Madzab dan Tarjih - Articel Iftah Al-Muttaqin

Tuesday, May 24, 2016

Madzab dan Tarjih

Madzab dan Tarjih ?
 realita sekarang ada dua kubu. antara kubu bermadzab dan kubu tarjih yang jargonnya qur'an sunnah, keduanya sah-sah saja. yang satu mengatakan pintu ijtihad masih terbuka dan yang satunya sudah ditutup kecuali hukum kontemporer, sah-sah saja. tapi yang saya tak setujui itu satu, yaitu kelompok puritan yang suka mentarjih yang sering mencap orang yang bermadzab sebagai tidak murni dan tak sesuai qur'an sunnah. padahal kualitas ijtihad imam hanafi, maliki, syafii dan hambali itu lebih kredibel dan akurat dari pada kumpulan hasil tarjih yang titlenya hanya prof, dsb. tentu para imam madzab lebih luas ilmunya, makanya syarat mujtahid itu sangat berat. saya kadang heran jika ada orang merasa paling benar kualias fiqihnya dan yang lain di cap pemuja hadist dhaif dan jargon rancu "jangan ikuti ulama tapi ikuti nabi" padahal hakikatnya ulama adalah pewaris nabi, kadang saya heran jika kualitas imam yang empat di cap tak senonoh malah taklidnya ke dewan tarjih atau syaik saudi. seakan-akan yang benar cuma dari tarjih dan syaikh salafi. padahal realitanya hasil tarjih para puritan dan antar syaikh saudi kadang berbeda. padahal sebelum berijtihad para imam madzab juga sudah melakukan proses tarjih dahulu yang tentunya lebih luas dari tingkatan tarjih ormas saat ini. padahal wahabisme itu banyak menganut tradisi atau madzab hambaliyah. maka tidak heran orang yang tertarik pada aliran funfamental, puritan dsb di nusantara ini condongnya pada saudi, tak usah sebut nama maka hasil ijtihad mereka banyak pengaruh pada imam hambali dan Ibn Taimiyah, walau katanya mereka mengaku sebagai non madzab. mungkin hanya masalah lainnya yang beda, nah persoalan lainnya yang rancu kadang puritan semangat mentarjih yang paling shahih dari alquran dan sunnah tapi hasil tarjihnya malah berbeda-beda, seperti ormas si A dan si B yang sama-sama alquran sunnah non madzab itu masalah tertentu saja kadang beda, maka dari inilah islam tradisional seperti NU lebih menekankan pada madzab walau 2% dari 100% nya mungkin ada beda, tapi benang merahnya tetap pada imam syafi'i dan syafi'iyah. berbeda dengan kelompok non madzab dan puritanisme yang jargonnya alqur'an sunnah yang shahih maka selamanya akan tetap berbeda ,karena tarjih mereka dari hasil para ustadz -ustadz mereka bukan mutlak shahih ala nabi. tapi militansi para puritan non madzab inilah yang gencar menyerang kelompok bermadzab seperti NU, dengan memakai tradisi hambaliyah dan tarjih mereka, mereka menyerang NU dari berbagai arah, apalagi dengan jargon yang shahih ala mereka, padahal tingkatan shahih kan masih juga di perdebatkan antar muhadist. inilah yang membuat orang awam terkesima oleh jargon puritanisme, memang setiap kelompok sudah takdir dan pasti ada sisi positif negatifnya. mungkin sisi positif puritanisme ini ialah hasil atas ide pembaharuan dan pemikiran barat yang segalanya harus ilmiah oleh akal, berdiri sendiri, dsb makanya mereka selalu bernada anti taklid, atau sekedar mencap karomah wali sebagai khurafat yang tak bisa di analogikan.
maka dari status ini pesannya cuma satu, jangan terlalu fanatiklah kalau hanya masalah fiqih. kita boleh mempunyai pendapat tapi jangan mudah menghina pendapat lain dan merasa paling benar sendiri. berislam itu perlu ilmu dan cara bijak dalam menangani segala sesuatunya. Salam..
• Alfian EmDjv •

No comments:

Post a Comment