Makalah HUBUNGAN PENGALAMAN BELAJAR DENGAN METODE MENGAJAR - Articel Iftah Al-Muttaqin

Thursday, October 13, 2016

Makalah HUBUNGAN PENGALAMAN BELAJAR DENGAN METODE MENGAJAR



HUBUNGAN PENGALAMAN BELAJAR DENGAN METODE MENGAJAR






Disusun Oleh :
ERIKA SIMAMORA
NIM.1205025037
HARTATIK SETIANI
NIM.1205025043

KELAS REGULER PAGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2013
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah yang berjudul “Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar” ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam bidang keguruan.
Makalah ini berisikan tentang metode mengajar yang dapat diterapkan kepada siswa guna membentuk pengalaman belajar yang dibangun atas kemampuan dan potensi siswa itu sendiri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari  semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin
Samarinda, 10 Februari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
kata Pengantar              …………………………………………………………….i
Daftar Isi                      ……………………………………………………………ii
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang   ……………………………………………………………1
Rumusan Masalah…………………………………………………………..2
Bab 2 Dasar Teori       ………………………………….………………………….3
Bab 3 Pembahasan      ……………………………………………………………..5
Bab 4 Penutup            …………………………………………………………….21







BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Belajar merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dengan memperoleh suatu informasi baru melalui pengalaman. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan. Kegiatan belajar dapat dialami oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain.
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bias dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan keterampilan,sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni dari dalam individu siswa berupa kemampuan internal dan faktor dari luar yakni lingkungan.
Pengalaman merupakan serangkaian proses dan peristiwa yang dialami oleh seseorang dalam kehidupannya yang terjadi pada suatu waktu. Pengalaman belajar merupakan suatu proses dan peristiwa yang dialami oleh setiap individu khususnya siswa dalam ruang lingkup tertentu sesuai dengan metode ataupun strategi pembelajaran yang diberikan oleh masing-masing pendidik. Setiap guru memiliki strategi mengajar yang berbeda dalam setiap mata pelajaran sehingga hal ini dapat mengisi pengalaman belajar siswa. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dikaji dalam pengalaman belajar yaitu salah satunya metode mengajar dari pendidik.
B.     Rumusan Masalah
1.       Apa hubungan pembelajaran dengan metode mengajar?
2.       Apa prinsip dan fungsi mengajar dalam pembelajaran?
3.       Apa saja jenis dan ranah  tujuan pembelajaran?
4.       Apa hubungan pengalaman belajar dengan metode mengajar?









BAB II
DASAR TEORI
A.    Pengertian Metode
Metode,adalah cara,yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan (Winamo Surakhmad).
Kadang-kadang metode juga dibedakan dengan teknik. Metode bersifat prosedural, sedangkan teknik lebih bersifat implementatif. Maksudnya merupakan pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan.

B.     Pengertian Mengajar
Ada beberaapa pengertian yang digunakan untuk mendefinisikan kegiatan mengajar antara lain :
1.      Definisi klasik menyatakan bahwa mengajar diartikan sebagai penyampaian sejumlah pengetahuan karena pandangan yang seperti ini, maka guru dipandang sebagai sumber pengetahuan dan siswa dianggap tidak mengerti apa – apa. Pengertian ini sejalan dengan pandangan Jerome S. Brunner yang berpendapat bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh siswa. 
2.      Definisi modern menolak Pandangan klasik seperti diatas, oleh sebab itu pandangan tersebut kini mulai ditinggalkan. Orang mulai beralih ke pandangan bahwa mengajar tidaklah sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan berusaha membuat suatu situasi lingkungan yang memungkinkan siswa untuk belajar. Para ahli pendidikan yang sejalan dengan pendapat tersebut antara lain : Nasution, yang merumuskan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik – baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadilah proses belajar mengajar. 
3.      Menurut Tyson dan Caroll menyatakan bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara guru dengan siswa yang sama – sama aktif melakukan kegiatan. Sedangkan Tordif berpendapat bahwa mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (guru) dengan tujuan membantu dan memudahkan orang lain (siswa) untuk melakukan kegiatan belajar. Adapun konsep baru tentang mengajar menyatakan bahwa mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, bagaimana berfikir dan bagaimana menyelidiki. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa aktivitas yang sangat menonjol dalam pengajaran ada pada siswa. Namun, bukan berarti peran guru tersisihkan, tetapi diubah, kalau guru dianggap sebagai sumber pengetahuan, sehingga guru selalu aktif dan siswa selalu pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru adalah seorang pemandu dan pendorong agar siswa belajar secara aktif dan kreatif.

BAB III
PEMBAHASAN

A.          Hubungan Pembelajaran dengan Metode Mengajar

Pembelajaran merupakan kegiatan yang banyak melibatkan aktivitas siswa dan aktivitas guru. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan adanya alternatif metode mengajar yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam prosesnya guru perlu menggunakan metode mengajar secara bervariasi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya.

1.         Prinsip dan Fungsi Metode Mengajar dalam Pembelajaran
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar, prinsip tersebut terutama berkaitan dengan faktor perkembangan kemampuan siswa, diantaranya:
a.          Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran (curriosity).
b.          Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni.
c.           Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.
d.         Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu (sikap skeptis).
e.           Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (berinkuiri) terhadap sesuatu topik permasalahan.
f.           Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak.
g.          Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri (independent study).
h.         Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama (cooperative learning).
i.           Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.
Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi prosesnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a.          Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b.          Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.
c.          Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran.
d.         Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran, apakah dalam kegiatan pembelajaran tersebut perlu diberikan bimbingan secara individu atau kelompok.
Memperhatikan beberapa prinsip dan fungsi metode mengajar di atas betapa metode mengajar ini sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru dalam melaksanakan pembelajaran harus secara analisis dan fleksibel menentukan metode apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesian.

2.         Jenis dan Ranah Tujuan Pembelajaran
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai mengenal beberapa tingkatan antara lain, tujuan yang paling tinggi yaitu Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), kemudian dijabarkan ke dalam Tujuan satuan Pendidikan (Institusional), Tujuan bidang Studi/Mata Pelajaran, dan Tujuan Pembelajaran (Instruksional).
Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, misalnya SD, SMP, SMU dan seterusnya. Tujuan bidang studi adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu mata pelajaran atau suatu bidang studi, sedangkan tujuan instruksional adalah tujuan yang harus dicapai dalam suatu pokok bahasan tertentu.
Menurut Benjamin S. Bloom (1956), dalam bukunya Taxonomy of Education Objectives, ranah tujuan pembelajaran terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotor.
a.      Kognitif
1)         Pengetahuan, lebih menitik beratkan pada kemampuan mengetahui, atau untuk mengingat sesuatu.
2)          Pemahaman, lebih menekankan pada kemampuan menterjemahkan, memahami sesuatu.
3)         Penerapan, lebih menekankan pada kemampuan membuat, mengerjakan atau menggunakan teori/rumus.
4)          Analisis, lebih menekankan pada kemampuan mengkaji, menguraikan, membedakan, mengidentifikasi dan seterusnya.
5)          Sintesis, Lebih menekankan pada kemampuan menggabungkan, mengelompokan, menyusun, dan membuat rencana program.
6)         Evaluasi, Lebih menekankan pada kemampuan menilai berdasarkan norma atau kemampuan menilai pekerjaan sesuatu.
b.      Afektif
1)         Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka.
2)          Partisipasi, lebih menekankan pada turut serta pada suatu kegiatan.
3)         Penilaian dan penentuan sikap.
4)         Organisasi.
5)          Pembentukan pola hidup, menekankan pada penghayatan hidup.
c.       Psikomotor
1)         Persepsi, lebih menekankan pada kemampuan berpendapat.
2)          Kesiapan, kemampuan bersiap diri secara fisik.
3)         Gerakan terbimbing, kemampuan dalam meniru pekerjaan yang lain atau meniru contoh.
4)         Gerakan terbiasa, keterampilan yang berpegang pada pola.

3.         Pentingnya Metode Mengajar dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran
Metode mengajar memiliki keterkaitan yang kuat dengan tujuan pembelajaran. Keterkaitan tersebut dapat dilihat dari gambaran perilaku yang harus dimiliki oleh siswa setelah jam pelajaran selesai dengan cara yang harus ditempuh untuk mencapai perilaku tersebut.

B.     Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar
Setiap metode mengajar masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dalam membentuk pengalaman belajar siswa, tetapi satu dengan yang lainnya saling menunjang. Pengalaman belajar (learning experience) yang diharapkan adalah terjadi adanya aktivitas belajar yang tinggi dari siswa. Pendekatan yang digunakan untuk membentuk pengalaman siswa adalah cenderung dengan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi dalam diri siswa.

1.      Jenis Metode Mengajar dan Pengalaman Belajar
Beberapa metode mengajar hubungannya dengan pengalaman belajar yang kemungkinan banyak atau sering digunakan oleh guru. Setiap metode mengajar masing-masing memiliki keunggulan dalam membentuk kemampuan siswa. Dalam prosesnya penggunaan metode harus dilakukan secara bervariasi yang memprioritaskan aktivitas siswa.

a.      Metode Ceramah (Lecture)
      Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan pelajaran secara lisan dari guru. Dalam metode ini memiliki karakteristik yaitu :
1)      Lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta dan ingatan.
2)      Sistem pembelajaran klasikal.
3)       Jumlah siswa relatif banyak.
4)       Lebih banyak satu arah.
5)      Lebih diutamakan gaya guru dalam berbicara, intonasi, improvisasi, semangat dan sistematika pesan.
Pengalaman belajar yang diperoleh oleh siswa, antara lain berlatih mendengarkan, menyimak, mengkaji apa yang diceramahkan, pemahaman konsep, prinsip, dan fakta, serta proses mencatat bahan pelajaran.
Keunggulan metode ceramah antara lain ekonomis waktu dan biaya, sasaran siswa relatif banyak, bahan pelajaran sudah dipilih, guru dapat mengulang secara mudah, lebih diutamakan gaya guru dalam berbicara, intonasi, improvisasi, semangat dan sistematika pesan.
Kelemahan metode ceramah antara lain sulit untuk siswa yang tidak terbiasa mendengarkan dan mencatat, kemungkinan menimbulkan verbalisme, sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa , guru sebagai buku pelajaran, cenderung belajar ingatan.
Untuk menunjang efektifitas penggunaan metode ceramah perlu dipersiapkan kemampuan guru dan kondisi siswa yang optimal. Kemampuan guru tersebut diantaranya:
a)         Teknik ceramah memungkinkan dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa.
b)         Memberikan ilustrasi yang sesui dengan bahan pelajaran.
c)         Menguasai materi pelajaran.
d)         Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistematik.
e)         Menguasai keseliruhan siswa dalam kelas.

Untuk kondisi siswa yang perlu diperhatikan dalam metode ini diantaranya adalah:
a)         Kemampuan mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran.
b)          Kemampuan awal yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
c)         Kondisi yang berhubungan dengan perhatian dan motivasi dalam belajar.

b.      Metode Diskusi
Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materi melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Dalam metode ini memiliki karakteristik pengalaman belajar (learning experience) sebagai berikut:
1)      Bahan pelajaran dengan topik permasalahan/persoalan.
2)      Adanya pembentukan kelompok.
3)       Ada yang mengatur pembicaraan.
4)      Aktivitas siswa berpendapat.
5)      Mengarah pada suatu kesimpulan.
6)      Guru lebih berperan sebagai pembimbing/motivator..
7)       Siswa sebagai objek dan subjek dalam pembelajaran.
8)      Melatih sistematika logika berfikir.
9)      Melatih bahasa lisan.

Pengalaman belajar yang diperoleh siswa antara lain, pemahaman terhadap persoalan belajar bersama, pendapat orang lain, pembentukan rasa solidaritas terhadap pengambilan keputusan, menerapkan cara menyelesaikan persoalan dan pendapat.
Keunggulan metode diskusi antara lain, siswa dapat bertukar pikiran, siswa dapat menghayati masalah, merangsang siswa  berpendapat, mengembangkan rasa solidaritas, membina kemampuan berbicara, siswa belajar memahami pikiran orang lain, dan memberikan kesempatan belajar.
Kelemahan metode diskusi antara lain, relatif memerlukan waktu yang banyak, apabila siswa tidak mamahami konsep dasar diskusi tidak efektif, terdapat perbedaan kemampuan perbendaharaan bahasa, guru tidak dapat membimbing maka diskusi tidak efektif.
 Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang keberhasilan diskusi diantaranya adalah:
1)      Mampu merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2)      Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan serta menarik kesimpulan.
3)      Mampu mengelompokan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa.
4)      Mampu mengelola melalui pembelajaran diskusi.
5)       Menguasai permasalahan yang didiskusikan.
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatiakan untuk menunjang  pelaksanaan diskusi di antaranya: Memiliki motivasi,
1)      perhatian, dan minat dalam berdiskusi.
2)      Mampu melaksanakan diskusi.
3)      Mampu belajar secara bersama.
4)      Mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat/ide.
5)      Mampu memahami pendapat orang lain.




c.       Metode Simulasi (simulation)
Metode simulasi merupakan metode mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Mengajar dengan simulasi objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya. Tetapi kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura.
Ada beberapa jenis model simulasi di antaranya adalah bermain peran (role playing) merupakan permainan dalam bentuk dramatisasi, sekelompok siswa melaksanakan kegiatan tertentu yang telah diarahkan oleh guru. Simulasi ini menitikberatkan pada tujuan untuk mengingat atau menciptakan peristiwa yang bermakna bagi kehidupan sekarang.  Sosiodrama adalah suatu kelompok yang belajar memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah individu sebagai makhluk sosial. Metode simulasi memiliki karakteristik yang berbeda dengan metode-metode yang lainnya, karakteristik tersebut:
1)      Kegiatan pembelajaran bukan pada objek sebenarny.
2)      Kegiatan secara kelompok.
3)       Aktivitas komunikasi.
4)      Alternatif untuk pembelajaran sikap.
5)      Peran guru sebagai pembimbing.
6)       Ada topik permasalahan
7)      Ada peran yang perlu dipermainkan.

Pengalaman belajar yang diperoleh siswa antara lain, pengalaman bermain peran, kemampuan kerja sama, sikap komunikasi, membuat keputusan, interaksi antar siswa, berpikir kritis, sosialisasi, pemahaman kejadian masa lalu dan menganalisis kejadian.
Keunggulan metode simulasi antara lain, siswa dapat berinteraksi sosial dengan lingkungan, siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, siswa dapat memahami permasalahan sosial, membina hubungan yang komunikatif dan siswa belajar memahami pikiran orang lain.
Kelemahan metode simulasi antara lain, Relatif memerlukan waktu yang banyak, apabila siswa tidak memahami konsep simulasi tidak akan efektif, sangat bergantung pada aktivitas siswa, pemanfaatan/bantuan sumber belajar sulit, adanya siswa yang lambat, kurang minat dan kurang motivasi simulasi kurang berhasil.
Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang metode simulasi diantaranya:
1)      Kemampuan dalam membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan peran dalam simulasi.
2)      Memberikan ilustrasi.
3)       Menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi tersebut.
4)      Dapat mengamati secara proses, simulasi yang dilakukan oleh siswa dengan baik.
Adapun kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan dalam penerapan metode simulasi adalah:
1)      Kondisi minat, perhatian dan motivasi siswa dalam bersimulasi.
2)       Pemahaman terhadap pesan yang akan disimulasikan.
3)       Kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan.



d.      Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukan proses tertentu. Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam pelaksanaan demonstrasi guru harus yakin bahwa seluruh siswa dapat memperhatikan (mengamati) terhadap objek yang akan didemonstrasikan. Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta mengorganisasi kelas, jangan sampai guru terlena dengan demonstrasinya tanpa memperhatikan siswa secara menyeluruh.
Karakteristik  Metode Demonstrasi yaitu :
1)      Mempertunjukan objek yang sebenarnya.
2)       Ada proses peniruan.
3)      Ada alat bantu yang digunakan.
4)      Memerlukan tempat yang strategis yang memungkinkan siswa aktif.

Pengalaman belajar yang diperoleh siswa antara lain mengamati sesuatu pada objek sebenarnya, berfikir sistematis, pemahaman terhadap proses sesuatu, penerapkan sesuatu cara secara proses, dan menganalisis kegiatan secara proses.
Keunggulan metode demonstrasi antara lain Siswa dapat memahami sesuai objek sebenarnya, dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa, siswa dibiasakan untuk kerja secara sistematis, siswa dapat mengamati sesuatu secara proses dan siswa dapat membandingkan pada beberapa objek.
Kelemahan metode demonstrasi antara lain Dapat menimbulkan berfikir konkrit saja , bila jumlah siswa banyak efektivitas demonstrasi sulit dicapai, bergantung pada alat bantu, bila demonstrasi guru tidak sistematis, demonstrasi tidak berhsil dan banyak siswa yang kurang berani.
Kemampuan guru yang perlu diperhatikan untuk menunjang keberhasilan demonstrasi. Kemampuan tersebut diantaranya:
1)         Mampu secara proses tentang topik yang dipraktikkan.
2)         Mampu mengelola kelas, menguasai siswa secara menyeluruh.
3)         Mampu menggunakan lat bantu yang digunakan.
4)          Mampu melasanakan penilaian proses.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang demonstrasi adalah:
1)         Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang akan didemonstrasikan.
2)         Memahami tentang tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan.
3)         Mampu mengamati proses yang dilakukan oleh guru.
4)         Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi.

e.       Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode mengajar dalam penyajian atau pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara proses.
Dengan eksperimen dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil pekerjaan. Dan setelah eksperimen selesai siswa ditugaskan untuk membanding-bandingkan dengan hasil eksperimen yang lain diskusikan bila ada perbedaan dan kekeliruan (Winarno: 1980: 90, Dalam bukunya Metodologi pengajaran Nasional ).
Karakteristik Metode Eksperimen  yaitu:
1)      Ada alat bantu yang digunakan.
2)      Siswa aktif mencoba.
3)       Guru membimbing.
4)      Tempat dikondisikan.
5)      Ada pedoman untuk siswa.
6)       Ada topik yang dieksperimenkan.
7)      Ada temuan-temuan.
Pengalaman belajar yang diperoleh siswa antara lain, mengamati sesuatu, membuktikan hipotesis, menemukan hasil percobaan, membuat kesimpulan, dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
Keunggulan metode eksperimen antara lain, dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, dapat membangkitkan rasa ingi menguji sesuatu, menimbulkan rasa kurang puas, ingin lebih baik, isi pembelajaran dapat bersifat aktual, siswa mampu membuktikan sesuatu, dan dapat mengembangkan sikap kritis dan ilmiah.
Kelemahan metode eksperimen antara lain, Memerlukan alat pembelajaran, memerlukan waktu yang relatif banyak, bila siswa kurang motivasi maka eksperimen tidak akan sukses, sedikit sekolah yang memiliki sarana untuk eksperimen, siswa belum terbiasa dengan eksperimen.
Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar metode eksperimen berhasil dengan baik diantaranya :
1)         Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesa sampai pada pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan eksperimen.
2)          Menguasai konsep yang dieksperimen.
3)         Mampu mengelola kelas.
4)         Mampu memberikan penilain secara proses.
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk
menunjang eksperimen adalah:
1)         Memiliki motivasi, perhatian dan minat eksperimen.
2)          Memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen.
3)         Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja keras.


BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Pemilihan Metode mengajar harus mempertimbangkan pengembangan kemampuan siswa yang lebih kreatif, inovatif dan dikondisikan pada pembelajaran yang bersifat problematis. Pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dan belajar secara kelompok. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar diantaranya adalah faktor tujuan pembelajaran, karakteristik materi pelajaran, faktor siswa, alokasi waktu, dan fasilitas penunjang.
     Pengalaman belajar (learning experience) merupakan suatu proses atau hasil kegiatan belajar yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam membentuk pengalaman belajar siswa cenderung menggunakan metode-metode yang memiliki kadar CBSA (Cara Belajar siswa Aktif) dan keterampilan proses, serta metode mengajar digunakan secara multi metode dan bervariasi.
Kondisi-kondisi yang perlu diidentifikasi dalam pencapaian tujuan belajar terdiri atas kondisi internal,yaitu kondisi-kondisi yang berasal dari dalam diri siswa dan kondisi eksternal, yaitu kondisi-kondisi yang timbul dari luar diri siswa.




DAFTAR PUSTAKA

Bloom, B.S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives, the classification of education Goals, Hand Book I: Cognitif domain . NewYork: Longman.
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Dirjen Dikti Depdikbud.
Syaiful. B. Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Udin. S. Winataputra, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Anonim. 2012. Hubungan Pembelajaran dengan Metode Mengajar. http://kittytembem. blogspot.com/2012/06/hubungan-pembelajaran-dengan-metode.html
Anonim. 2011. Hubungan Belajar dengan metode mengajar. http://otomotifkipunsri. blogspot.com/2011/02/strategi-belajar-dan-pembelajaran_24.html#!/2011/02/strategi-belajar-dan-pembelajaran_24.html
Anonim. 2010. Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar.http://javacellmedia. blogspot.com/2010/03/hubungan-pengalaman-belajar-dengan.html#!/2010/03/hubungan-pengalaman-belajar-dengan.html




No comments:

Post a Comment