RAGAM WARNA DAN CORAK PEMIKIRAN DI NU, KEMAJUAN ATAU KEMUNDURAN - Articel Iftah Al-Muttaqin

Tuesday, May 24, 2016

RAGAM WARNA DAN CORAK PEMIKIRAN DI NU, KEMAJUAN ATAU KEMUNDURAN

RAGAM WARNA DAN CORAK PEMIKIRAN DI NU, KEMAJUAN ATAU KEMUNDURAN..
( yang bukan warga NU, dilarang komen)
Ketika Gus Dur masih hidup seluruh sepAk terjangnya, cukup membuat heboh dimedia cetak dan elektronik. Bagi orang NU, Gus Dur adalah sosok wali. Langkah dan cara menyelesaian masalah hanya cukup ber statemen dg cara yang unik. HUMOR . Dg tag line gitu aja kok repot.
Gus Dur, kaya dengan wacana, sy masih ingat betul ketika isu syiah menguat di indonesia yang konon membuat para kiai terkaget kaget, gus malah menegaskan " Nu itu ya syiah, syiah kultutal" , ujar beliau . Kemudian menjelaskan apa yang menjadi pemikiran beliau ttg statemen itu. Kiai kiai pun paham
Ketika, gus dur ditunjuk sbg komentator bola, kiai kiai kita terkaget kaget dan pro kontra pun terjadi. Ada yg setuju dan ada yang mengkritik dan gus dur, biasa biasa saja, puncanknya ketika gus Dur ditunjuk sbg dewan juri kebudayaan bersama.para artis. Yang kemudian maestro NU, alkarim kiai as'at Samsul arifin, bersuara "kiai kok jadi juri ketoprak" dan ahirnya memutuskan mufarraqah ( dg alasan yang sangat bisa.dipahami).
Dan karena sama sama maestro mufaraoqoh ini menjadi hal yang luar biasa. Namun, baik kiai as'at maupun Gus dur fine - fine saja. Maklum sama sama pendekar yang memahami ruh NU baik jama'ah maupun jam'iyah.
Kiai As'at.mewakili jutaan massa tradisional yg mewakili pesantren tersebar dipelosok desa, sang penjaga aswaja.
Sementara gus dur, mewakili tokoh publik yg berkiprah baik didalam negeri maupun luar negeri dg segmen pengikut yg juga "luar biasa".
Bagi pengamat yg tak suka dg NU, menganggap bahwa firoqnya duo maestro ini akan berahir dg hancurnya NU. Namun, mereka kecele karna baik kiai asat maupun gus dur fine fine saja. Dan NU malah semakin tenar dikancah nasional maupun internasional.
Namun bagi Pengamat yg brilyan sekelas nakamura dari jepang , juga pengamat barat, inggris, prancis terkesima dg cara NU mengemas perbedaan. Karena perbedaan pandangan tak mempengaruhi ruh dan patriotisme duo maestro ini yg tetap merawat NU dg segmen masing masing . Kiai as'at menjaga gawang NU agar aqidah NU dg dogtrin aswaja tetap tak bergeser di pesantren sedangkan Gus Dur tetap bergerak ke arah go publik. Go internasional. Dg gaya dan prototipe gus Dur yang kaya dg wacana, kaya solusi. Dengan merangkul para intelektual muda yg tersebar diberbagai kampus baik dalam maupun luar negeri.
Bahkan secara luas, beasiswa luar negeri baik timur tengah, eropa, barat mengalir pada anak anak muda NU yg haus akan ilmu pengetahuan.
Intinya..dg peristiwa diatas, bukan mengerdilkan NU malah justru.mempopulerkan NU. ...ada ke khasan didalam tubuh NU, dalam merawat perbedaan. Pola pikir yg berbeda hikmahnya baru bisa dirasakan setelah sang duo maestro meninggalkan kita selama lamanya. Alfatihah.
Pertanyaanya ragam corak warna pemikiran di NU. Kemajuan apa kemunduran menurut anda?? Sy pun hanya bisa tersenyum ...alfatihah...barokah poro yai...

No comments:

Post a Comment