makalah batu genesis dari jumiati - Articel Iftah Al-Muttaqin

Monday, April 25, 2016

makalah batu genesis dari jumiati



1.    Pengertian  genes.
Batu genes adalah batuan metamorf berfoliasi yang terindikasi oleh “bands” (garis-garis) dan lensa dari berbagai komposisi mineral. Bands-bands dalam batuan ini biasanya mengandung mineral yang bertekstur granular, yang memperlihatkan orientasi memanjang (penjajaran) dari mineral penyusunnya. Penempilan dan tekstur inilah yang menjadi ciri utama batuan genes. Dengan kata lain, suatu batuan yang terdefinisi sebagai genes dilihat dari teksturnya, bukan dari komposisi mineral penyusunnya. Penampilan dan tekstur seperti inilah yang menjadi ciri utama batu genes, dengan kata lain suatu batuan yang terdefinisi sebagai genes dilihat dari teksturnya, bukan dari komposisi mineral penyusunnya.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0bfCfmujb9F-vXEY0uf9-9QEUgW6GXZ8Gyka-oZji43oh5EOURsvoVLkh45ekRCT4eLSG_7ml94lVfzVjZTOpRGZCfJEdrnzinxtw0Z0rmAgp7LzMWZyHNS9qwm8Js3dbiqdm8d8B69E/s1600/250px-augen-gneiss.jpg
                        Gambar 1.1 batu genes
Ganes juga dikatakan batuan matemorf dengan kristal-kristal yang kasar, biasanya berlapis-lapis akibat pemisahan mineral-mineral yang berbeda sehingga membentuk foliasi sekunder yang kasar. Terbentuk pada tempat yang dalam dan pada tingkat metamorfise, yang tinggi bersama-sama dengan struktur pegunungan lipatan. Pada prinsipnya gneiss berasal dari batuan beku silllicaous seperti granit, monozit kwarsa, syenite, dan granodiorit, tetapi dapat juga dari rhyolit, tuff, arkosa dan batu pasir feldspatik. Mineral-mineral utama pada gneis adalah kwarsa dan feldspat, sedangkan mineral-mineral yang lain adalah, biotite, horblende dan augite. Warna bervariasi tergantung pada warna mineral dominan yang ada. Pelapisan disini dihasilkan oleh pergantian warna-warna mineral yang terang dan gelap atau oleh perbedaan ukuran butir dengan pelapisan yang tebal dan kasar ataupun tipis. Sering mengandung mineral-mineral metamorf yang lain seperti garnet, epidot, tournaline, graphite, dan silimanite. Jika batuan beku (sebagian bahn induknya) adalah sari batuan mafic tertentu, mungkin greiss tersebut dapat berkembang manjadi serpentine olivin, augite, horblede dan biotite. Jika bahan beku (sebagian bahan induknya) dapat dikenal maka nama batuan dapat ditentukan seperti misalnya : gabbro gneiss, syenite gneiss ataupun granite gneiss. Gneiss yang berasal dari batuan sedimen, contohnya : quatzite gneiss conglomerate gneiss, politic gneiss (dari sedimen clay) dan calc gueniss (dari cilliceous limetone dan dolomite).
gneiss yang berbentuk oleh penerobosan mineral-mineral batuan beku kedalam folisasi akan menghasilkan campuran batuan dalam bentuk dike yang tipis dari material-material quartzfeldspathic. Ini disebut “injection” gneiss. Batuan ini tersebar luas dan mungkin menempati bagian terbesar dari tipe gneiss lainnya.

2.    Karakteristik batu Gneiss
Asal

Warna
Ukuran butir
Struktur
Komposisi

Derajat Metamorfisme
Ciri khas
:Hasil Metamorfisme batuan   pluto granit,shale dan siltstone
:Putih kebau-abuan
:Medium – Coarse Grained
:Foliated (Gneissic)
:Kuarsa, feldspar, amphibole, mika,dll
:Tinggi
:terlihat lapisan kuarsa dan feldsparyang berselang seling dengan lapisan amphibole dan mika

3.    Manfaat  batu Gneiss
Batu Gneiss atau genes biasanya sulit pecah seperti kebanyakan batuan metamorf lainnya. Hal ini memungkinkan genes dapat digunakan sebagai batu pecah pada konstruksi jalan, pondasi bangunan, dan proyek-proyek lansekap. Beberapa jenis genes dapat dibuat menjadi blok dan lempengan yang digunakan pada berbagai bangunan, paving, dan pagar. Beberapa genes juga dapat dipoles dan menghasilkan batuan arsitektur seperti ubin lantai, dinding, tapak tangga, kusen jendela, asbak, patung dan batu nisan.

4.    Proses pembentukan batu genes
Gneiss adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi, yaitu temperature 500C – 1200C dengan tekanan sekitar 5 kilobar.  Hampir dari semua jejak- jejak asli batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral mineral seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sedimen.
Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mineral  mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan. Kita dapat melihat bahwasannya tidak seperti pada batuan schist yang mempunyai pensejajaran mineral yang sangat kuat, batuan gneiss tidak retak atau hancur sepanjang bidang dari pensejajaran mineral tersebut, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut, hal ini tidak seperti kebanyakan bentuk bentuk perlapisan yang terdapat pada batuan schist. Dengan proses metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat berubah menjadi magmatite dan akhirnya terkristalisasi secara total menjadi batuan granit.
Genes biasanya terbentuk oleh metamorfisme regional di batas lempeng konvergen. Batuan ini merupakan salah satu jenis batuan metamorf berkualitas tinggi dimana butiran mineral penyusunnya direklistalisasi oleh suhu dan tekanan yang tinggi . reklistalisasi ini meningkatkan ukuran dan butiran mineral yang dipisahkan menjadi “bands” sebagai indikasi informasi yang menghasilkan batuan dan mineral yang lebih stabil dalam lingkungan pembentukannya.
Genes dapat terbentuk dalam beberapa cara . terbentuknya genes yang paling umum di mulai dengan batu serpih, yang merupakan batuan sedimen. Metamorfosis regional dapat merubah serpih (shale) menjadi batu sabak, lalu filit (fhyllite) kemudian sekis dan akhirnya menjadi genes. Selama transformasi ini partikel lempung diserpih berubah menjadi mika dan tumbuh bertambah besar. Akhirnya lembaran mika mulai mengkristal menjadi mineral berstekstur granular. Munculnya mineral berstekstur granular sebagaitanda proses terjadinya transisi ke genes.
Panas dan tekanan yang tinggi juga dapat membuat batu granit termetamorfosa menjadi batuan dengan tekstur ”bended ” yang dikenal dengan granit genes. Perubahan pada batu granit ini biasanya lebih kepada perubahan struktural dibanding dengan perubahan mineralogi. Granit genes juga dapat membentuk melalui metamorfosis batuan sedimen.  Produk akhir metamorfosisnya adalah batuan banded dengan komposisi mineralogi seperti granit.
5.    Penambangan batu gneiss
Proses penambangan menggunakan system penambangan terbuka karena segala kegiatan yang dilakukan berada pada tempat yang terbuka atau berhubungan dengan udara bebas. Penambangan ini dilakukan dalam skala kecil atau biasanya dilakukan oleh penduduk setempat.
6.    Reklamasi lahan bekas tambang
Melakukan penimbunan lahan kemudian menempelkan lapisan tanah yg subur (top soil) di lahan yang akan direklamasi. Ini bertujuan untuk memberikan lapisan penyubur sehingga memudahkan tanaman untuk tumbuh dan memberikan kekuatan menyangga tanah karena lahan eks tambang umumnya miskin unsur hara, memiliki porositas tinggi dan penyerapan air rendah.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7qbpknOdYJuK4hEd8UTNqEM6D5NnJZt6uli5556CRs7EimwWP-S2ZVSQcnnAaDkdU-v_cgtBCICpIPgryso2aHlz3fO0WLbS-ZJ0TxvZhLuwSnwEMr6JUPKeCMAGWeZAnf3ZgQgZjki8n/s200/top+soil.jpg
Kemudian lanjut ke tahap persiapan lahan yaitu dengan perataan lahan (contour leveling). Tahapan ini adalah meratakan sehingga nantinya memudahkan penimbunan top soil, menguatkan porositas da menyerap air. Reklamasi memang dapat dilakukan di lahan miring atau lereng meskipun akan ditemui banyak kesulitan. Lahan yang kemiringannya sudah diratakan akan memudahkan proses lanjut reklamasi. Pemadatan lapisan tanah untuk menstabilkan lereng ini dilakukan dengan tractor, grader atau bulldozer (sheep foot roller). Di beberapa lokasi lahan yang curam, maka pemadatan ini ditarik dengan bulldozer. Setelah tanah dipadatratakan, maka selanjutnya perlu dibuat saluran drainase untuk mengatur penyaliran.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtkQ6VNwsWEoyRxWerbgRBzaEu8Jtl5V-Fl2pwd4r38qI3yNQ9_LtLsVeIm36NPvuZjRKsfHuWkmlYH5o0-UWOkjbBwS2R0MyAQTxiACv08bxit-X-FpDlhh24-lGa1YW58yePWB5FCicU/s200/perataan.png
Tahapan selanjutnya setelah penyiapan lahan adalah proses hydroseeding. Hydroseeding adalah aktivitas penyebaran atau penyemaian lahan reklamasi dengan bibit tanaman perintis (umumnya yang digunakan adalah centrocema) yang sebelumnya telah dicampurkan dengan fertilizer dan aditif lainnya. Penyebaran dilakukan dengan truck hydro seeder. Hydro seeding ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanah sehingga tanaman akan mendapatkan lingkungan yang baik.

          Setelah penyiraman hydro seeding maka tanah akan ditumbuhi oleh tanaman cover crops seperti centrocema pubescence atau centrocema mole.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkcBg-fVDEU4S6Vt0DSX_GLlmt060qpdJNOS-Gxf5eHuI7LqmnfRKP9rpAu55mPhhpbTxnjFEu5k9wh2rjNdvNX8JcOvq1CbNLg8DFsHX03Fz5JKmzou5_QQdLfxC5r6ipUrWVZ4B2rjzO/s200/Hydroseeding.jpg

No comments:

Post a Comment