Perlit
Perlite (perlit) adalah salah satu batuan
piroklastik, salah satu tipe dari volkanik-glass, yang dapat mengembang dan
menjadi sangat berpori ketika dipanaskan. Berasal dari bahasa Perancis
"Pearl", yang menunjukkan kilap mutiara dari batuannya. Ketika
dipanaskan, perlit dapat mengembang hingga 20x dari volume sebenarnya.
Prinsipnya sama seperti kita membuat pop corn, dimana volume akan mengembang,
namun menjadi lebih ringan. Perlit umumnya berwarna abu-abu hingga hijau, namun
bisa berwarna cokelat, biru, ataupun merah. Setelah dipanaskan, perlit akan
berwarna abu-abu hingga putih .
A. Sebaran/Potensi Perlit di Indonesia dan di luar Negeri
Sesuai dengan
keterjadiannya, perlit selalu nerasosiasi dengan aktivitas gunung berapi,
sehingga banyak kemungkinan keterdapatannya di Indonesia yang kaya akan gunung
berapi.
Dari berbagai
studi dapat diinventarisasi keberadaan, potensi dan hasil analisis kimia perlit
di Indonesia adalah sebagai berikut :
a) Pansurnapitu,
Sumatra Utara
Perlit
ditemukan di daerah Pansurnapitu, kecamatan Silindung, kabupaten Tapanuli
Utara. Perlit berada dalam suatu endapan bersama dengan obsidian sebagai
bongkah-bongkah di dalam tufa, berwarna keabu-abuan, dan keputihan agak lunak. Dari hasil
pmeriksaan di laboratorium contoh perlit ini pengembangannya sampai 153,3% dari
hasil crucible test.
b) Bukit Sikaping,
Sumatra Barat
Perlit di
daerah ini ditemukan bersama dengan obsidian sebagai bongkah-bongkah dalam
tufa. Perlitnya agak keras, nerwarna keabu-abuan, dengan faktor pengembangan
9,4% dari hasil crucible test. Bukit Rasam Kec. Lubuk Sikaping Kab. Pasaman (prosentase nilai ekspansi
maksimum 51,51% H2O 0,03%, minimum 50,,00% H2O 2,83%
terdapat sebagai bongkah dalam tufa); Bukit Sipinang Kec. Sepuluh Koto,
Singkarak Kab. Solok (prosentase nilai ekspansi 945 terdapat sebagai bongkah
dalam tufa dan berasosiasi dengan obsidian); Bukit Batu Kambing Kab. Solok
(nilai ekspansi maksimum 63,15% H2O 0,05%, minimum 8,50% H2O
1,12% terdapat dalam Formasi Andesit)
c) Mutaralam,
Lampung
Perlit ditemukan
sebagai aliran riolit dan berlokasi di daerah Mutaralam, Kecamatan SumberJaya,
Kabupaten Lampung Utara. Hasil dari Laboratorium (crubble test)
menunjukkan bahwa pengembangannya sebesar 269 . Mutar Alam Kec. Sumberjaya Kab. Lampung Utara
(nilai ekspansi 16,21- 269% berasosiasi dengan tufa riolit dan dasit dalam
graben Gedongsurian); Gedong Surian, Kec. Sumber Jaya Kab. Lampung Utara
(berasosiasi dengan tufa riolit dan dasit dalam graben Gedongsurian); Suwoh,
Kec. Belalau, Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi maksimum 68,75%, berasosiasi
dengan dasit, tufa breksi, sebagai hasil erupsi Pilo-Pleistosen pada sesar
Semangko/Graben Suwoh); G. Asahan, desa Purnawiwitan, Kec. Sumber Jaya, Kab.
Lampung Utara (nilai ekspansi 100-200%); Antanai (berwarna hitam perlitik
kompak) Penaga/tepi pantai (berwarna hitam keabuan perlitik kompak); G. Muhul
Kec. Belalau, Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi maksimum329%, berasosiasi
dengan tufa breksi, lava riolit dan dasit sebagai erupsi celah pada
Pilo-Plistosen)
d) Jambi:
S. Tutung
Kec. Air Hanga, Kab. Kerinci; G. Gantung S. Purgut dan S. Penuh (nilai ekspansi
100% terdapat dalam satuan batuan lava andesit)
e) Bengkulu
bukit Naning, Kotadonok, Bengkulu (terdapat
dalam bentuk bongkah dialiran sungai terdiri breksi vulkanik)
f) Sumatra Selatan
Gunung Batu
dan Ula Danau, Kec. Pulau beringin, Kab. Ogan Komering Ulu (nilai ekspansi
maksimum 75% sebagai fragmen dalam breksi tufa)
g) Jawa Barat
Ciasmara,
Kab. Bogor (nilai ekspansi 127% terdapat sebagai fragmen dalam breksi lahar dan
aliran lava gelas volkanik); G. Kiamis, Kec. Semarang, Kab. Garut (nilai
ekspansi 119% terdapat berselang-seling dengan obsidian diatas breksi);
Sentrijaya Kec. Karangnunggal, Kab. Tasikmalaya (terdapat sebagai aliran gelas
volkanik dalam tufa dasit-andesit dan sebagai fragmen dalam breksi.
h) Nusa Tenggara Barat
Dorodonggamasa, Kec. Sape Kab. Bima (nilai
ekspansi 300% sebagai gang dalam andesit)
i) Sulawesi Utara
Tataran Kec.
Tomohon kab. Minahasa (nilai ekspansi 176% terdapat sebagai sisipan dalam
aliran lava gelas volkanik riolitik)
j)
Pnomchat hill, Thailand
Merupakan
tambang perlit, di Pnomchat hill, di Provinsi Lopburi. Provinsi berjarak 200 km
dari Bangkok
Tambang Perlit, Pnomchat Hill-Provinsi
Lopburi, Thailand
B. Proses
Pembentukan
Perlit terbentuk karena
pembekuan magma asam yang tibi-tiba dengan tekanan yang tinggi dengan suasana basah. Komposisi utama adalah mineral silikat
berbutir sangat halus, terbangun oleh steroida-steroida kecil, ringan. Warnanya
abu-abu muda hingga abu-abu kehitaman. Perlit terdapat pada hasil letusan atau lelehan dibagian bawah atau
tengah. Hal ini di interpretasikan bahwa terjadinya perlit disebabkan oleh
proses pertilisasi selama atau pada waktu pembekuan. Proses tersebut
berlangsung pada temperatur tertentu yang disebabkan oleh berat
lapisan diatasnya. Selama pertilisasi berlangsung terjadi
penambahan air yang berasal dari batuan sekitarnya atau post magmatic
hydration. Pecahan-pecahan perlit berbentuk kulit bawang (union skin
fracture), mungkin disebabkan oleh gaya tarikan (strain) pada waktu
proses pendinginan.
Tebal
lapisannya mencapai ratusan meter. Umumnya batuan pengandung tersebut adalah
batuan piroklastik, sediment tufaan yang kadang-kadang mengandung kerakal (pebbles)
tersisipkan bersama-sama dengan anglomerat amygdaloidal. Perlit
yang terdapat pada batuan intrusi didekat permukaan
umumnya berbentuk kubah (dome), retas (dike), dan sill
C. Pengolahan Perlit
Perlit ini bila dipanaskan bertahap
hingga mencapai suhu antara 9500 – 10500 C,
akan mencapai perkembangan isi yang tetap dan maksimum. Sifat
perkembangan ini sangat penting untuk penggunaannya sebagai bahan baku
pembuatan bahan bangunan ringan. Menurut hasil penelitian perlit yang baik
mengandung SiO2 70%, air 2-5%, Na dan K sebanyak 5-8% berat.
Dengan susunan ini perlit akan mempunyai suhu kelembaban/pencairan rendah,
demikian pula suhu pemuaiannya tidak jauh berbeda. Banyaknya air yang
dikandungnya akan berpengaruh terhadap pemuaian. Air yang terlalu banyak akan
mengakibatkan desintegrasi. Beratjenis perlit sebelum diolah/dipanaskan antara
1,10-2,50, setelah dipanaskan menjadi 0,11-0,15.
D. Teknik
Penambangan
Dilakukan dengan sistem tambang terbuka. Karna
perlit merupakan bahan galian lunak, penambangan dilakukan dengan alat sederhana Secara umum, penambangan perlit dilakukan secara tambang terbuka.
Peralatan yang digunakan dapat yang sederhana hingga mekanis, tergantung kepada
kapasitas produksi (skala menengah ke atas), penggalian perlit dengan cara pemboran.
Tahap penambangan perlit terdiri atas :
•Pengupasan tanah penutup.
•Penggalian perlit, manual atau dengan pemboran dan peledakan.
•Pemuatan.
•Pengangkutan.
Produk tambang perlit berukuran 20 - 30 cm, atau sesuai dengan mesin peremuk utama yang digunakan.
Tahap penambangan perlit terdiri atas :
•Pengupasan tanah penutup.
•Penggalian perlit, manual atau dengan pemboran dan peledakan.
•Pemuatan.
•Pengangkutan.
Produk tambang perlit berukuran 20 - 30 cm, atau sesuai dengan mesin peremuk utama yang digunakan.
E. Perbaikan Alam/Reklamasi
.
F. Manfaat
Ø Bahan Bangunan Perlit
dimanfaatkan sebagai “very light aggregateI” untuk beton atau bata cetak
yang sangat ringan. Disamping itu perlit dapat pula meninggikan daya isolasi
terhadap panas dan suara/peredam, tetapi mempunyai daya tekan rendah.
Ø Dalam bentuk ukuran pasir
dipergunakan untuk penyaring air
Ø Menyerupai bentonit, zeolit, yang
dimanfaatkan sebagai penukar ion
Ø Pembuatan beton ringan,
Ø kosmetik
Ø campuran bahan makanan hewan dan tumbuhan
download ppt nya disini
DAFTAR PUSTAKA
Amarta,Rizki , 2011, Geologi Perlit, http://rizkimartarozi.blogspot.co.id/2011/01/geologi-perlit.html
Yahya, andy, 2013, Perlite Produk Letusan Gunung http://www.andyyahya.com/2013/01/share-perlite-produk-letusan-gunung.html
Anonim, 2011, Bahan Galian Industri, http://miner-padang.blogspot.co.id/2011/12/bahan-galian-industri-yang-berkaitan.html
No comments:
Post a Comment