batu perlit by nur yaumil - Articel Iftah Al-Muttaqin

Monday, April 25, 2016

batu perlit by nur yaumil



Perlit






Perlite (perlit) adalah salah satu batuan piroklastik, salah satu tipe dari volkanik-glass, yang dapat mengembang dan menjadi sangat berpori ketika dipanaskan. Berasal dari bahasa Perancis "Pearl", yang menunjukkan kilap mutiara dari batuannya. Ketika dipanaskan, perlit dapat mengembang hingga 20x dari volume sebenarnya. Prinsipnya sama seperti kita membuat pop corn, dimana volume akan mengembang, namun menjadi lebih ringan. Perlit umumnya berwarna abu-abu hingga hijau, namun bisa berwarna cokelat, biru, ataupun merah. Setelah dipanaskan, perlit akan berwarna abu-abu hingga putih .
A.  Sebaran/Potensi Perlit di Indonesia dan di luar Negeri
Sesuai dengan keterjadiannya, perlit selalu nerasosiasi dengan aktivitas gunung berapi, sehingga banyak kemungkinan keterdapatannya di Indonesia yang kaya akan gunung berapi.
Dari berbagai studi dapat diinventarisasi keberadaan, potensi dan hasil analisis kimia perlit di Indonesia adalah sebagai berikut :
a)  Pansurnapitu, Sumatra Utara
Perlit ditemukan di daerah Pansurnapitu, kecamatan Silindung, kabupaten Tapanuli Utara. Perlit berada dalam suatu endapan bersama dengan obsidian sebagai bongkah-bongkah di dalam tufa, berwarna keabu-abuan, dan keputihan agak lunak. Dari hasil pmeriksaan di laboratorium contoh perlit ini pengembangannya sampai 153,3% dari hasil crucible test.

b)  Bukit Sikaping, Sumatra Barat
Perlit di daerah ini ditemukan bersama dengan obsidian sebagai bongkah-bongkah dalam tufa. Perlitnya agak keras, nerwarna keabu-abuan, dengan faktor pengembangan 9,4% dari hasil crucible test. Bukit Rasam Kec. Lubuk Sikaping Kab. Pasaman (prosentase nilai ekspansi maksimum 51,51% H2O 0,03%, minimum 50,,00% H2O 2,83% terdapat sebagai bongkah dalam tufa); Bukit Sipinang Kec. Sepuluh Koto, Singkarak Kab. Solok (prosentase nilai ekspansi 945 terdapat sebagai bongkah dalam tufa dan berasosiasi dengan obsidian); Bukit Batu Kambing Kab. Solok (nilai ekspansi maksimum 63,15% H2O 0,05%, minimum 8,50% H2O 1,12% terdapat dalam Formasi Andesit)

c)  Mutaralam, Lampung
Perlit ditemukan sebagai aliran riolit dan berlokasi di daerah Mutaralam, Kecamatan SumberJaya, Kabupaten Lampung Utara. Hasil dari Laboratorium (crubble test) menunjukkan bahwa pengembangannya sebesar 269 . Mutar Alam Kec. Sumberjaya Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi 16,21- 269% berasosiasi dengan tufa riolit dan dasit dalam graben Gedongsurian); Gedong Surian, Kec. Sumber Jaya Kab. Lampung Utara (berasosiasi dengan tufa riolit dan dasit dalam graben Gedongsurian); Suwoh, Kec. Belalau, Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi maksimum 68,75%, berasosiasi dengan dasit, tufa breksi, sebagai hasil erupsi Pilo-Pleistosen pada sesar Semangko/Graben Suwoh); G. Asahan, desa Purnawiwitan, Kec. Sumber Jaya, Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi 100-200%); Antanai (berwarna hitam perlitik kompak) Penaga/tepi pantai (berwarna hitam keabuan perlitik kompak); G. Muhul Kec. Belalau, Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi maksimum329%, berasosiasi dengan tufa breksi, lava riolit dan dasit sebagai erupsi celah pada Pilo-Plistosen)
d)  Jambi:
S. Tutung Kec. Air Hanga, Kab. Kerinci; G. Gantung S. Purgut dan S. Penuh (nilai ekspansi 100% terdapat dalam satuan batuan lava andesit)

e)  Bengkulu
 bukit Naning, Kotadonok, Bengkulu (terdapat dalam bentuk bongkah dialiran sungai terdiri breksi vulkanik)

f)  Sumatra Selatan
Gunung Batu dan Ula Danau, Kec. Pulau beringin, Kab. Ogan Komering Ulu (nilai ekspansi maksimum 75% sebagai fragmen dalam breksi tufa)

g)  Jawa Barat
Ciasmara, Kab. Bogor (nilai ekspansi 127% terdapat sebagai fragmen dalam breksi lahar dan aliran lava gelas volkanik); G. Kiamis, Kec. Semarang, Kab. Garut (nilai ekspansi 119% terdapat berselang-seling dengan obsidian diatas breksi); Sentrijaya Kec. Karangnunggal, Kab. Tasikmalaya (terdapat sebagai aliran gelas volkanik dalam tufa dasit-andesit dan sebagai fragmen dalam breksi.

h)  Nusa Tenggara Barat
 Dorodonggamasa, Kec. Sape Kab. Bima (nilai ekspansi 300% sebagai gang dalam andesit)

i)   Sulawesi Utara
Tataran Kec. Tomohon kab. Minahasa (nilai ekspansi 176% terdapat sebagai sisipan dalam aliran lava gelas volkanik riolitik)

j)   Pnomchat hill, Thailand
Merupakan tambang perlit, di Pnomchat hill, di Provinsi Lopburi. Provinsi berjarak 200 km dari Bangkok






                     Tambang Perlit, Pnomchat Hill-Provinsi Lopburi, Thailand

B.  Proses Pembentukan
Perlit terbentuk karena pembekuan magma asam yang tibi-tiba dengan tekanan yang tinggi dengan suasana basah. Komposisi utama adalah mineral silikat berbutir sangat halus, terbangun oleh steroida-steroida kecil, ringan. Warnanya abu-abu muda hingga abu-abu kehitaman. Perlit terdapat pada hasil letusan atau lelehan dibagian bawah atau tengah. Hal ini di interpretasikan bahwa terjadinya perlit disebabkan oleh proses pertilisasi selama atau pada waktu pembekuan. Proses tersebut berlangsung pada temperatur  tertentu yang disebabkan oleh berat lapisan diatasnya. Selama pertilisasi berlangsung terjadi penambahan air yang berasal dari batuan sekitarnya atau post magmatic hydration. Pecahan-pecahan perlit berbentuk kulit bawang (union skin fracture), mungkin disebabkan oleh gaya tarikan (strain) pada waktu proses pendinginan.
Tebal lapisannya mencapai ratusan meter. Umumnya batuan pengandung tersebut adalah batuan piroklastik, sediment tufaan yang kadang-kadang mengandung kerakal (pebbles) tersisipkan bersama-sama dengan anglomerat amygdaloidal. Perlit yang terdapat  pada batuan intrusi  didekat permukaan umumnya berbentuk kubah (dome), retas (dike), dan sill

C.  Pengolahan Perlit
 Perlit ini bila dipanaskan bertahap hingga mencapai suhu antara 9500 – 10500 C, akan mencapai perkembangan isi yang tetap dan maksimum. Sifat perkembangan ini sangat penting untuk penggunaannya sebagai bahan baku pembuatan bahan bangunan ringan. Menurut hasil penelitian perlit yang baik mengandung SiO2 70%, air 2-5%, Na dan K sebanyak 5-8% berat. Dengan susunan ini perlit akan mempunyai suhu kelembaban/pencairan rendah, demikian pula suhu pemuaiannya tidak jauh berbeda. Banyaknya air yang dikandungnya akan berpengaruh terhadap pemuaian. Air yang terlalu banyak akan mengakibatkan desintegrasi. Beratjenis perlit sebelum diolah/dipanaskan antara 1,10-2,50, setelah dipanaskan menjadi 0,11-0,15.

D.  Teknik Penambangan
Dilakukan dengan sistem tambang terbuka. Karna perlit merupakan bahan galian lunak, penambangan dilakukan dengan alat sederhana Secara umum, penambangan perlit dilakukan secara tambang terbuka. Peralatan yang digunakan dapat yang sederhana hingga mekanis, tergantung kepada kapasitas produksi (skala menengah ke atas), penggalian perlit dengan cara pemboran.
Tahap penambangan
perlit terdiri atas :
•Pengupasan tanah penutup.
•Penggalian
perlit, manual atau dengan pemboran dan peledakan.
•Pemuatan.
•Pengangkutan.
Produk tambang
perlit berukuran 20 - 30 cm, atau sesuai dengan mesin peremuk utama yang digunakan.

E.  Perbaikan Alam/Reklamasi
.
F.  Manfaat
Ø  Bahan Bangunan Perlit dimanfaatkan sebagai “very light aggregateI” untuk beton atau bata cetak yang sangat ringan. Disamping itu perlit dapat pula meninggikan daya isolasi terhadap panas dan suara/peredam, tetapi mempunyai daya tekan rendah.
Ø  Dalam bentuk ukuran pasir dipergunakan untuk penyaring air
Ø  Menyerupai bentonit, zeolit, yang dimanfaatkan sebagai penukar ion
Ø  Pembuatan beton ringan,
Ø  kosmetik
Ø  campuran bahan makanan hewan dan tumbuhan







 download ppt nya disini







DAFTAR PUSTAKA


                     Amarta,Rizki , 2011, Geologi Perlit, http://rizkimartarozi.blogspot.co.id/2011/01/geologi-perlit.html
      Yahya, andy, 2013, Perlite Produk Letusan Gunung http://www.andyyahya.com/2013/01/share-perlite-produk-letusan-gunung.html




No comments:

Post a Comment