSiregar74. “Kayak Pelem India Jalan ceritanya
mudah ditebak :D” kata @bimanafis. “Biarin gaduh dulu. Pahlawan muncul
belakangan. Lalu smua clear.. citra
naik.. Lanjut episode selanjutnya….”
cuit netizen @buddysatria1. “Menteri cuma pembantu..utk bantu
presiden jadi hero, menteri harus rela
jadi penjahat :D” cuit
netizen@faqihmun. Sekali lagi… mari tepuk tangan plok
plok plok…. grin emotikon
tersebut tertuang dalam Surat
Pemberitahuan Nomor
UM.3012/1/21/Phb/2015 yang
ditandatangani oleh Menteri
Perhubungan Ignasius Jonan dan disampaikan oleh Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Kementerian
Perhubungan Djoko Sasono dalam
konferensi pers di Jakarta, Kamis
(17/12) kemarin. Aturan pemerintah itu sontak
membuat masyarakat senewen
dengan mengucapkan komentar
pedas. Sepanjang Jumat hari ini dari
pagi ucapan pedas dan penolakan
terhadap aturan itu banyak berseliweran di media sosial. Eng ing eng… Lalu datanglah Presiden
Joko Widodo ‘melawan’ keputusan
Menteri Jonan yang dianggap
membuat aturan yang menyusahkan
rakyat. “Saya segera panggil Menhub. Ojek
dibutuhkan rakyat. Jangan karena
aturan rakyat jadi susah. Harusnya
ditata -jkw,” ucap tegas Jokowi
melalui akun @jokowi, Jumat
(18/12/2015), pukul 10.41 WIB. Lalu… akhirnya Menteri Jonan pun
mencabut larangan yang telah
dibuatnya. Gojek dan transportasi
berbasis online lain diperbolehkan
lagi. “Ojek dan transportasi umum
berbasis aplikasi dipersilakan tetap
beroperasi sebagai solusi sampai
transportasi publik dapat terpenuhi
dengan layak,” kata Jonan saat
menggelar konferensi pers di Jakarta, Jumat, 18 Desember 2015, kutip
TEMPO. Hebat! Tepuk tangan pemirsah! Namun, beberapa netizen lain,
bahkan banyak yang
mempertanyakan Balada GOJEK ini.
Mereka mempertanyakan kenapa tak
ada koordinasi antara Menteri
dengan Presiden. “Kok bisa sih…seorang menteri
mengeluarkan peraturan tanpa
konsultasi dulu dgn atasannya?”
Tanya netizen Erwin Al-Fatih. “Selalu ada ‘PAHLAWAN’ di menit-menit
akhir,” sambungnya menyentil. “Temen saya yg gojek bilang, gak
mungkin dilarang pak. Ini cuma
sandiwara pemerintah. Kok tau
sandiwara dari mana? Kata dia,
utusan kami para gojek sudah
pernah dipanggil ke istana bulan lalu. Trusss? Gak mungkin mr.Jon
menghajar gojek, masa dia gak tau
kita pernah ngobrol di istana bareng
pemerintah,” tutur netizen @bayprio di twitter. “Kayak modus cowok naksir cewek.
Di suruh temannya utk jahilin tuh
cewek. Lalu dia dtg bantu tuh cewek.
Pahlawan :))” cuit netizen @HarrisSiregar74. “Kayak Pelem India Jalan ceritanya
mudah ditebak :D” kata @bimanafis. “Biarin gaduh dulu. Pahlawan muncul
belakangan. Lalu smua clear.. citra
naik.. Lanjut episode selanjutnya….”
cuit netizen @buddysatria1. “Menteri cuma pembantu..utk bantu
presiden jadi hero, menteri harus rela
jadi penjahat :D” cuit
netizen@faqihmun. Sekali lagi… mari tepuk tangan plok
plok plok…. grin emotikon
No comments:
Post a Comment