BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar
belakang
Tumbuhan
tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular
organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik
dari lingkungan sekitarnya. Hara mineral diabsorpsi dari tanah oleh akar dan
akan bergabung dengan senyawa organik yang esensial untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Penggabungan hara mineral dengan senyawa organik membentuk
pigmen, kofaktor enzim, lipid, asam nukleat dan asam amino. Proses inilah yang
disebut dengan asimilasi hara mineral.
Asimilasi
nitrogen dan sulfur membutuhkan serangkaian reaksi biokimia yang komplek yang
membutuhkan energi. Asimilasi kation melibatkan pembentukkan komplek dengan
senyawa organik. Pada makalah ini diulas
mengenai reaksi primer untuk asimilasi dua unsur hara utama nitrogen dan
sulfur.
Nitrogen
merupakan elemen yang sangat esensial, menyusun bermacam-macam persenyawaan
penting, baik organik maupun anorganik. Nitrogen menempati porsi 1-2 % dari
berat kering tanaman. Ketersediaan nitrogen dialam berada dalam beberapa bentuk
persenyawaan, yaitu berupa N2 (72 % volume udara), N2O,
NO, NO2, NO3 dan NH4+. Di dalam
atanah, lebih dari 90% nitrogen adalah dalam bentuk N-organik.
Belerang atau sulfur adalah unsur
kimia Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau danmultivalent.
Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di
alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-
mineralsulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan
dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama
dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek
api, insektisida dan fungisida.
1.2
Rumusan
masalah
a. Apa
itu metabolisme nitrogen ?
b. Apa
yang dimaksud dengan siklus nitrogen ?
c. Bagaimana
proses yang terjadi pada siklus nitrogen ?
d. Apa
yang dimaksud dengan asimilasi sulfat ?
e. Apa
peranan dari nitrogen dan sulfur pada tumbuhan?
1.3
Tujuan
a. Mahasiswa
dapat mengetahui pengertian metabolisme nitrogen
b. Mahasiswa
dapat menjelaskan siklus nitrogen
c. Mahasiswa
dapat menjelaskan proses-proses yang terjadi pada siklus nitrogen
d. Mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian asimilasi sulfat
e. Mahasiswa
dapat mengetahui peranan nitrogen dan sulfur pada tumbuhan
BAB II
Pembahasan
2.1 Metabolisme
Nitrogen (N2)
Berbagai bentuk nitrogen dijumpai di
lingkungan kita. Perubahan berkesinambungan berbagai bentuk nitrogen oleh
proses fisika dan biologi merupakan daur nitrogen .Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer,
yaitu sekitar 78% dari udara. Nitrogen merupakan
unsur makro yang penting, tetapi unsur ini terdapat dalam jumlah
yang sedikit didalam tanah sedangkan yang diangkat tanaman cukup banyak. Sumber
nitrogen untuk tanaman adalah N2 atmosfer.
Dalam bentuk N2 nitrogen tidak
dapat langsung dimanfaatkan tanaman dan terlebih dahulu dirubah menjadi nitrat
atau amonium melalui proses tertentu
sehingga tersedia bagi tanaman.
Nitrogen bebas dapat
ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis
polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi
dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Sebagian besar
nitrogen yang terdapat di dalam organisme hidup berasal dari penambatan
(reduksi) oleh mikro organisme prokariot. Sebagian diantaranya terdapat di akar
tumbuhan tertentu atau dari pupuk hasil penambatan secara industry. Sejumlah
kecil nitrogen pindah dari atmosfer ke tanah sebagai NH4+
dan NO3- bersama air hujan dan diserap oleh akar. NH4+
ini berasala dari pembakaran industry, aktivitas gunung berapi dan kebakaran
hutan sedangkan NO3- berasal dari oksidasi N2
oleh O2 atau ozon dengan bantuan kilat atau radiasi ultraviolet,
sumber lain NO3- adalah samudera.
Penyerapan NO3-
dan NH4+ oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan untuk
membentuk berbagai senyawa nitrogen terutama protein. Pupuk, tumbuhan mati,
mikroorganisme, serta hewan merupakan sumber penting nitrogen yang dikembalikan
ke tanah tapi sebagaian besar nitrogen tersebut tidak larut dan tidak segera
tersedia bagi tumbuhan.
2.2 Siklus Nitrogen
Siklus
nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur nitrogen
menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat terjadi
secara biologis maupun non-biologis. Siklus nitrogen secara khusus sangat
dibutuhkan dalam ekologi karena ketersediaan nitrogen dapat mempengaruhi
tingkat Metabolisme Nitrogen 4 proses ekosistem kunci, termasuk produksi primer
dan dekomposisi. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil,
penggunaan pupuk nitrogen buatan, dan pelepasan nitrogen dalam air limbah telah
secara dramatis mengubah siklus nitrogen global. Sebagian besar nitrogen yang
terdapat di dalam organisme hidup berasal dari penambatan (reduksi) oleh mikro
organisme prokariot. Sebagian diantaranya terdapat di akar tumbuhan tertentu
atau dari pupuk hasil penambatan secara industry. Sejumlah kecil nitrogen
pindah dari atmosfer ke tanah sebagai NH4+ dan NO3-
bersama air hujan dan diserap oleh akar. NH4+ ini
berasala dari pembakaran industry, aktivitas gunung berapi dan kebakaran hutan
sedangkan NO3- berasal dari oksidasi N2 oleh O2
atau ozon dengan bantuan kilat atau radiasi ultraviolet, sumber lain NO3-
adalah samudera. Penyerapan NO3- dan NH4+
oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan untuk membentuk berbagai senyawa nitrogen
terutama protein. Pupuk, tumbuhan mati, mikroorganisme, serta hewan merupakan
sumber penting nitrogen yang dikembalikan ke tanah tapi sebagaian besar
nitrogen tersebut tidak larut dan tidak segera tersedia bagi tumbuhan.
Pengubahan
nitrogen organic menjadi NH4+ oleh bakteri dan fungi
tanah disebut Amonifikasi yang dapat berlangsung oleh berbagai macam
mikroorganisme pada suhu dingin dan pada berbagai nilai pH. Selanjutnya pada
tanah yang hangat dan lembab dan ph sekitar netral NH4+
akan dioksidasi menjadi nitrit (NO2) dan NO3-
dalam beberapa hari setelah pembentukkannya atau penambahannya sebagai pupuk
disebut dengan Nitrifikasi yang berguna dalam menyediakan energi bagi
kelangsungan hidup dan perkembangan mikroba tersebut. Selain itu terdapat pula
denitrifikasi yaitu suatu proses pembentukan N2, NO, N2O
dan NO2 dari NO3- oleh bakteri aneorobik yang
berlangsung di dalam tanah yang penetrasi O2- nya
terbatas, tergenang, padat dan daerah dekat pemukiman tanah yang konsentrasi O2
nya rendah karena penggunaannya yang cepat dalam oksidasi bahan organik.
Tumbuhan kehilangan sejumlah kecil nitrogen ke atmosfer sebagai NH3,
N2O, NO2, dan NO terutama jika diberi pupuk nitrogen
dengan baik.
Nitrat
sangat mudah larut dlm tanah sehingga cepat hilang krn proses pembusukan. Taraf
ketersediaan nitrogen dlm tanah tergantung pada banyaknya bahan organik,
populasi jasad renik, tingkat pembasuhan. Dlm keadaan alami terjadi
keseimbangan antara laju pertumbuhan dan gaya-gaya yg menentukan penyediaan
nitrogen dlm tanah. Pemanenan menyebabkan terkurasnya nitrogen krn pengambilan
bahan organik dan erosi. Hal ini menyebabkan pertanian intensif sangat
tergantung pada tambahan pupuk nitrogen. Awalnya nitrogen berasal dari sumber
organik, terutama guano (kotoran burung). Saat ini nitrogen dibuat menurut
proses Haber- Bosch: nitrogen + hidrogen amoniak.
2.3 Proses-Proses dalam
Siklus Nitrogen

Gambar 2.1 Siklus
nitrogen
Nitrogen hadir di
lingkungan dalam berbagai bentuk kimia termasuk nitrogen organik, amonium
(NH4+), nitrit
(NO2-), nitrat
(NO3-), dan gas nitrogen (N2). Nitrogen organik dapat berupa organisme hidup, atau humus, dan
dalam produk antara dekomposisi bahan organik atau humus dibangun. Proses siklus nitrogen mengubah nitrogen dari satu bentuk kimia lain.
Banyak proses yang dilakukan oleh mikroba baik untuk menghasilkan energi atau
menumpuk nitrogen dalam bentuk
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Diagram di atas menunjukkan bagaimana
proses-proses cocok bersama untuk membentuk siklus nitrogen .
1. Fiksasi Nitrogen
Proses
reduksi N2 menjadi NH4+ dinamakan penambatan
nitrogen. Proses ini dilakukan oleh mikroorganisme prokariot. Penambat N2
yang penting mencakup bakteri tanah yan hidup bebas di permukaan tanah atau di
dalam air, sianobakteri yang bersimbiosis dengan fungi pada lumut atau dengan
pakis, lumut, dan lumut hati, dan bakteri mikroba lainnya yang berasosiasi secara
simbiotik dengan akar, khususnya tumbuhan kacangan. Mereka berperan besar pada
rantai makanan di hutan, gurun , lingkungan air tawar dan laut, bahkan di
daerah kutub utara. Aktivitas akar tumbuhan, baik melalui pengeluaran nitrogen dari
bintil akar dan bahkan seluruh tumbuhan oleh mikroba. Sumbangan ini penting
dalam pertanian, misalnya campuran kacangan dan rumputan sering digunakan pada
padang penggembalaan. Pada tumbuhan yang tidak mempunyai akar akan menyerap
nitrogen dalam bentuk NO3- karena NH4+
akan dioksidasi menjdi NO3- oleh bakteri nitrifikasi.
Fiksasi
nitrogen simbiotik dilakukan oleh bakteri Rhizobium
yang bersimbiosis dengan tanaman
kacang-kacangan. Infeksi sistem perakaran berkaitan erat dengan pembentukan
“benang infeksi” pada rambut-rambut akar
tertentu oleh bakteri tersebut. Bakteri penambat nitrogen itu masuk ke dalam sel-sel tanaman inang melaui benang
terinfeksi tersebut. Beberapa sel tanaman itu menjadi terinfeksi diikuti dengan
pembelahan sel serta meningkatnya laju pembelahan sel, ini akan menghasilkan pembentukan
nodul (bintil) pada sistem perakaran.
Tahapan pembentukan bintil akar
tersebut sebagai berikut, :
1. Bakteri menginfeksi bulu akar.
2. Enzim dari bakteri merombak
dinding sel sehingga bakteri dapat masuk ke bulu akar
membentuk
struktur lir- benang yang di sebut benang infeksi yang terdiri dari
membran
plasmalurus dan memenjang dari sel yang terserang.
3. Bakteri membelah dengan cepat di
dalam benang yang menjalar , masuk dan
menembus
sel korteks .
4. Pada sel korteks sebelah dalam,
bakteri dilepas ke sitoplasma dan merangsang sel
(khususnya sel tetraploid) untuk membelah,
yang menyebabkan proliferasi jaringan
membentuk
bintil akar dewasa.


Gambar 2.2 Perkembangan bintil
akar di kedelai
Setiap bakteri yang membesar dan tidak bergerak disebut bakteroid. Bakteroid biasanya berada di sitoplasma secara berkelompok dan masing-masing dikeliingi oleh membran peribakteroid. Antara membran bakteroid dan kelompok bakteroid terdapat daerah yang disebut ruang peribakteroid.
Di luar ruang peribakteroid, di
sitoplasma terdapat protein yang dinamakan leghemoglobin, yang menyebabkan
bintil kacangan warnanya merah muda. Dan diperkirakan leghemoglobin mengangkut
O2 untuk bakteri. Penambatan Nitrogen di bintil akar terjadi secara
langsung di dalam bakteroid. Tumbuhan inang menyediakan karbohidrat bagi
bakteroid, yang akan dioksidasi sehingga diperoleh energi. Beberapa elektron
dan ATP yang diperoleh selama oksidasi di bakteroid digunakan untuk mereduksi N2
menjadi NH4+.
Reaksi penambatan nitrogen secara keseluruhan adalah
sebagai berikut, :
N2+ 8 e- + 16Mg
ATP +16H2O→2NH3 + H2 + 16Mg ATP + 16 Pi + 8H+
Enzim yang diperlukan adalah enzim nitrogenase
Tahapannya adalah sebagai berikut, :
Tahapannya adalah sebagai berikut, :
1. Respirasi
karbohidrad pada bakteroid menyebabkan reduksi NAD menjadi NADH atau NADP menjadi NADPH. Oksidasi piruvat
selama respirasi menyebabkan reduksi flavodoksin.
2. Kemudian Flavoduksin, NADH atau
NADPH mereduksi feredoksin.Nitrogenase menerima elektron dari flavodoksin
tereduksi, feredoksin atau bahan pereduksi
efektif lainnya saat mengkatalisis penambatan N2. Netrogenase terdiri
dari dua protein yang berlainan, yaitu protein Fe dan Protein Fe-Mo. Protein Fe
mengandung 4 atom besi sementara protein Fe-Mo mempunyai atom molibdenum dan 28
atom besi.
Baik molebdenun ataupun besi menjadi tereduksi, kemudian dioksidasi saat nitrogenase menerima elektron dari feredoksin dan mengangkutnya ke N2 untuk membentuk NH4. NH4 diangkut keluar dari bakteroid dan digunakan oleh tumbuhan inang. Di sitosol, yang mengandung bakteroid (bagian luar membran peribakteroid) NH4 diubah menjadi glutamin, asam glutamat, asparagin, dan ureida (alantoin dan asam alantoat).
Baik molebdenun ataupun besi menjadi tereduksi, kemudian dioksidasi saat nitrogenase menerima elektron dari feredoksin dan mengangkutnya ke N2 untuk membentuk NH4. NH4 diangkut keluar dari bakteroid dan digunakan oleh tumbuhan inang. Di sitosol, yang mengandung bakteroid (bagian luar membran peribakteroid) NH4 diubah menjadi glutamin, asam glutamat, asparagin, dan ureida (alantoin dan asam alantoat).
Mikroorganisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain : Cyanobacteria,
Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu ganggang hijau biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman
yang lebih tinggi, dan beberapa hewan (rayap), telah membentuk asosiasi
(simbiosis) dengan diazotrof. Selain dilakukan oleh mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga terjadi pada
proses non-biologis, contohnya sambaran petir. Lebih jauh, ada empat cara yang
dapat mengkonversi unsur nitrogen
di atmosfer menjadi bentuk yang lebih reaktif :
a. Fiksasi biologis: beberapa
bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan dengan tanaman polongan) dan beberapa bakteri yang hidup
bebas dapat memperbaiki nitrogen sebagai nitrogen organik. Sebuah contoh dari
bakteri pengikat nitrogen adalah bakteri Rhizobium mutualistik, yang hidup
dalam nodul akar kacang-kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah contoh dari
hidup bebas bakteri Azotobacter.
b. Industri fiksasi nitrogen : Di bawah
tekanan besar, pada suhu 600 C, dan dengan penggunaan katalis besi, nitrogen
atmosfer dan hidrogen (biasanya berasal dari gas alam atau minyak bumi) dapat
dikombinasikan untuk membentuk amonia (NH3). Dalam proses
Haber-Bosch, N2 adalah diubah bersamaan dengan gas hidrogen (H2)
menjadi amonia (NH3), yang digunakan untuk membuat pupuk dan bahan
peledak.
c. Pembakaran bahan bakar
fosil : mesin mobil dan pembangkit listrik termal, yang melepaskan berbagai
nitrogen oksida.
d. Proses lain: Selain
itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton dan
terutama petir, dapat memfiksasi nitrogen.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan penambatan
nitrogen antara lain :
a. Faktor
Lingkungan
Mencakup
kelembaban yang cukup, suhu hangat, sinar matahari yang terang, konsentrasi CO2
yang tinggi.
b. Faktor
Genetik
Mencakup
proses pengenalan yang dikendalikan secara genetis antara spesies bakteri dan
spesies atau varietasi tumbuhan kacangan dan kemampuan nitrogenase dari semua
organisme untuk mereduksi H+ dan persaingan dengan N2
serta tahap pertumbuhan
Pada dasarnya jumlah terbesar yang ditambah oleh tumbuhan asli tahunan dan tumbuhan kacangan pada pertumbuhan adalah saat perkembangan reproduksi.
Pada dasarnya jumlah terbesar yang ditambah oleh tumbuhan asli tahunan dan tumbuhan kacangan pada pertumbuhan adalah saat perkembangan reproduksi.
2. Asimilasi
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi
akar baik dalam bentuk ion nitrat
atau ion amonium. Sedangkan
hewan memperoleh nitrogen dari
tanaman yang mereka makan. Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium
dari tanah melalui rambut akarnya. Jika nitrat
diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion
nitrit dan kemudian ion amonium
untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada tanaman
yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat berasimilasi dalam
bentuk ion amonium langsung dari
nodul. Hewan, jamur, dan organisme heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam amino,
nukleotida dan molekul organik kecil.
Asimilasi merupakan Penyerapan dan penggabungan dengan unsur lain
membentuk zat baru dengan sifat baru. Senyawa Nitrat (NO3- )
diserap oleh tumbuhan mengalami proses asimilasi menjadi bahan penyusun organ
pada tumbuhan.
3. Amonifikasi
Jika
tumbuhan atau hewan mati, nitrogen
organik diubah menjadi amonium
(NH4+) oleh bakteri dan jamur. Proses reduksi
nitrat adalah pengubahan nitrit menjadi NH4. Nitrit yang
ada di sitosol diangkut ke dalam kloroplas di daun atau ke dalam proplastid di
akar.
Tahapan reduksi nitrit menjadi ammonium adalah sebagai berikut, :
Di daun, reduksi NO2 menjadi NH4 memerlukan enam elektron yang diambil dari H2O pada sistem pengangkutan elektron non siklik, pada kloroplas selama pengangkutan elektron ini, cahaya mendorong pengangkutan elektron dari H2O ke ferodksin (Fd).
Tahapan reduksi nitrit menjadi ammonium adalah sebagai berikut, :
Di daun, reduksi NO2 menjadi NH4 memerlukan enam elektron yang diambil dari H2O pada sistem pengangkutan elektron non siklik, pada kloroplas selama pengangkutan elektron ini, cahaya mendorong pengangkutan elektron dari H2O ke ferodksin (Fd).
Reaksinya adalah sebagai berikut :
3H2O + 6Fd + cahaya ———— 15 O2 + 6H + 6Fd
3H2O + 6Fd + cahaya ———— 15 O2 + 6H + 6Fd
Kemudian ferodoksin tereduksi memberikan 6 elektron yang digunakan untuk
mereduksi NO2 menjadi NH4,
reaksinya sebagai berikut, :
NO2 + 6Fd (Fe ) + 8H ——— NH4 + 6Fd (Fe ) + H2O
reaksinya sebagai berikut, :
NO2 + 6Fd (Fe ) + 8H ——— NH4 + 6Fd (Fe ) + H2O
Sehingga keseluruhan proses reduksi nitrit menjadi amonia adalah sebagai
berikut:
NO2
+ 3H2O + 2H + cahaya ——- NH4
+ 1,5 O2 + 2H2O
4. Nitrifikasi
Konversi amonium menjadi nitrat
dilakukan terutama oleh bakteri yang hidup di dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap
utama nitrifikasi, bakteri nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas
mengoksidasi amonium (NH4+)
dan mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-).
Spesies bakteri lain, seperti Nitrobacter,
bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit
menjadi dari nitrat (NO3-).
Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun bagi kehidupan
tanaman.
Proses nitrifikasi
dapat ditulis dengan reaksi berikut ini :
1.
NH3 + CO2 +
1.5 O2 + Nitrosomonas → NO2- + H2O
+ H+
2.
NO2- + CO2 +
0.5 O2 + Nitrobacter → NO3-
3.
NH3 + O2 →
NO2− + 3H+ + 2e−
4.
NO2− + H2O
→ NO3− + 2H+ + 2e
note :
"Karena kelarutannya yang sangat tinggi, nitrat dapat memasukkan air tanah.
Peningkatan nitrat dalam air tanah merupakan masalah bagi air minum, karena
nitrat dapat mengganggu tingkat oksigen darah pada bayi dan menyebabkan sindrom
methemoglobinemia atau bayi biru. Ketika air tanah mengisi aliran sungai,
nitrat yang memperkaya air tanah dapat berkontribusi untuk eutrofikasi, sebuah
proses dimana populasi alga meledak, terutama populasi alga biru-hijau. Hal ini
juga dapat menyebabkan kematian kehidupan akuatik karena permintaan yang
berlebihan untuk oksigen. Meskipun tidak secara langsung beracun untuk ikan
hidup (seperti amonia), nitrat dapat memiliki efek tidak langsung pada ikan
jika berkontribusi untuk eutrofikasi ini."
5. Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah
proses reduksi nitrat untuk
kembali menjadi gas nitrogen (N2),
untuk menyelesaikan siklus nitrogen.
Proses ini dilakukan oleh spesies bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium
dalam kondisi anaerobik. Contohnya Pseudomonas
denitrifikans.Mereka menggunakan nitrat
sebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama respirasi. Fakultatif
anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.
Denitrifikasi umumnya
berlangsung melalui beberapa kombinasi dari bentuk peralihan sebagai berikut:
NO3− → NO2− →
NO + N2O → N2 (g)
Proses denitrifikasi lengkap
dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks:
2 NO3− +
10 e− + 12 H+ → N2 + 6 H2O
6. Oksidasi Amonia Anaerobik
Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen (N2) gas nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar
dari konversi nitrogen unsur di
lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses
yang disebut oksidasi amonia anaerobik
NH4+ +
NO2− → N2 + 2 H2O
Tumbuhan membutuhkan nitrogen dalam
jumlah yang banyak karena merupakan penyusun utama komponen sel tumbuhan yaitu
asam amino. Tumbuhan yang sedang dalam pertumbuhan hanya mengandung sedikit
nitrat atau ammonia. Tanaman mengabsorpsi nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3‾),
walaupun ternyata ammonium (NH4+) dapat juga langsung
diabsorpsi tanaman. Efisiensi relatif absorpsi ammonium dan nitrat dipengaruhi
oleh pH (keasaman) tanah atau mungkin sistem pengambilan haranya yang berbeda.
Reduksi nitrat menjadi nitrat pada proses
asimilasi dalam tumbuhan dibantu dengan adanya enzim nitrat reduktase yang
berupa flavoprotein yang diatur oleh komponen logamnya yakni molibdenum.
Nitrogenase merubah gas N2 menjadi ammonia dalam mikroba pengikat N.
reduksi nitrat merupakan suatu proses enzimatik yang memerlukan energi. Ion
hidrogen dan energi diperoleh dari respirasi aerobik. Nitrat direduksi di dalam
akar (pada tanaman apel) dan di bagian pucuk yang terkena sinar (pada tanaman
tomat). Nitrogen ammonium diharapkan lebih cepat terpakai dalam sintesis
protein.
Tanaman leguminosa baik herba maupun
perdu/pohon mempunyai kemampuan mengikat N2 udara (bentuk N yang
tidak tersedia bagi tanaman) dan mengubahnya menjadi bentuk N yang tersedia
bila bersimbiose dengan bakteri Rhizobium. Jumlah N2 yang
ditambat bervariasi tergantung spesies leguminosa dan lingkungan tempat
tumbuhnya. Contohnya tanaman tomat yang dipakai dalam percobaan ini. Gejala
defisiensi nitrogen antara lain daun berwarna kuning pucat, ruas lebih pendek,
pertumbuhan daun semakin lambat, batang lebih pendek dan kurus, akar lebih
panjang, tapi lebih kecil, jika defisiensi berkelanjutan, ujung daun dan daun
yang terbawah menjadi nekrosis.
Tanaman memerlukan suplai nitrogen pada semua tingkat
pertumbuhan, terutama pada awal pertumbuhan. Tumbuhan
menyerap unsur N dalam bentuk ion NO3- dan (NH4+).
Peran unsur nitrogen, sebagai unsur utama adalah meningkatkan
produksi dan kualitasnya, untuk pertumbuhan vegetatif
(pertumbuhan tunas, daun, batang), pertumbuhan vegetatif
berarti mempengaruhi produktivitas
2.4 Asimilasi Sulfat
Sulfur adalah komponen asam
amino yang dibutuhkan untuk sintesis protein. Beberapa organisme dapat
memperoleh sulfur melalui asimilasi reduksi sulfat, sebagian lagi memperoleh
sulfur melalui reduksi senyawa sulfur seperti H.
Sulfur
adalah nutrisi utama bagi semua organisme. Tumbuhan memiliki keanekaragaman
hayati yang tinggi, metabolization dan akumulasi sulfur sehingga ada potensi
untuk menggunakan tanaman untuk fitoremediasi situs belerang-diperkaya. Sebuah
survei tanah diperkaya dengan sulfur baik secara alami atau aktivitas manusia
menunjukkan bahwa surplus sulfur sebagian besar disertai dengan surplus unsur
kimia lainnya yang dapat membatasi fitoremediasi karena terjadi co-elemen lebih
beracun untuk tanaman dari belerang. Selain itu, akumulasi unsur-unsur lain,
membuat bahan tanaman (nabati ekstraksi) kurang cocok untuk digunakan sebagai
pakan ternak dan untuk konsumsi manusia. Sulfur (S) asimilasi oleh tumbuhan
memainkan peran penting dalam siklus S di alam, dan metabolisme S berasimilasi
menyediakan berbagai senyawa yang bermanfaat bagi hewan, termasuk manusia.
Sangat penting untuk memahami mekanisme yang terlibat dalam metabolisme S
sistemik dalam rangka meningkatkan tanaman agronomi dan produksi tanaman makanan
dan Studi-studi ini dapat dianggap sebagai studi kasus penting yang memberikan
informasi mengenai mekanisme peraturan rumit yang terlibat dalam metabolisme
tanaman.
Tanaman
mengandung berbagai macam senyawa sulfur organik yang memainkan peran penting
dalam fisiologi dan perlindungan terhadap stres lingkungan dan hama. Senyawa
sulfur juga sangat penting untuk kualitas makanan dan untuk produksi nabati.
Sulfur merupakan salah satu dari enam unsur hara makro yang diperlukan oleh
tanaman dan ditemukan dalam bentuk asam amino Cys dan Met dalam berbagai
metabolit. Sebagai bagian dari molekul Cys, kelompok belerang, yang disebut
tiol, sangat nukleofilik (elektron-menyumbang), sehingga cocok untuk proses
redoks biologis. Saat teroksidasi, dua molekul Cys dapat membentuk ikatan
kovalen yang disebut ikatan disulfida, yang mudah rusak oleh reduksi untuk
membentuk dua kelompok tiol. Sulfur tersedia bagi tanaman terutama dalam bentuk
sulfat anionik (SO42-) hadir di tanah. Hal ini aktif
diangkut ke dalam akar dan kemudian didistribusikan ke seluruh bagian tanaman.
Sulfat dalam tanah terutama berasal dari pelapukan batuan. Sulfat yang ada di
atmosfer berasal dari industri. Gas sulfur dioksida (SO2) ini mudah
diserap dan diasimilasi oleh daun.
a. Aliran
Materi pada Siklus Sulfur
Siklus sulfur merupakan contoh aliran materi tipe sedimenter.
1.
Aliran
materi pada siklus sulfur dimulai dari pembentukan sulfur pada kerak bumi dan
atmosfer hingga melalui proses makan dan dimakan
2.
Tumbuhan
menyerap unsur sulfur dalam bentuk Sulfat (SO4)
3.
Aliran
materi berkaitan erat dengan aliran energi.
4.
Aliran
materi juga terjadi di dalam sel makhluk hidup.
5.
Aktivitas
manusia juga dapat mempengaruhi aliran materi

Gambar
2.3 Aliran materi dalam Siklus Sulfur
Sulfur terdapat dalam bentuk
sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan
kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.
Hidrogen sulfida (H2S) ini seringkali mematikan mahluk hidup di
perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan
menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan sulfat terjadi
melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan
komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur
sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S
digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi
menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Selain proses tadi, manusia
juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik membawa sulfur ke
atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4
kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman.
Dalam daur belerang,
mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai
berikut :
1. H2S → S → SO4 bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S (reduksi
sulfat anaerobik), bakteri Desulfovibrio.
3. H2S → SO4 (Pengoksidasi sulfide aerobik); bakteri Thiobacilli.
4. S organik → SO4+ , H2S,
masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan
anaerobik.
2.5 Peranan Nitrogen dan
Sulfur
a. Peranan Nitrogen
Ada
beberapa peranan nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman diantaranya adalah
memacu pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase vegetative, berperan
dalam pembentukan klorofil, dan merangsang perkembangbiakan mikroorganisme.
Peranan
nitrogen dalam tanaman yaitu mensintesis karbohidrat menjadi protein dan
protoplasma (melalui mekanisme respirasi) yang berperan dalam pembentukan
jaringan vegetatif tanaman. Sedangkan peranan nitrogen dalam tanah yaitu
nitrogen diserap tanaman dalam bentuk nitrat (NO3) dan ammonium (NH4),
akan tetapi nitrat akan segera tereduksi menjadi amonium melalui enzim yang
mengandung Mo.
Amonium merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan yang hidup di tanah masam, terutama tanah humus, nitrat,
merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan yang hidup di tanah netral atau basa
selanjutnya organic. Nitrogen udara merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan
yang bersimbiosis dengan organisme penambat nitrogen.
b. Peranan Sulfur
Pada
umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam-asam amino sistin,
sistein, dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin,
tiamin, ko-enzim A dan glutationin. Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan
dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah penyususn
protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfide antara rantai-rantai peptide.
Belerang merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme senyawa-senyawa
kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai activator, kofaktor atau regulator
enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman. Selain fungsi yang
dikemukakan di atas, peranan S dalam pertumbuhan dan metabolisme tanaman sangat
banyak dan penting, diantaranya (1) merupakan bagian penting dari ferodoksin,
suatu complex Fe dan S yang terdapat dalam kloroplas dan terlibat dalam reaksi
oksidoreduksi dengan transfer elektron serta dalam reduksi nitrat dalam proses
fotosintesis, (2) S terdapat dalam senyawa-senyawa yang mudah menguap yang
menyebabkan adanya rasa dan bau pada rumput-rumputan dan bawang-bawangan.
Belerang
dikaitkan pula dengan pembentukan klorofil yang erat hubungannya dengan proses
fotosintesis dan ikut serta dalam beberapa reaksi metabolisme seperti
karbohidrat, lemak, dan protein. Belerang juga dapat merangssang pembentukan
akar dan
2.6 Defisiensi
Unsur Nitrogen dan Belerang
Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)
1.
Warna daun hijau agak
kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun
menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga
seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah
yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
- Pertumbuhan
tanaman lambat dan kerdil
- Perkembangan
buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya
- Dapat
menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya
membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
- Dalam
keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian
bawah terus ke bagian atas.
Kekurangan unsur hara Belerang (S)
1.
Daun-daun muda mengalami
klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh
daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya
tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya
- Perubahan
warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak
berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada
daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan
sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease”
- Tanaman
tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman
berserat, berkayu dan berdiameter kecil
- Pada
tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
- Jumlah
anakan terbatas.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
1.
Dalam penggunaan nitrogen pada makhluk hidup diperlukan
berbagai proses, yaitu fiksasi nitrogen,
asimilasi, nitrifikasi, denitrifikasi.
2.
Perpindahan sulfat terjadi
melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan
komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur
sulfur, antara lain Desulfomaculum
dan Desulfibrio yang akan mereduksi
sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian
H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan
oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
3.
Nitrogen
merupakan salah satu unsur makro esensial yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanaman
menggunakan nitrogen dalam proses pembentukan DNA, RNA, maupun protein sebagai
pembangun jaringan tubuh tumbuhan. Nitrogen dapat diserap tanaman dalam bentuk
nitrat dan ammonium
4.
Sulfur
berperan dalam penyimpanan dan pembebasan energi karena sulfur merupakan
komponen penting asam-asam amino esensial penyusun protein tanaman maupun
hewan, seperti methionin, sistein, dan sistin, juga dalam pembentukan
polipeptida.
DAFTAR PUSTAKA
Asrun,
Adji.2012.Metabolisme nitrogen.
(Online).(http://www.slideshare.net/ajhieasrun/metabolisme-nitrogen-1, diakses 29
Oktober 2013 ).
Azizah.2011.PENGARUH
TIGA INOKULAN BAKTERI RhizobIum TERHADAP PEMBENTUKAN BINTIL AKAR TANAMAN
KEDELAI .(Online) . (http://
repository.unand.ac.id/17557/1/PENGARUH_TIGA_INOKULAN_BAKTERI__
Rhizobium_TERHADAP_PEMBENTUKAN_BINTIL_AKAR_TANAMAN_KEDELAI.pdf,
diakses pada 1 November 2013).
Devita, Aprilia.2012.Metabolisme nitrogen.(Online). (http://blog.ub.ac.id
/coretanku /2012/05/09/metabolisme-nitrogen/,
diakses 29 Oktober 2013).
Fandicka.2011.Proses fiksasi nitrogen oleh bintil akar. (Online).
(http://fandicka. wordpress.com/2011/04/04/proses-fiksasi-nitrogen-oleh-bintil-akar/,
diakses 1 November 2013).
Pelczar,
Michael J.1988.Dasar-dasar Mikrobiologi.Jakarta:Universitas
Indonesia.
Salisbury,Frank B,dkk.1992.Fisiologi tumbuhan JILID 2. Bandung: ITB.
No comments:
Post a Comment